47. Makan Bersama

6.2K 770 43
                                    

Matahari belum nampak, tapi Iyo terpaksa bangun karena harus segera pergi sebelum sepupu Kirana bangun. Mengendap-endap seperti pencuri keluar dari unit tersebut.

Rasanya sangat enggan bangun karena merasa nyaman berada di pelukan Kirana. Meski tidak melakukan hal lain selain tidur, tapi Iyo tetap puas.

Akhirnya ia tidak memeluk bantal guling lagi.

Bahkan yang dipeluknya lebih nyaman daripada guling.

Merasa belum puas tidur, tapi Iyo segera bangun karena harus mengantar Kirana dan tentunya Orion.

Memilih tidak mandi dulu. Hanya mengganti pakaiannya dan sedikit memakai parfum.

Keluar dari kamar, ia menemukan dua anaknya sedang sarapan. Keduanya berbincang dengan topik film kartun.

Ponselnya berdenting. Menampilkan chat yang masuk.

Mantan Terindah: Bang Sat jemput Megumi juga yaa. Aku ga bisa soalnya Anis ga mau ditinggalin sendirian. Kakinya keseleo.

Iyo mendengus pelan membacanya. Hanya mengirim emotikon jempol sebagai balasan.

Lirikan matanya tertuju pada Aurora yang memelas pada Orion. Suara Aurora mencicit tapi ia bisa dengan jelas mendengarnya. Putrinya itu minta ikut mengantar kakaknya, tapi takut mengatakan padanya. Minta pada Orion untuk mengatakannya, tapi Orion menggeleng pertanda tidak mau.

"Abang," rengek Aurora pelan. Ia merasa bosan tinggal di rumah. Orion pergi ke sekolah dan tidak ada yang menemaninya bermain. Kemarin-kemarin Arga sering ke sini sehingga ia tidak kesepian. Tapi, Arga sedang sakit makanya tidak bisa datang menemaninya bermain.

"Habisin sarapanmu!" tegur Iyo membuat Aurora berhenti merengek. Menghabiskan sarapannya dengan lesuh.

Ketika Orion dan Papi ingin pergi, tiba-tiba Papi menyuruhnya juga naik ke mobil membuatnya tersenyum cerah.

"Jangan lari!" Teguran Papi membuat Aurora berhenti berlari, berjalan ke arah mobil dan naik ke kursi penumpang.

Tiba di area apartemen Kirana, menjemput wanita itu yang telah siap. Langsung naik ke mobilnya.

"Eh ada Rora juga?" sapa Kirana pada gadis tersebut.

"Halo Miss. Aku ikut Abang. Cuma antel kok." Aurora tersenyum manis.

Tangan Kirana terulur untuk mengusap kepala Aurora. Merasa gemas dengan gadis kecil itu.

"Papinya juga dong!" Iyo yang masih menatap ke depan, memiringkan kepalanya ke arah Kirana.

Kirana hanya mengusap sekilas seraya tersenyum geli. Iyo kembali menegakkan kepalanya.

Ponsel Iyo berdering, ia menyuruh Kirana yang mengambilnya. "Siapa?"

"Mantan Terindah."

Iyo melotot sendiri. Astaga! Ia lupa mengganti nama kontak Via.

Tangannya meraih ponselnya lalu menjawab panggilan tersebut. "Bang Sat jadi jemput Megumi, kan?!" teriak Via di seberang sana membuat Iyo menjauhkan ponsel dari telinga.

"Iya! Gak usah teriak lo!" seru Iyo tertahan. Merasa telinganya berdengung karena teriakan Via.

Hendak bicara lagi, tapi Via malah memutus sambungan. Lalu ia kembali menyerahkan ponselnya pada Kirana.

"Aku lupa ganti nama kontaknya. Itu udah lama banget," ujarnya pada Kirana. Wanita itu menerima ponselnya dengan kening berkerut. Melirik sekilas. "Kamu ganti."

"Jadi apa?" tanya Kirana.

Iyo menoleh sekilas. "Si Galak."

Kirana mengulum senyum, ia pun melakukan apa yang Iyo perintahkan. Mengubah nama kontak Via.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang