ROUND 1

10 3 0
                                    

-Korea, 2018-

"Baiklah, bapak akan membagikan nilai ujian kalian, yang merasa namanya disebut silahkan maju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah, bapak akan membagikan nilai ujian kalian, yang merasa namanya disebut silahkan maju." Pak Han, wali kelas 1-2 membagikan lembar nilai hasil ujian semester kepada anak didiknya. 

"Kang Kino ! kau ranking pertama lagi di semester ini, pertahankan terus nilaimu."  Ujar pak pada salah satu anak didiknya. 

lelaki berambut ungu muda itu mengangguk kemudian menerima kertas miliknya. "Terima kasih, ssaem (guru)."

"Wah... Uri  Kino (Kino kita) memang yang terbaik!" Cho Si Hoon, teman sebangku lelaki berambut ungu itu menyorakinya. 

Tak jauh dari bangku sang peringkat pertama itu, terlihat sepasang mata yang muak dengan pemandangan itu, ia hanya mampu mendengu kesal.

"Wah... kuakui kau memang pintar sejak menjadi janin, tak sekalipun aku mendapatimu turun peringkat, tapi benarkah kau akan pindah setelah ini?"

Lelaki yang sedang ditanyai itu hanya mengangguk kemudian tersenyum tipis. "Aku akan pindah ke luar negeri, oleh karena itu ini kesempatan terakhir kita bertemu, hyung (kakak laki-laki).

"Apa aku masih bisa merindukanmu, selama ini hanya kau yang menjadi murid terbaik ku.. Ah Kino-ya.. apa kurang baik aku padamu?" 

Mendengar ucapan guru les nya, lelaki itu tertawa kecil, "Aku hanya pindah,hyung bukan menghilang."

 Namanya Kang Kino, tak ada orang yang tak mengenalnya, ia adalah idol sekaligus aktor muda yang namanya sedang melejit, walaupun begitu Kino tak pernah menyukai kehidupannya sebagai Kang Kino, ia lebih menyukai kehidupannya sebagai murid SMA bias...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Namanya Kang Kino, tak ada orang yang tak mengenalnya, ia adalah idol sekaligus aktor muda yang namanya sedang melejit, walaupun begitu Kino tak pernah menyukai kehidupannya sebagai Kang Kino, ia lebih menyukai kehidupannya sebagai murid SMA biasa yang tak dikenal siapapun, menjadi seorang bintang pu sebenarnya bukan impian Kino, namun keinginan terakhir ibunya lah yang memaksa ia untuk terjun ke dunia yang penuh kebohongan itu. 

Sesekali Kino memeriksa ponselnya yang masih belum mendapat notifikasi apapun, terlepas dari ponsel, ia melihat sekitarnya,mencari seseorang. 

"Kino oppa? Anyeong!

Kino menoleh belakang saat mendengar seseorang menyapanya. 

"Oh, Anyeong" Balas Kino sambil tak lupa memberikan senyuman manisnya.

"Oh, Anyeong" Balas Kino sambil tak lupa memberikan senyuman manisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 "Ah... Betapa tampannya dirimu, oppa!" Gadis yang menyapa Kino itu merasa sangat senang karena mendapat senyuman dari lelaki itu. 

Kino terkekeh kecil, "Sesenang itukah dirimu? Apa kau sudah selesai belajar?" 

Gadis itu mengangguk, 'Setelah ini aku akan pulang." 

"Baiklah, hati-hati di jalan." 

Setelah gadis yang merupakan fansnya tersebut pergi, tiba-tiba mata Kino menangkap sosok yang tak asing baginya, orang yang sudah ditunggu-tunggunya daritadi. 

"Se Ra-ya!" Kino melambaikan tangan kearah gadis yang baru saja keluar dari ruangan belajar.

Gadis yang namanya disebut itu menoleh sebentar kearah Kino sebelum akhirnya ia mengabaikan lelaki itu. Ia mengambil arah jalan yang berbeda. 

'"Ada apa dengannya?" Tanya Kino penasaran. 

Tanpa disuruh dua kali, Kino pun mengejar gadis berambut hitam pekat itu. 

"Hei! Choi Se Ra!" Panggil Kino sedikit keras. 

"Jangan memanggilku!" 

Kino merasa heran, tak tahu apa yang sedang terjadi pada gadis itu. 

"Hei.. Apa yang tejadi? daritadi di sekolah kau benar-benar dingin kepadaku." 

Kino pun meraih tangan gadis itu untuk menghentikan langkah gadis bernama Choi Se Ra itu. 

"Lepaskan! Aku tak ingin bertemu denganmu." Tolak gadis itu. 

Kino benar-benar tak tau apa yang sedang terjadi pada gadis dihadapannya itu, Kino pun menarik tangan Se Ra menuju tangga darurat, menghindari orang-orang yang bisa saja menyebarkan berita tidak-tidak.

"Ada apa denganmu? Apa ayahmu memukulmu lagi?" Tanya Kino.

Gadis yang berada di hadapan Kino itu tiba-tiba menangis, membuat Kino bingung. 

"Jika ayah memukulku lagi apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan menjadi malaikat penyelamatku? lagipula aku di pukul karena kau!" 

Kino semakin tak tahu arah pembicaraannya dengan Se Ra. 

Kino meraih kedua pundak SeRa, "Katakan padaku, apa yang terjadi, semuanya." 

Se Ra menatap mata Kino sebentar dan kemudian melayangkan tamparan keras di wajah Kino, membuat Kino terkejut. 

"Se Ra-ya__"

"Kau pantas mendapatkan itu, kau tak pantas berada di pihakku, padahal kau sendiri yang membuatku tersiksa seperti ini," Se Ra memotong perkataan Kino.

Kino benar-benar tak tahu apa yang sedang dibicarakan Se Ra, ia berteman dengan Se Ra semenjak mereka satu sekolah di taman kanak-kanak, namun baru kali ini Kino mendapati Se Ra merah besar.

"Apa yang __" 

"YA! AYAHKU MARAH BESAR KEPADAKU DAN MEMUKULKU LAGI SEMALAM! Puas kau?! Harusnya aku tak pernah bertemu denganmu, karena kau hidupku berantakan! Ayah selalu ingin aku mengalahkanmu, namun selalu kau mendapat nilai tertinggi dan peringkat satu, AH! kenapa kau harus pindah ke sekolahku? apa kau merasa sangat senang saat menhancurkan hidupku perlahan? Kenapa? Kenapa kau selalu ada di dekatku sehingga membuatku terlihat tak berguna?!" Se Ra meluapkan amarahnya di hadapan Kino, sedangkan lelaki dihadapannya itu hanya bisa diam. 

"Mian (maaf), aku tak tahu bahwa akan separah itu." Kino menundukkan kepalanya.

"Untuk apa kau minta maaf? Aku tak butuh maaf darimu, yang aku inginkan kau benar-benar pergi dari hidupku, dan biarkan aku bahagia." Se Ra meninggalkan Kino begitu saja. 



HANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang