34. Truth, Dare, and Drink

2.9K 479 104
                                    

Jefri melempar senyum ke teman-temannya, ia merangkul Joana santai dan berjalan mendekat ke meja yang ia tempati biasa.

"Joana boleh gabung kita, kan?" Tanya Jefri ke teman-temannya lalu menaik-turunkan alisnya, bangga.

Yuki mengangguk semangat dan berdiri sambil mengulurkan tangan, "Hai Gue Yuki, pacar Lucas. Gue banyak denger cerita tentang lo tauuu dan finally gue bener-bener ketemu sama lo."

Joana tersenyum canggung dan menyambut uluran tangan Yuki, "Gue Joana. Maaf gue kayak ganggu acara kalian gak, sih? Gue jadi gak enak, gini. Hng.. tapi izin gabung, ya? Seneng ketemu kalian."

Lucas pun ikut berdiri, "Kita gak ada acara apa-apa, Jo, cuma ngumpul-ngumpul doang, kita malah seneng lo dateng jadinya si Jep gak jadi nyamuk mulu."

Yuki tergelak, "Bener banget!" Yuki mendorong bahu Jefri pelan, "Akhirnya kesampean ya lu ngajak Joana kesini."

Jefri mengangkat dagunya tinggi-tinggi dan memasang tampang angkuh, "Yoi dong."

"Duduk, Jo. Terserah dimana aja, bebas." Lucas mempersilahkan.

Joana mengangguk lalu duduk di depan Syaluna dan di sampingnya Jefri. Yuki pun ikut mendudukan diri, ia melihat Syaluna tersenyum sambil melambaikan tangan kepadanya yang dibalas dengan senyuman juga oleh Joana. Sementara Taksa yang berada tepat di samping Syaluna sedari tadi hanya diam bergeming, bahkan terkesan menghindari tatapannya.

Sejujurnya ia dan Jefri akan memakan kepiting sesuai rencana awal mereka tadi, tetapi ketika dia dan Jefri sudah berada di warung kepiting yang di katakan Jefri tadi, ternyata kepitingnya sudah habis terjual. Membuat Jefri membelokkan tujuan kesini.

Jujur Joana pikir ini hanya Cafe biasa yang sering Jefri kunjungi, dan ia juga tidak expect akan menemukan banyak manusia yang ia kenal disini, terlebih ia menemukan Taksa. Harusnya Joana dari awal menolak ajakan Jefri. Joana benar-benar dalam masalah sekarang.

"Kalian abis dari mana?" Kini Syaluna memulai pembicaraan.

"Ngedate dong!" Ceplos Jefri membuat Joana memukul paha Jefri pelan.

Joana mengibaskan tangannya cepat, "Bukan-bukan cuma hng.." Kalimat Joana tertahan saat di lihatnya Taksa memusatkan perhatian padanya, "Abis ke hng..."

"Kemana, Jo?" Tanya Lucas penasaran karena Joana terlihat menggantungkan kalimatnya.

"Kepo deh lu!" Sengak Jefri.

"Ye si anjing." Lucas mengambil korek bermaksud ingin membakar rokoknya, namun di tahan oleh Taksa membuat Lucas memandangnya bingung.

"Jangan ngerokok." Ucap Taksa tiba-tiba.

"Hah? Kenapa?"

"Joana gak suka asap rokok."

Joana yang merasa namanya disebut sontak melihat ke arah Taksa, " Eh-gak pa-pa kok santai aja, kalo lo mau ngerokok gak pa-pa, Kas. Ngerokok aja."

Joana merasa tidak enak ke Lucas.

"Kalo mau ngerokok di luar aja, Kas." Lagi-lagi Taksa menyaut.

"Eh-Lo apa sih? Gue sumpah demi apapun gak pa-pa." Joana benar-benar canggung saat ini.

Yuki akhirnya merebut lalu menyimpan rokok dan pematik api Lucas ke dalam tasnya, "Kamu udah kebanyakan ngerokok, sekarang udah dulu, masa lagi ngumpul gini kamu ngerokok, sih? Asapnya ganggu tau gak?!" Yuki seakan menengahi.

Lucas melihat Yuki dan Yuki mengancam Lucas dari sorot matanya membuat Lucas menunduk dan menurut.

Joana tersenyum seperti meminta maaf kepada Lucas. Lagian Taksa apa-apansih? Joana kan menjadi semakin canggung kalau diginiin.

DENGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang