Dua Puluh Tiga

717 101 2
                                    

Selamat membaca. :”)

Melenceng dari perkiraan Miranda bahwa Morgan akan sulit ditemui, nyatanya cowok itulah yang justru berinisiatif menemui Miranda sepulang dari Tokyo. Tidak tanggung-tanggung, pertemuan pun berlangsung dramatis sebab Morgan bertamu ketika Miranda dan James tengah bersama.

Pada saat itu Morgan dan James sama-sama mempertanyakan kehadiran satu sama lain. Bagai dua kerbau jantan hendak saling menanduk. Barangkali mereka tengah menilai kedudukan masing-masing di hati Miranda.

Mau tidak mau, Miranda pun menengahi dengan berkata, “James, kamu bisa tunggu di dapur, ya? Sweaty? My honey bee?

Sebenarnya James bisa saja ngotot menemani Miranda di ruang tamu, tetapi sebagai jentelmen sikap tidak mau mengerti akan mengurangi poin utamanya di mata Miranda. Akhirnya, sembari memasang senyum semanis gula merah hingga mungkin bisa mengakibatkan diabetes, James pun mengamini permintaan Miranda—langsung melenggang ke dapur dan melanjutkan acara membuat kue berdua yang terganggu kehadiran Morgan.

Dengan canggung Morgan duduk sembari melirik ke arah dapur. “Kamu benar-benar berubah.”

“Perubahan positif,” Miranda menyahut. Dia sebenarnya ingin menawarkan minuman, tetapi pikirannya terlalu terfokus pada urusan: segera menyelesaikan masalah dan hantu masa lalu. “Morgan, kamu harus tahu satu hal. Sekarang aku udah nggak peduli dengan masa lalu.”

“Kamu berubah demi dia?”

Dia yang dimaksud tidak lain adalah James.

“Karena aku nggak mau dihantui ketidakbahagiaan,” Miranda menjelaskan. “Sudah berapa lama aku merasa takut dikhianati? Sekarang aku yakin bahwa mencoba hal baru, memulai hubungan dengan James, tidaklah buruk.”

Pada titik ini Morgan paham bahwa keberadaan dirinya dalam kehidupan Miranda benar-benar lenyap. Tidak ada utang masa lalu. Tidak ada rasa kecewa. Morgan bisa melihat binar kesenangan dalam diri Miranda. Ironisnya, lelaki yang berhasil membawa Miranda keluar dari zona gelap bukanlah dirinya.

Sekian tahun Morgan merasa bertanggung jawab terhadap perubahan dalam diri Miranda. Dia merasa segala hal yang seharusnya Miranda dapatkan lenyap akibat kebohongan.

Kebohongan milik Morgan.

Ketika menjalin hubungan dengan Miranda, Morgan hanya ingin membuat Miranda merasa bahagia. Tidak lebih. Namun, realitas berkata lain. Segalanya tidak sesuai kehendak. Ibu kandung Morgan membenci kehadiran Miranda dan sebaliknya. Kebencian tiada berkesudahan.

Benar-benar melelahkan.

Akan tetapi, setelah melihat Miranda benar-benar terlepas dari jerat masa lalu, Morgan bersedia merelakan separuh perasaannya lenyap. Dia akan berusaha mendukung segala keputusan Miranda.

“Semoga bahagia, Mira.”

Morgan benar-benar tulus menyatakan ungkapan tersebut.

Berharap Miranda bahagia.

***

Dalam hati James waswas memikirkan calon saingan yang muncul tanpa diundang. Mirip setan jailangkung. Sembari menunggu kue yang dipanggang matang, James menyusun rencana manis agar Miranda tetap melekat kepadanya seperti amplop dan perangko. Tidak terpisahkan.

Barangkali James perlu mempertimbangkan liburan romantis ke Paris? Hmm mungkin Seol. James pernah mendengar komentar Ben mengenai gembok cinta dan mitos bahwa apabila pasangan menulis nama mereka pada sebuah gembok, mengaitkannya di tembok cinta, maka cinta mereka akan abadi.

James sih maunya cinta sehidup semati. Jangan setragis Romeo dan Juliet. Keduanya harus bisa menikmati semua masa bersama.

Ketika Miranda masuk ke dapur, mendadak James mulai dilanda serangan pikiran buruk.

“Selesai.”

“Tapi, kita bahkan belum lama memulai.”

“Kue, James. Kuenya.”

Sekarang James bisa bernapas dengan lega. Ternyata hubungan di antara mereka belum berakhir. Selamat.

Miranda menarik kursi dan duduk. “Aku sudah selesaikan semua urusan masa lalu,” katanya. “Sekarang kita bisa memulai hubungan milik kita sendiri.”

Barangkali hubungan di antara mereka bukan yang paling romantis, tetapi selalu ada sesuatu yang patut disyukuri.

“Oke.”

“James, trims.”

Saat kue matang. Keduanya menikmati kebersamaan tanpa pernah menengok ke belakang.

Segalanya telah berubah.

Miranda telah melepaskan Morgan.

Sekarang hanya ada James.

Selamanya.

***
Selesai ditulis pada 25 Juni 2021.

***

Halo, teman-teman.

Saya ucapkan terima kasih atas vote, komentar, dukungan, dan segala yang kalian berikan kepada saya. :”) Mohon maaf atas ending yang terlalu dipaksa berakhir. Ehehehe. (0_0) Saya terlalu lama nganggurin Miranda dan ada beberapa naskah yang perlu saya selesaikan sebelum saya terkena serangan mager.

Oleh karena itu, daripada saya pending dan tidak dilanjutkan, saya memutuskan segera menamatkan Miranda walau kesannya beberapa bab terlihat seperti kesimpulan. (0_0)

Terima kasih atas pengertian dan kesediaan kalian mampir di sini. :”) Uhuhuhu. Saya sayang kalian dan terima kasih penuh cintaaaa!

Salam hangat,

G.C

With You... (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang