"Sebenarnya apa maumu? Aku hanya ingin melanjutkan hidup. Dilembaran baru tanpa kalian."
-Allison Bryne –
Allison sedang menatap cermin didepannya dengan senyum cerah. Dia terlihat cantik meskipun wajahnya masih pucat, tampaknya para penata rias professional itu bekerja dengan baik. Dia sudah meminum vitamin dan makan bergizi, setidaknya dia harus tampak sehat di depan ibunya.
"Apa kau sudah siap?" suara bas membuyarkan lamunannya. Allison menatap mata Daniel melalui cermin sambil meremas kedua tangannya gugup. Dia masih takut untuk berhadapan dengan pria itu.
"Sudah." Allison tersenyum samar. Sedangkan pria itu menatap tajam wanita di depannya. Sial! Para penata rias membuatnya terlihat sangat cantik dengan balutan gaun hitam yang membungkus tubuhnya.
Daniel mengulurkan tangannya dan disambut Allison ragu-ragu. "Kau sangat cantik malam ini Ally. Bibirmu sangat mempesona" bisik pria itu tepat di telinga Allison.
Perkataan Daniel otomatis membuatnya tersipu malu, namun dengan cepat dia memperingatkan dirinya agar tidak termakan omongan buaya semacam Daniel.
Setelah menempuh perjalanan 45 menit, akhirnya mereka sampai di depan rumah mewah. Banyak mobil mewah dan orang-orang berkelas yang berlalu lalang. Allison menyernyitkan keningnya bingung. Bukankah dia akan menemui ibunya? Dan ini bukanlah rumahnya.
"Evan~ maksudku Daniel, bukankah kita akan bertemu ibuku? Kenapa kita ada disini?" Sebenarnya Allison sedikit curiga saat dia diberikan gaun oleh para penata rias dan ternyata kecurigaannya benar.
"Benar. Kita akan bertemu ibumu. Dia ada di dalam." Jawab pria itu misterius. Allison mengangguk pelan, dia hanya berfikir mungkin ibunya ada di dalam pesta ini bersama ayahnya.
Saat turun dari mobil, banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka berdua. Mulai dari tatapan kagum hingga tatapan mencemooh yang membuat Allison sangat risih. Dia hanya tidak terbiasa menjadi pusat perhatian.
"Tersenyumlah Ally. Sikapmu akan menentukan dirimu akan bertemu ibumu atau tidak." Bisik Daniel pelan. Dengan cepat Allison mengubah ekspresinya, dia tak ingin mengacaukan acara kali ini.
Kehadiran Daniel di sebuah acara memang sangat ditunggu-tunggu para pengusaha ataupun wartawan. Pemberitaan mengenai dirinya selalu menjadi trending topik di Madrid. Pemuda kaya raya, tampan, dan sukses.
Namun, malam ini kehadirannya benar-benar membuat kehebohan pihak media maupun para undangan. Malam ini, untuk pertama kalinya Daniel Stargards membawa pasangan ke sebuah pesta.
Para wartawan mencoba mendekat ke arah mereka, tapi dengan sigap para bodyguard Daniel mencegah mereka. Ally dan Daniel berjalan menuju ke taman yang menjadi tempat diselenggarakannya pesta. Allison menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, berharap menemukan kedua orang tuanya. Namun nihil.
"Aku akan pergi ke sana sebentar. Kau jangan pernah mencoba untuk kabur, karena mereka selalu mengawasimu." Perkataan Daniel seperti sebuah ancaman bom yang sewaktu-waktu bisa meledak.
Allison menganggukkan kepalanya cepat saat dia melihat beberapa orang berbaju hitam berdiri tidak jauh darinya.
When We Were Us
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Were US
RomanceSejauh apapun aku pergi , takdir akan mempertemukan aku dan kamu. Seperti benang tipis yang selalu menghubungkan kisah di dalam takdir. Takdir tidak akan berhenti di tengah jalan. Karena takdir akan menyelesaikan apa yang seharusnya di selesaikan. H...