•••
Sekarang jam pelajaran terakhir sudah selesai, dan guru di IPS 4 sudah keluar dari tadi, hanya menugaskan harus menulis sampai beres, baru mereka boleh pulang. Sedangkan Lia yang sudah selesai menulis buru-buru keluar karena ada Nana di depan kelasnya.
"Kelas kamu udah kelar 'kan?" tanya Nana setelah Lia menghampirinya.
Hari ini Nana membawa mobil milik Jeje, karena Jeje dijemput salah satu temannya saat berangkat ke kampus.
"Udah, tapi aku gak bisa pulang."
Sebisa mungkin Lia tidak gugup, dia juga tidak berani melakukan kontak mata dengan Nana karena takut ketahuan sedang berbohong.
"Maksudnya?" tanya Nana bingung.
"Aku mau kerja kelompok.".
"Sama siapa?"
"Joya sama yang lain. Kerja kelompoknya di rumah Mayang, jadi nanti pulangnya dianter supir dia.
"Beneran?"
"Bener, Kak. Lagian aku gak pernah bohongin Kakak," jawab Lia tanpa ragu. Sebenarnya gadis itu sangat anti berbohong, namun sekarang kondisinya berbeda. Menurut dia, tidak apa-apa berbohong jika dalam keadaan darurat
"Nah itu tau, jadi jangan berani-berani bohongin Kakak."
Senyuman Nana malah membuat detak jantung Lia semakin berdebar.
"B-beneran, Kak. Kalau gak percaya tanyain aja sama mereka," tunjuk Lia ke arah teman-temannya yang masih menulis di dalam kelas.
Nana mengangguk, berusaha percaya dengan perkataan Lia. "Yaudah, kamu hati-hati. Kakak pulang dulu."
"Kakak juga hati-hati bawa mobilnya!"
Setelah Nana pergi, Lia kembali masuk ke dalam kelas.
"Joy, hari ini pulang sama Mayang aja naek grab. Gue mau ke warnet dulu sama Ijul."
Joya yang baru saja memasukkan buku ke dalam tas, langsung menatap heran pacarnya. "Dih, sejak kapan kalian jadi anak warnet?"
"Sejak sekarang," sahut Ijul yang sudah siap akan pergi.
"Daniel ikut?" tanya Lia penasaran.
Lelaki yang ditanya malah menggeleng. "Mending gue main ps di rumah Ken, gratis."
"Yaudah, kalian pergi aja!"
Joya justru senang karena tidak harus mencari alasan agar tidak pulang dengan El.
"Nanti gue kabarin kalau udah selesai," kata Ijul mengusap rambut Mulan seperti biasa.
"Lo pulang sama siapa?" tanya Daniel.
"Kak Nana. Tadi dia ke sini nyuruh gue tungguin, soalnya mau piket dulu," jelas Lia berbohong
"Oh, yaudah."
"Kenapa lo gak ngasih tau mereka kalau kita mau main?" tanya Mayang setelah ketiga lelaki itu pergi.
"Ribet, nanti mereka nanya-nanya. Hari ini gue mau bebas tanpa gangguan cowok," jawab Joya disetujui Mulan.
"Bagus, deh. Gue juga gak mau kalau nantinya mereka ikut, terus gue di sana jadi obat nyamuk." Tentu saja Lia tidak akan pernah mau berada di posisi seperti itu.
"Lo kan bisa ajak Dan-"
"Lo kenapa nyikut gue terus, sih?!" kesal Mulan karena Joya kembali menyikut pinggangnya seperti tadi.
"Gue gak mau ada konflik lagi!"
"Kakak lo gimana?" tanya Mulan yang dibalas acungan jempol oleh Lia.
"Aman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because, Only Brother's
Teen FictionMenurut Lia, mempunyai saudara laki-laki itu rasanya nano-nano. Tidak tahu harus senang atau sedih. Apalagi sampai mempunyai empat sekaligus Namun, di sisi lain banyak orang yang bilang hidup dia itu beruntung, banyak juga yang mau berada di posisin...