"Aku membencimu."
"Jangan pernah bicara lagi denganku atau Mogan."
Mengapa perkataan gadis itu selalu ada di pikiranku? Ada perasaan yang mengganjal mengenai gadis itu. Yang aku tahu, gadis itu berbeda. Selama aku bersekolah, tidak ada orang lain yang membicarakan sifatku di depan wajahku. Mereka akan membicarakannya di belakang karena mereka tahu betapa besar kuasa Keluarga Taketa.
Dasar sampah.
Aku dan adikku dididik untuk menjadi yang terbaik. Kami tidak boleh menampakkan sedikit kelemahan. Semenjak kematian Lynn, aku yang akan menjadi pemimpin seluruh cabang perusahaan di Jepang. Bagiku itu tidak masalah. Aku sudah melihat perjuangan Lynn untuk menjadi pemimpin wanita yang hebat, tetapi dia terpaksa berhenti di tengah jalan. Penyakit itu membunuhnya di usianya yang masih muda.
"Aku yakin kamu akan menjadi seseorang yang terpandang dan semua orang akan mengagumimu. Mereka pasti akan terpesona dengan rambutmu. Kamu tampak bersinar ketika di bawah matahari." Lynn mengatakannya ketika kami bertiga menghabiskan waktu di taman. Hanya Lynn, aku, dan adikku.
Rambut silverku menurun dari Ibu. Dari tiga bersaudara, hanya aku yang memiliki rambut silver. Padahal, aku selalu berharap Lynn yang memiliki rambut silver ini. Dia akan menjadi sangat cantik dan aura menawan akan terpancar darinya. Akan tetapi, Lynn terlahir dengan rambut cokelat. Walau begitu, Lynn selalu memuji betapa bagusnya rambutku. Dia menjadi alasan utamaku untuk menjaga rambutku tetap terawat, bahkan sampai kematian menjemputnya.
Ah, aku jadi kembali mengingat kenanganku bersamanya. Kenangan yang begitu berharga bagiku dan adikku.
"Tolong antarkan aku ke toko bunga lalu ke makam Lynn onee-sama," ucapku ketika aku masuk ke mobil.
"Baik, Tuan Muda."
---
"Lama tak jumpa, nee-sama. Bagaimana kabarmu? Apakah kamu senang di sana? Ini, aku bawakan bunga favoritmu." Aku meletakkan sepuluh tangkai Bunga Suisen di atas makam Lynn. Angka sepuluh adalah angka keberunungan Lynn, tetapi angka itu juga menjadi pertanda kematiannya.
"Maaf tidak menemuimu untuk waktu yang lama. Ayah sudah mulai memberi pekerjaan, jadi waktuku terbatas. Maaf jika sifatku buruk. Aku yakin nee-sama selalu memperhatikanku. Aku ingin melampiaskan kekesalanku dengan berkelahi. Iya, aku tahu itu adalah hal yang salah. Akan tetapi, sejak kepergianmu, aku tidak bisa mengatakan hal yang aku pikirkan. Aku sangat rindu padamu."
Aku menatap batu nisan yang bertuliskan Taketa Lynn dan tanggal kematiannya, 10 April. Terdapat foto Lynn di balik bingkai kaca yang tersimpan di dalam batu nisannya. Rambut cokelat yang panjang dan indah, dia selalu mengikat rambutnya dengan ikatan ekor kuda. Senyuman yang selalu mengambang di wajahnya membuat pesonanya meningkat.
Anan. Ah, mengapa aku mengingat gadis itu?
"Hari ini aku bertemu dengan seorang gadis baru. Dia berbeda dengan orang lain. Aku tidak menyangka dia terang-terangan mengatakan bahwa rambutku indah sekaligus sifatku yang buruk. Menyedihkan, bukan? Aku seolah mengotori rambutku dengan sifatku. Maaf."
Hening.
"Apa yang harus kulakukan, nee-sama? Tanpa kehadiranmu dan Hase, aku merasa sendiri." Aku menunduk putus asa. Sementara matahari mulai terbenam, aku masih hanyut dalam pikiranku di depan makan Lynn.
---
Sudah seminggu berlalu dan gadis itu tidak merasa keberatan sama sekali. Aku awalnya ingin mengikuti perkataannya, tetapi semakin lama perasaanku semakin berantakan. Aku selalu mengawasinya diam-diam saat dia tidak memperhatikan. Dia selalu baik pada orang-orang terdekatnya, terlebih pada lelaki serigala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After I Meet You
Teen Fiction[Side Story] Sebuah cerita sampingan yang menyuguhkan kehidupan SMA di Jepang bersama tokoh-tokoh utama Silver Goals. Apakah mereka bisa menyelesaikan pendidikan mereka dengan tenang? Ataukah hari-hari mereka akan berisi perselisihan? Sebuah masa ya...