Warning!
Cerita ini beralur maju mundur. Perhatikan tanda (***)sebagai alur mundur atau ceritamasa lalu saat Mark dan Haechan masih kuliah.
Happy Reading!
Haechan berlari menjauh dan melambaikan tangan, memberi tanda agar Mark datang menghampiri dirinya. Dengan senyuman lebar, pria manis itu mengulurkan tangan ke depan dan membuat Mark berlari kecil untuk menggapainya, hingga kedua tangan mereka pun bertaut."Ayo naik itu!" ujar Haechan bersemangat yang pria lebih tinggi balas dengan senyuman kecil. Dengan alami, keduanya berpegangan tangan. Haechan bahkan memegang lengan atas Mark dan menyenderkan kepalanya di pundak pria itu saat mereka menunggu antrian.
"Bukankah kau takut?" Mark bertanya dengan satu tangan mengusap sekilas rambut Haechan. Di sana mereka benar-benar bersikap seperti sepasang kekasih dan tidak segan untuk memperlihatkan kemesraan keduanya. Seolah hal tersebut bukanlah hal tabu, nyatanya tidak ada yang peduli pada hal tersebut.
"Tidak sama sekali. Ah, kupikir kau yang akan takut menaiki ini." Haechan berucap dengan nada congkak yang terlihat menggemaskan, dan pada saat itu juga giliran mereka pun datang. Hanya dalam beberapa menit kesombongan itu terucap, semuanya menguap ketika Haechan berteriak kesetanan dengan Mark yang tertawa puas di sampingnya.
"Hah... Aku pikir aku akan mati." Haechan menghembuskan nafas kasar dan langsung menoleh ke samping saat suara tawa Mark masih juga terdengar.
"Bukankah kau terlalu bahagia, Mark Lee-sshi?" sindirnya. Mark yang mendengar itu pun berhenti tertawa hanya untuk menggapai kepala Haechan dan mengacak rambut hitamnya.
"Kau manis sekali." Ujar Mark melemparkan ekspresi gemas.
"Ayo keluar dari sini, masih ada banyak wahana yang harus kita coba." Dengan santai Mark menggenggam tangan Haechan, membawa pria kecil itu turun tanpa mengetahui bahwa aksi kecil dengan komentar yang ia lempar membuat Haechan tersipu malu.
Yang lebih kecil mengeratkan genggaman Mark dan merapikan rambutnya seraya berkata. "Dia keterlaluan."
"Haechan-ah, kau ingin makan apa?" Mark membuat gerakan agar Haechan mendekat, namun pria yang tengah menatap wahana Viking itu pun hanya berbalik untuk mengatakan, "Apa saja." setelahnya dia kembali berbalik dan mengabaikan hembusan nafas Mark.
"Hmm... ini, ini dan strawberry smoothies dengan es krim vanilla di atasnya. Juga ice Americano dan satu air mineral. Terimakasih." Mark tersenyum kecil dan mengangguk ketika sang penjual memastikan pesanannya. Kemudian dia melihat Haechan dan mendapati pria kecil itu masih berdiri tegap menatap Viking dari kejauhan.
"Kau ingin naik itu?" tanya Mark sedikit keras dan Haechan hanya melambaikan tangan sebagai jawaban tanpa melihat ke arahnya. Mark yang mendapat perlakuan seperti itu dengan langkah perlahan mendekati Haechan dan memeluknya dari belakang. Tubuh itu sempat tersentak namun Mark tidak memperdulikan.
"Aku akan marah kalau kau mengabaikan ku lagi. Apa Viking lebih penting dari ku, hmm?"
Haechan berbalik, menangkup rahang Mark dan sedikit mendorongnya hingga membuat pria tampan itu termundur. "Kau memang kekanakan. Dimana makanan ku? Aku lapar." Tanpa menatap Mark, Haechan berjalan menjauh dan membuat pelukan itu terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Life [MARKHYUCK]
Fantasía"Apa mau mu, Mark Lee? Bukankah aku sudah membuat keputusan dengan jelas?!" Haechan membentak, merasa frustasi terhadap sikap Mark yang terlampau santai. "Aku adalah pria yang kejam, apa yang kau ingin dari pria seperti ku, hah? Apa sulitnya berhen...