10. Rangga Kenapa?

91 17 8
                                    


BACA!!

Terhitung, sudah seminggu Delisa berada di tubuh Sellyn. Walaupun terkadang masih memikirkan keadaan keluarga kandungnya, ia mencoba tidak khawatir berlebihan.

Hubungannya dengan Rangga dan Aldi? Hanya berjalan begitu saja. Tidak ada yang spesial. 

Delisa, alias Sellyn kw(2), yang sudah tidak peduli dengan Rangga. Dan Aldi yang sudah tidak pernah tersenyum hangat pada semua orang.

Selain itu, ia juga sudah terbiasa dengan tatapan heran semua orang. Tapi tenang, Delisa pintar memutar otaknya untuk menjawab keheranan semua orang. Mulai dari keheranan orang tua Sellyn, teman-teman Sellyn, Revin, bi Tuti, dan banyak lagi.

Kemarin saja saat ia akan pergi ke Indomaret, ia menaiki motor KLX milik Revin. Jelas pak Karyo supir, heran. Revin juga terkejut waktu Sellyn meminjam motornya dan sangat lihai mengendarainya. 

Saat ditanya ia menjawab "Gue kan pinter, jadi gue cepet tanggap sama hal sepele kayak gitu."  Aneh memang.

Hari ini hari senin. Hari paling dibenci seluruh umat anak sekolahan. Kenapa saat hari senin tiba-tiba matahari menjadi sangat panas? Belum lagi kepala sekolah yang tiba-tiba banyak omong. Menyebalkan sangat menyebalkan.

"Sudah diingatkan berkali-kali, sebelum upacara bendera dimulai, seluruh siswa sudah harus baris di lapangan," ucap Pak Deni menggunakan toa. 

"Ayo, cepat. Lelet semua."

"Sabar pak, kalem-kalem," teriak Chris yang masih didengar Pak Deni.

"Kalem-kalem gundulmu!" 

Semua siswa yang mendengarnya pun tertawa.

"Jangan kesusu pak, ke laut aja," sambung Lesmana.

"Lesmana apaan sih. Jorok deh," ucap Cici yang sudah pada barisannya. 

Tentu saja ucapannya didengar oleh Lesmana. Barisnya saja berdampingan antara kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3.

"Becanda, Ci," ujar Lesmana.

"Nah kan ketangkep basah sama mantan gebetan," ceplos Chris.

"Udah, Chris. Nggak usah mulai." Rangga menegur. Semuanya hanya terkekeh kecil.

"Nah, sukur, pak ketu bertindak," ujar Aang.

Delisa dan kawan-kawan juga sudah berjejer rapi. Tapi ada seseorang yang Delisa tunggu. Yang sudah pasti akan melewati barisan belakangnya.

Aldi, Jino, Abet, dan Memet berjalan santai menuju barisan kelasnya, XI IPS 3. 

Akhirnya, batin Delisa. Saat tepat melewati barisan Delisa, Delisa segera mundur ke belakang dan menghampiri Aldi.

"Aldi, tunggu." 

Hanya beberapa orang yang melihatnya, termasuk teman-teman Sellyn, Rangga dan kawan-kawan. 

Aldi berhenti dan menatap datar cewek di depannya itu.

"Lo gak bawa dasi lagi? Kebiasaan." 

Delisa mengeluarkan sebuah dasi dari saku almamaternya dan menjulurkannya pada Aldi.

Aldi menaikkan sebelah alisnya, dan menepis tangan Delisa. 

"Lagi?" tanyanya.

Delisa gelagapan. "Em, m-maksud gue, lo orang yang ke sekian kali gue temuin yang gak bawa dasi hari ini, iya gitu," ucap Delisa mencoba meyakinkan.

"Bukan urusan lo."

"Temen-temen lo aja pada pake dasi semua, masak lo enggak sih," ucap Delisa menunjuk ke arah belakang Aldi.

"Gue bilang, bukan urusan lo."

"Ya setidaknya pakelah, bego. Ribet banget sih." 

Delisa menyelipkan dasi yang ia bawa di saku Aldi. Kemudian ia kembali ke barisannya. Aldi mengerutkan keningnya dan melihat ke barisan cewek yang baru saja mengatainya 'bego' itu.

"Kau kenal dengan dia, Al?" Abet bertanya. Aldi hanya menggeleng.

"Sekali lagi untuk siswa-siswi yang masih berada di kelas segera berbaris menurut kelas masing-masing." 

Aldi dan temannya pun langsung berlari menuju barisannya setelah mendengar teriakan Pak Deni untuk ke sekian kali. Rangga dan teman-temannya kembali menghadap ke depan. 

"Lo, nggak papa, Ngga?" tanya Revin.

Rangga mengalihkan pandangannya. "Apanya yang harus kenapa-napa." 

Namun, setelah itu ia menunduk seperti berbohong dengan ucapannya. Kok sakit ya, Sell?


️TO BE CONTINUED ☀️


542 kata.

Garing ya? Kalo gitu, gue saranin, baca part selanjutnya aja deh.

Ketemuan yuu,
IG: @sheseesyi
Emang gada apa-apanya sih, tapi.. ya gada tapinya. Kalo mo follow ya follow aja, ga maksa. Pokoknya follow!!

Vote!!
Komen!!
Share!!!
MAKSAAA!!

SEE YOU NEXT PART!!!

NOT SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang