[12] Chapter 1 : Baik dan Kejam (11)

138 28 3
                                    

Chapter 1 : Baik dan Kejam (11)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 1 : Baik dan Kejam (11)

Ibu Sigren, Carla, merawat putranya sampai dia meninggal.

'Kamu harus hidup, Sigren'

Kalimat pendek itu mengikat dirinya, menjadi sesuatu yang hampir seperti kutukan. Karena kata-kata itu dia tidak bisa menyerahkan nyawanya dan nyaris tidak berhasil melarikan diri dari orang-orang yang mencoba membunuhnya. Tentu saja, itu adalah kehidupan yang sulit untuk dijalani. Untuk anak laki-laki berusia sepuluh tahun, ketika mencoba melarikan diri dari kematian, dia juga harus khawatir tentang makan dan hidup. Untungnya, dia memasuki korps tentara bayaran untuk melakukan tugas-tugas, sehingga dia bisa menghindari kelaparan. Tapi itu satu-satunya keberuntungannya. Hidup di sana tidak mudah. Dia memasuki korps tentara bayaran yang memiliki kepribadian paling kasar di antara korps lainnya. Sigren dipukuli karena kemarahan berkali-kali, terkadang tanpa alasan. Mereka yang temperamennya sangat buruk melukai kulitnya dengan rokok yang mereka hisap. Tubuh Sigren dipenuhi dengan bekas luka kecil karena lukanya tak pernah dirawat dengan baik.

Namun, dia bertahan dalam diam. Lagi-lagi, itu karena keinginan ibunya yang terngiang jelas di telinganya. Namun demikian, di tengah rasa sakit dan kesepian yang berulang, sebuah pertanyaan muncul di benaknya. 'Aku harus hidup. Tapi untuk apa aku hidup?'

Dia tidak bisa berbohong. Dia kesepian. Pemikiran bahwa seseorang membutuhkannya di sisi mereka, itu akan menjadi hal yang menyenangkan. Dia ingin menemukan nilai keberadaannya, hanya sedikit, dan tidak menjadi kehidupan seolah-olah dia adalah serangga yang tidak berarti.

"Kamu bajingan, kamu tidak berharga. Kamu tidak punya tempat untuk pergi, bajingan. Aku membawamu, tapi kau benar-benar tidak berguna."

Kenyataannya dingin. Perlakuan terhadap anak yatim piatu yang hanya bisa melakukan pekerjaan rumah tidak lebih berharga dari sebuah mainan. Tentara bayaran melemparkan kata-kata kasar, menjatuhkannya ke lantai, dan dengan kejam memukulnya dengan tinju dan kaki mereka. Lainnya, yang setidaknya tidak berpartisipasi dalam kekerasan yang tidak masuk akal, tidak melakukan apa pun untuk menghentikan tindakan mereka. Mereka hanya menonton dengan tatapan tak berperasaan.

Dia selalu hidup di lingkungan seperti itu. Di dunia tanpa simpati sedikit pun, jauh dari kasih sayang. Tidak ada hari berlalu di mana tidak ada memar baru di tubuh kecil Sigren.

Setelah bertahun-tahun, korps tentara bayaran milik Sigren harus mempertahankan wilayah Heilon. Pertarungan melawan monster jelas berbahaya, tapi bayarannya besar.

Sigren, yang bahkan tidak menerima senjata yang tepat, selamat dari pertarungan melawan monster dengan pedang seseorang yang dia ambil di medan perang. Pertarungan tanpa akhir itu sulit, tetapi ada satu hal yang baik. Pertempuran hidup dan mati membuatnya lebih kuat.

Namun, pertempuran yang satu itu. Para onager sangat merusak. Salah satu tentara bayaran yang selalu mengganggu Sigren mendorong Sigren ke tengah monster. "Kamu sangat tidak berguna. Pergi, jadilah perisai manusia!" dan tentara bayaran itu lolos melalui celah.

Sigren terampil bertahan dengan hidupnya. Namun, tidak peduli seberapa banyak keterampilannya meningkat, bocah empat belas tahun itu masih belum cukup kuat. Akhirnya, dia terluka dalam di perutnya dan pingsan karena kelelahan.

Apakah ini akhirku...?

Dia lega memikirkan bahwa semua akhirnya berakhir. Satu hal yang dia rasakan sangat disayangkan adalah dia akan mati sebagai ganti orang bajingan itu. Tentara bayaran yang mendorong Sigren adalah orang yang paling pemarah. Ada orang yang membutuhkan lebih banyak bantuan daripada orang seperti itu. Dia ingin menjangkau yang lemah. Karena tidak ada yang membantunya ketika dia sendirian. Setidaknya, dia ingin membantu.

Dia tahu itu adalah pola pikir yang lemah bahwa dia tidak ingin ada orang yang hidup seperti dia. Dunia yang dia tinggali berada di tempat di mana seseorang harus mengeksploitasi seseorang untuk naik tetapi dia tidak ingin menjadi orang seperti itu. Akibatnya, dia dipukuli seperti ternak setiap hari dan akhirnya menemui ajalnya.

Namun, tetap saja, meski sedikit, dia ingin percaya bahwa keinginannya tidak sia-sia. Pasti ada cahaya di suatu tempat, atau dia bisa menjadi cahaya bagi seseorang.

Tapi itu semua tidak mungkin sekarang.

Segera setelah itu, Sigren menutup matanya.

Dalam kegelapan, seseorang dengan lembut membelai kepalanya. Itu adalah semacam sentuhan yang dia rasakan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, sangat nyaman sehingga dia hampir menangis. Kemudian, ketika dia membuka matanya, Sigren melihat seorang gadis tertidur di sisinya di sebuah ruangan yang penuh dengan cahaya matahari terbenam. Rambut perak menyebar lembut di tepi tempat tidur dan bersinar di matahari terbenam.

Itu adalah pemandangan paling damai dalam hidupnya yang melelahkan.

***

A/N 

Jujur, ini bab paling susah diterjemahkan sejauh ini. Banyak kata yang bisa dimengerti tapi susah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Aku sudah berusaha sebisaku teman-teman. Semoga kalian nyaman ya membacanya.

 Semoga kalian nyaman ya membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KETEMU ML DI MEDAN PERANG?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang