EP 18 [FLASHBACK]

4.4K 557 45
                                    

Happy reading!
~~

Satu hari sebelum pembunuhan Hendra.

Jinan mendatangi coffee shop tempat Anin bekerja, ia sengaja menunggu Anin diluar karna beberapa menit lagi Anin selesai bekerja. Tak perlu menunggu lama, Anin sudah terlihat meninggalkan coffee shop. Jinan dengan cepat menghampiri Anin.

"Lo ngapain sih dari kemaren jemput gw mulu! Gw bisa balik sendiri!" ucap Anin risih.

"Daripada lo naik taksi mending bareng gw aja udah" ucap Jinan menarik lengan Anin.

Anin menarik lengannya, menolak ajakan Jinan. "Gw pesen taksi online aja!" ucap Anin mengeluarkan ponselnya.

Jinan dengan cepat merebut ponsel milik Anin dan membawanya pergi. Mau tidak mau Anin harus mengikuti kemana Jinan pergi. Jinan memasuki mobilnya dan tak lama Anin mengikutinya.

"Ngapain lo masuk katanya mau naik taksi aja" ucap Jinan dengan nada meledek.

"Hp gw balikin dulu!" ucap Anin mendengus kesal.

Jinan tidak menghiraukan ucapan Anin, ia lebih memilih untuk segera menancap gasnya.

"Lo kenapa sih belakangan ini perhatian banget sama gw?"

Jinan menoleh sekilas pada Anin dan menatapnya bingung. "Iya kah?"

Anin memutar bola matanya malas. "Yang gw harapin tuh Shani bukan lo!" ketus Anin menatap keluar jendela.

"Masih aja ngarepin Shani"

"Sekarang udah engga.." ucap Anin sontak membuat Jinan menoleh.

"Kenapa? Lo nyerah gitu aja?"

"Gw udah usaha buat dapetin dia dari dulu, tapi kayaknya sekarang waktunya gw buat nyerah"

"Tiba-tiba?"

"Pertama, saingannya saudara kembar gw sendiri. Kedua, Shani nya aja udah inget lagi sama Gracia, artinya udah ga ada kesempatan lagi buat gw" ucap Anin tanpa sadar.

Jinan sontak menginjak remnya saat mendengar perkataan Anin. "Shani udah sembuh dari amnesianya? Kapan?!"

"Dia ga cerita sama lo?"

Jinan dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Lo tau darimana?"

"Gracia cerita"

Jinan hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan kembali melajukan mobilnya.

"Nanti di depan berenti bentar dong di mini market, ada yang mau gw beli"

"Oke!"

Sesuai permintaan Anin, Jinan menghentikan mobilnya di sebuah mini market.

"Lo mau titip?" tawar Anin.

"Enggak deh"

Anin hanya mengangguk, lalu segera keluar dari dalam mobil. Jinan memperhatikan Anin sampai Anin benar-benar masuk kedalam mini market.

Dirasa sudah aman, Jinan segera mengeluarkan ponsel milik Anin. Ia sibuk mencari kontak Hendra. Setelah menemukannya, Jinan segera mengirimkan pesan pada Hendra.

Pak Hendra

Pah,
besok bisa ketemu di taman
jam 9 malam?

LB BOOK II: ENDLESS PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang