8. Bang Revin

94 17 19
                                    

"Huahh." Delisa menguap setengah sadar. Matanya masih mengantuk. 

"Masih jam segini ternyata." Ia melihat jam dinding masih jam setengah satu malam.

CEKLEK

Ia mendengar suara orang menutup pintu di ruangan depan kamarnya.

"Siapa coba, jam segini masih melek." 

Kemudian Delisa mengabaikannya.

"Kok haus ya. Mana lupa bawa air putih kesini lagi," gerutu Delisa sambil berjalan menuju dapur yang ada di lantai yang sama dengan letak kamarnya.

Untung saja sekarang ia sendirian. Kalau saja orang yang ia kenal melihat penampakan Delisa dengan segala gerundelannya sekarang, mereka pasti akan geleng-geleng dan berkata 'INI BUKAN SELLYN!!'.

Jika Sellyn yang sebenarnya akan bangun tidur dengan keadaan anggun bagai tuan putri, maka Delisa bangun dengan keadaan seperti gembel pinggir jalan.

"Eh, apaan tuh." 

Ada seseorang yang berada di dapur. Badannya tegap. Orang itu sedang menuangkan air ke dalam gelas.

Tanpa diundang ide jahil Delisa muncul. Ia mengendap-endap mendekati orang itu dan..

1

2

3

"DORR!!"

"AYO.. NGAPAIN LO?!! LO MAU MALING KAN?! NGAKU!! UDAH MAU MALING, PAKE MINTA MINUM LAGI. NGAKU NGGAK LO!!" 

Delisa memiting tangan orang itu.

"Ah!! Aduh aduh. Apa-apaan nih! Sell lepasin gue bego. Sakit!!"

"Enak aja. Siapa lo?!"

"Gue Revin, tolol." 

Perlahan Delisa melepaskan tangan Revin yang ia piting tadi.

"Ahh sakit banget. Gila ya lo!" Revin memijit tangan kanannya sendiri.

"Ya.. ya sorry, gue gak tau. Lagian lo ngapain malem-malem ke dapur. Lampu juga nggak dinyalain semua. Kayak malinglah," ucap Delisa membela diri.

"Ya gue mau minumlah. Lo sendiri juga ngapain kesini malem-malem?" tanya Revin jengkel.

"Gue mau senam. Ya mau minumlah, pake nanya lagi." 

Delisa mengambil gelas dan menuangkan air. Ia duduk di kursi meja makan.

"Kalo ke dapur emang buat minum, terus ngapain lo tadi nuduh gue maling?" Revin ikut duduk di depannya dan minum air yg sudah ia tuang tadi.

"Reflek bang," kata Delisa. 

Revin mengernyit bingung.

Bang? Sellyn manggil gue bang?

Sellyn memang tidak pernah memanggil Revin dengan embel-embel 'Bang'. Ia selalu memanggil kembarannya dengan sebutan 'Vin'.

"Oh iya. Lo kenal anak baru itu, bang?" tanya Delisa memecah keheningan.

"Anak baru?" Revin mengingat-ingat.

"Oh, si Aldi?"

"Lo kenal?" tanya Delisa tidak sabar.

"Cuma tau aja, gak kenal."

"Tau apa aja lo tentang dia?" 

"Ya tau aja, dia pindahan dari anak Arjuna 1. Dulu gue pernah ketemu dia di sirkuit balapan, dia sama ceweknya," jelas Revin.

"Bukan ceweknya keles," ucap Delisa mengalihkan pandangan.

"Tau dari mana lo?" tanya Revin.

Ya karena itu gue. Itu gue. Cewek yang dia bawa ke sirkuit waktu itu, GUE!, batinnya.

"Gak tau juga sih. Nebak doang," kata Delisa menyengir.

Revin hanya mengangguk. Ia menunduk melihat gelasnya yang sudah kosong. Ia memikirkan sesuatu.

"Em, Sell," panggil Revin, ia mendongakkan kepalanya. Memfokuskan pandangannya pada adiknya itu. 

Delisa hanya diam, ia menunggu kata selanjutnya.

"Gue.. gue, rada seneng waktu lo ngacuhin Rangga tadi di kantin," kata Revin. 

Delisa mengangkat sebelah alisnya.

"Ya.. walaupun Rangga itu temen gue. Bukan berarti gue gak suka sama dia. Tapi lo juga tau, kalo dia nggak pernah bales perasaan lo. Jadi gue pikir, kayaknya perjuangan lo harus berhenti sampe sini," lanjut Revin.

"Maaf kalo gue ngomong gini, tapi gue bener-bener kasian sama lo, Sell. Gue sebagai kakak lo, pengen lo ketemu sama orang yang bener-bener bales perasaan lo," sambung Revin.

"Dan gue juga ngerasa sakit kalo lo disia-siain sama orang," lanjut Revin.

Delisa masih menatap Revin. Ia benar-benar kagum dengannya. Ternyata sepeduli ini kembaran Sellyn padanya.

"Pertimbangin kata-kata gue, dek." Revin kemudian pergi meninggalkan Delisa sendiri.

Whatt? Gue dipanggil dek?? Woii kakak gue aja gak pernah manggil gue dek, anjir.

Di saat tertentu Revin bisa menjadi sosok kakak yang hangat untuk adiknya. Saat di rumah sakit pun sebenarnya Revin sangat khawatir dengan Sellyn, bahkan ia sengaja menjaga jarak darinya karena merasa kasihan. 


☀️TO BE CONTINUED ☀️


647 kata.

Garing ya? Kalo gitu, gue saranin, baca part selanjutnya aja deh.

Ketemuan yuu,
IG: @sheseesyi
Emang gada apa-apanya sih, tapi.. ya gada tapinya. Kalo mo follow ya follow aja, ga maksa. Pokoknya follow!!

Vote!!
Komen!!
Share!!!
MAKSAAA!!


SEE YOU NEXT PART!!!




NOT SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang