Bab 1

1.8K 185 28
                                    

"Ah, mimpi itu lagi ...."

Yibo terbangun dari tidur, mengusap kasar wajah berusaha untuk mengembalikan kesadarannya segera. Bulir keringat tampak di dahinya, napasnya masih tersengal-sengal. Mimpi itu terus terulang membuatnya merasa tengah dikendalikan dan diawasi oleh sesuatu.

Pikirannya melayang jauh, pemuda tampan dengan bibir sexy itu menyandarkan tubuhnya, merenung sejenak. Kedua alisnya bertaut, matanya bergerak tak tentu arah, sampai pandangan netra hitam pekat itu jatuh menatap ke arah jam yang tergantung di dinding.

"Ah, shit! Aku bisa terlambat!"

Dia hempaskan begitu saja selimut yang sejak tadi menutupi tubuhnya asal. Tubuh atletis dengan tato di dada kiri langsung terlihat tanpa aling-aling.

Yibo segera bergegas menuju kamar mandi, mempersiapkan diri, lalu segera pergi menuju stasiun kereta.

Tuan Wang Jian yang tidak lain adalah kakeknya memintanya datang berkunjung ke Kota Lan Gusu, kota tempat di mana dia lahir dan tumbuh besar, sebelum akhirnya tinggal di negeri orang.

Udara panas di tengah hari, juga padatnya aktifitas di stasiun besar di Kota Lan Gusu menjadi mimpi buruk untuk pemuda 18 tahun yang tidak menyukai keramaian itu.

Baru beberapa minggu dia kembali, setelah bertahun-tahun menghabiskan waktu, tinggal dan menuntut ilmu di negeri asing, dan saat ini kakeknya dengan alasan kangen memintanya datang. Dan untuk pertama kalinya Yibo datang sendiri.

Pemuda berperawakan tinggi dengan wajah tampan terlihat paling berbeda di antara kerumunan orang yang berlalu lalang. Pakaiannya yang terkesan santai, tetapi berkelas membuktikan dia bukan berasal dari kalangan biasa.

Matanya tajam dengan alis tebal dan bulu mata panjang membingkai,  berkali-kali menatap layar ponsel, sesekali samar terdengar gumaman kecil dari bibirnya mengeluh.

Dia benar-benar ingin melarikan diri dari sana.

Merasa tak nyaman? Tentu saja. Jika saat ini saja kausnya telah basah dengan keringat, juga tatapan orang-orang yang sepertinya tengah memperhatikannya dengan cara yang tidak biasa. Namun, sebuah pesan yang memintanya untuk menunggu, membuatnya dengan terpaksa bersabar.

"Wang Yibo?"

Seorang pemuda bertubuh tinggi, berambut hitam, dengan gigi kelinci terlihat mendekat dan menyapanya.

"Apa aku mengenalmu?" pemuda yang dipanggil Yibo itu balik bertanya dengan kedua alis tebal bertaut. Pemuda di hadapannya itu tidak bisa dibilang kecil, tetapi saat berdiri di depan Yibo, dia menjadi terlihat imut.

"Aku Sean! Apa kau tidak mengenaliku?" Lelaki yang menyapanya tampak antusias memperkenalkan diri. Namun, Yibo benar-benar tidak punya ingatan akrab dengan nama tersebut.

Yibo tampak bingung, dia perhatikan lebih saksama wajah manis dengan tahi lalat kecil di bawah bibir itu, kulitnya tak terlalu putih, tetapi juga tidak bisa dibilang cokelat.

Yibo memperhatikan secara keseluruhan perpaduan itu semua, yang ternyata mampu membuat dirinya terhipnotis untuk terus menatap.

Mendapati pemuda yang diajak bicara tampak bingung dan ragu, pemilik netra cokelat dengan bulu mata panjang itu semakin mendekat, mencondongkan tubuhnya lalu mengangkat rambut yang menghalangi sebagian dahinya.

"Apa kau ingat ini?" Sebuah tanda luka di kening pemuda itu membuat seketika Yibo berlonjak.

"Xiao Zhan!!" tanpa menunggu pemuda itu membenarkan jawabannya, Yibo langsung memeluk tubuh itu erat.

"Yibo!! Aku tak bisa bernapas! Bagaimana bisa kau tumbuh sebesar ini!"

Pemuda bernama Xiao Zhan itu tampak protes, tidak percaya jika temannya yang dahulu dia selalu bela dari gangguan teman lainnya, kini telah tumbuh melebihinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last  BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang