"Dirandraaa..."
Ahh suara mama, aku melihat Jam tangan kecil yang melingkar di tanganku menunjukkan sudah pukul 06.20, aku meletakkan bedak yang telah ku gunakan di meja rias, lalu memoles sedikit lipbalm dibibir. Sebelum benar benar meninggalkan kamar, langkahku sedikit tertahan. Aku diam sejenak, mengingat ingat apa yang masih perlu kumasukkan dalam tas atau apa yang perlu aku pakai. Rasanya seperti ada yang kurang, tapi aku tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang kurang."Iya maaaa..." Sahutku sembari keluar kamar menenteng tas ransel sekolahku.
" Ayok sarapan dulu, nanti kamu telat, jangan terlalu lama kamu di depan kaca"
"Iya ma, iya ini udah selesai kok, aku nggk sarapan ya ma, biar aku bawa aja ke sekolah sarapannya."
"Loh kenapa nggk makan dulu?
"Takut telat ma." Kataku sembari memakan selembar roti tanpa selai.
"Makanya jangan terlalu lama depan kaca kamu tuh, bengong dulu depan kaca, baru bersiap, ngabisin waktu tau...."
Ya, ceramah mama setiap pagi memang tidak salah. Setelah semua siap rutinitas ku sebelum berangkat ke sekolah adalah memeluk dan mencium tangan ibuku sambil meminta doa nya."Ma, doain Diran ya, semoga hari ini lancar ya ma, semoga tahun ajaran ini Diran bisa banggain mama ya ma."
"Mama selalu doain kamu yang terbaik nak, berjuanglah sampai apa yang kamu inginkan terwujud nak. Mama sama Papa dukung apapun cita cita kamu nanti selagi itu baik, Udah sana berangkat nanti kesiangan."
"Aku berangkat ya ma, mama hati hati dirumah." Ucapku sambil melambaikan tangan pada mama.Sebenarnya letak rumah dan sekolahku tak begitu jauh, bisa ditempuh dengan berjalan kaki, mungkin sekitar 10 menit jika berjalan kaki, tapi jika diantar menggunakan sepeda motor waktunya tak sampai 5 menit. Karna Papa masih di luar kota, sejujurnya papa pulang tak tentu terkadang dua hari sudah pulang terkadang berminggu-minggu, dan aku hanya bisa memaklumi pekerjaan Papa.
Berjalan kaki ke sekolah juga tidak buruk, bagus untuk kesehatan. Tinggal beberapa belokan dan aku sampai di sekolah. Sampai tinggal satu belokan lagi, dan sekolah mulai terlihat. Kulihat beberapa guru berdiri di depan gerbang, untuk memeriksa apakah murid murid mengikuti aturan sekolah atau tidak. Saat hampir sampai didepan gerbang, terlihat beberapa murid ditahan di dekat pos satpam bersama guru BK, karna melanggar aturan, beberapa dari mereka memakai kaos kaki warna warni dibawah mata kaki, tidak memakai dasi dan sabuk.
Tinggal beberapa langkah lagi aku hampir sampai didepan gerbang sekolah, seseorang menarik tasku kebelakang sehingga aku berjalan mundur dengan cepat, untung saja saat berjalan mundur karna ditarik orang ini aku tidak terjatuh. Orang ini menarik ku bersembunyi di belakang gapura sebelum ada guru yang melihat.
Belum sempat aku berbicara untuk mengomeli orang yang menarik ku kebelakang gapura ini, dia telah menyodorkan sebuah dasi padaku, saat berbalik untuk melihat siapa orang ini, ternyata dia adalah teman sekelas ku, saat memeriksa seragam sekolah yang kupakai, ternyata aku tidak memakai dasi, dan ya yang ku lupakan tadi adalah dasi. Belum sempat lagi aku mengucapkan terimakasih, dia telah berlalu meninggalkanku, dan aku hanya bisa menatap punggung nya melewati gapura lalu berbelok dan menghilang.
Dia tak pernah berbicara padaku, sejak awal masuk sekolah dulu, dan hari ini tiba tiba dia memberiku sebuah dasi untuk upacara. Aneh bukan? Tak mau berlama lama bersembunyi dibalik gapura sekolah, buru buru aku memakai dasi yang dia berikan dan masuk melalui gerbang seperti biasa menuju ruang kelas ku yang berada di lantai 2 gedung sekolah. Ruang kelasku tepat berada di ujung koridor gedung.
"Diraaaaannn,,,,," seseorang berteriak memanggil ku saat aku hampir tiba di kelas aku berhenti lalu berbalik, terlihat Alvian sahabatku, berlari menghampiriku.
"Vian Lo nggk usah teriak manggil gue, kebiasaan ya Lo pagi pagi dah heboh aja , manggil gue juga nggk usah teriak kali" sahutku saat Vian tepat berada dihadapan ku. "Gue punya berita baik buat Lo" ucap Vian sambil menarik nafasnya karna ngos-ngosan. "Udah udah sekarang kita ke kelas dulu, baru nanti cerita oke, Lo kayaknya perlu minum deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Harus Kamu
Teen FictionDari sekian banyak misteri kejadian yang sedang kucoba pecahkan, dari sekian banyak teka-teki yang terlihat, kenapa harus kamu pelakunya? Dan sekarang nyatanya kamu adalah orang pertama yang membuatku jatuh cinta sedalam ini.