Pemainan takdir dimulai.
Kim Seojin yang sangat jengkel hanya dengan mendengar nama idola para teman di kantornya--termasuk teman dekatnya sendiri pun juga sedang mengidolakannya.
Lee Jung-Hoon, sang idol yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Namun...
Eh, malem minggu itu apa ya? Sejenis kripik singkong? Kok baru denger ya.
Syudala ga ada malming malmingan bagikuh. Semua malem sama aja.
Bintangnya euy, jan lupa~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Foto kemarin pas Seojin stress diajak ke mall sama Jung-Hoon.
✌
"Aku ingin sedekat ini, Seojin. Sebentar saja."
Ucapan Jung-Hoon semalam terus terulang di pikirannya.
Meski ia sudah melakukan berbagai cara alternatif untuk melupakan perkataan Jung-Hoon dengan maraton drama, tidur, makan, mandi, bernafas, dan berkedip. Tapi tetap saja susah.
Bahkan sekarang ini Seojin yang baru turun dari mobil Jung-Hoon langsung berlari meninggalkannya.
"Oy, gila! Ponselmu!"
Seojin sudah berlari jauh kedalam sehingga tidak mendengar Jung-Hoon.
Seojin menabrak seseorang ketika berbelok di pertigaan koridor.
"Ahh, maaf. Aku sedang terburu-buru."
"Seojin?"
Merasa namanya terpanggil, ia yang tadinya meminta maaf sambil membungkuk itu mendongakkan kepalanya.
"Eh, Hera."
"Seojin! Aku sudah lama mencarimu."
"Oh benarkah?"
"Tentu. Sejak makan malam itu aku sudah tidak pernah bicara denganmu lagi, kan?"
"Hehhe iya juga. Apa lagi kau ini kan seorang aktris, jadinya kita semakin jarang bertemu dan berkomunikasi. Sedangkan aku tidak begitu sibuk jika tidak syuting."
"Oh ya, kalau kau tidak keberatan, bolehkah aku berkunjung ke rumahmu?"