eleven

1.6K 156 6
                                    

ssup?!

-imperfect-

Kini Jaemin, Donghyuck, dan Mark sedang berada di kantin rumah sakit, sambil menunggu Renjun mengambil pesanan mereka kesempatan ini digunakan Jaemin dengan baik, ia berencana menginterogasi Donghyuck dan Mark. Dan jika kalian bingung kenapa Renjun bisa ada disini, tentu saja jawbananya karena Jeno yang mengantar.

Jaemin menggebrak meja tidak terlalu kuat setelah lama memandangi sepasang kekasih didepannya, pertanda ia akan memulai sesi interogasi, Donghyuck dan Mark yang sedari tadi hanya menunduk canggung -pun menegakkan kepalanya bersamaan.

Jaemin menunjuk Mark dan Donghyuck bergantian lalu menyatukan telunjuk kanan dan kirinya.

"ya.. kami berpacaran.." kalian tahu kan apa yang ditanyakan Jaemin? Mark pun hanya menyumbang anggukkan kepala. Jaemin memijat pangkal hidungnya, dia merasa malu sudah menyukai Mark yang notabenya pacar sahabatnya sendiri.

"tidak perlu begitu, jaemin-ssi?" ucap Mark yang tak yakin dengan nama yang ia sebut, bagi mark nama Jaemin masih terdengar asing.

Jaemin angguk-angguk dan mengibas-ngibaskan tangannya di udara tetapi terus memijat pangkal hidungnya, sungguh rasa malunya masih melekat hingga sekarang, Mark dan Donghyuck didepannya hanya menggaruk tengkuknya canggung.

Saat suasana tak kunjung berubah, Renjun datang membawa dua nampan yang berisi makanan dan minuman dengan alis terangkat.

"jaemin, apakah kepalamu sakit? Dan apa apaan suasana yang canggung ini" Jaemin hanya menggeleng lalu mengedikkan bahunya, ia menyambut nampan ditangan Renjun dengan hati-hati dan akan mengambil Jajangmyeon di nampan sebelah kanan dan Cola di nampan sebelah kiri, namun Renjun menepis tangan Jaemin.

"tidak boleh! makan bubur, satu lagi.. tidak ada Cola untukmu Na Jaemin" Ucap Renjun lalu menyodorkan bubur dan air putih didepan Jaemin.

"ayolah, apakah aku harus memakan lendir ini?" Batinnya, namun seolah buta Renjun tak memperdulikan tatapan memohon Jaemin, toh dia melakukan semua itu untuk kesehatan Jaemin juga, siapa suruh tidak mau memakan masakan Renjun yang jauh lebih enak dari bubur hambar ini.

-imperfect-


"kalian ngerumpi atau makan?" sahut seseorang di belakang mereka,  sebenarnya hanya Renjun dan Donghyuck yang merumpi, Mark dan Jaemin hanya menyumbang senyum saja.

"dan kau, kenapa tidak ikut ngerumpi?" Ucap Jeno yang terarah ke Jaemin, senyum mereka berempat mendadak hilang terutama Renjun dan Mark. Renjun menatap Jeno dengan tatapan seolah akan melahap pria jakung yang sedang menaruh nampan makannya keatas meja.

Sedangkan Jaemin?  Ia memilih acuh dan melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda beberapa saat.

Hanya Donghyuck yang sadar, sadar bahwa Jeno melemparkan tatapan merendahkan terhadap Jaemin, namun ia tak ingin ikut campur dalam masalah apapun selagi masih dalam kata "safe".

-imperfect-


Setelah acara makan yang berakhir sunyi dengan aura yang tidak sedap, saatnya Jaemin kembali ke kamar untuk dipasang infus sekali lagi lalu pulang saat infus kedua habis.

Jaemin terlelap, mungkin ia lelah setelah kejadian taman hingga kamar Chenle.

"ck! sama seperti orang tuanya! tidak berguna! keahliannya hanya menjadi beban" ucap seorang wanita paruh baya yang memekik nyalang didepan wajah bocah kecil sambil berkacak pinggang. Sedangkan anak kecil didepannya hanya diam menunduk.

"pupuklah kebodohanmu itu bocah sialan hingga kau menjadi dungu seperti ibumu ckck" tante-tante tersebut mendorong dorong kepala bocah tersebut dengan jari telunjuknya beberapa kali.

"m-maaf..." mendengar itu wanita didepannya hanya memutar bola mata malas.

"SELALU MAAF MAAF DAN MAAF!! APAKAH TIDAK ADA YANG BISA DIUCAPKAN SELAIN MAAF?! MAAFMU TIDAK BISA UNTUK MEMBAYAR HUTANG PAMANMU!!" wanita itu berteriak untuk kesekian kalinya, bedanya, kali ini lebih kencang.

"apa yang harus kulakukan agar mulutmu tidak bisa mengatakan hal tidak berguna?" tante-tante itu nampak berfikir sejenak.

"b-baiklah aku tidak akan melakukannya lagi a-ahjumaa.." mendengar itu, seseorang yang dipanggil ahjuma tersenyum manis kearahnya lalu menunjukkan senyuman licik setelahnya.

"sepertinya kau menginginkannya, baiklah aku akan membuatmu diam, forever~"

ahjuma tersebut mencoba memasukkan obat ke dalam mulut bocah kecil tersebut, dan meminumkan air secara paksa hingga bocah laki-laki itu tersedak dan mengeluarkan air di hidungnya, air matanya tak kunjung berhenti meleleh di dua sisi pipi tirus bocah tersebut.

Setelah berhasil meminumkan obat tersebut, wanita paruh baya tersebut tertawa puas lalu keluar dan menutup pintu triplek itu dengan keras.

Obat tersebut bereaksi, seolah tercekik bocah tersebut memegangi area lehernya dan mencengkamnya kuat hingga kukunya melukai leher kecilnya, ia merintih dan berteriak keras, tapi nihil, teriakannya seolah transparan di telinga orang rumah.

"ma.. mama to.. akhh tolong... tolong... s-sakitt mama hiks" bocah tersebut meringkuk terbaring di semen dingin dengan mulut yang terus merintih tercekat.

"TOLONG!!"

"HAHH.. HAHH.."

"ada apa?" tanya seseorang yang tanpa Jaemin ketahui duduk dikursi sebelah bangkarnya sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

"k-kau.." Jaemin tergagap, kalian tahu alasannya? ya itu karena suaranya.

"apa? aku apa?"

"t-tidak.. aku.. aku hanya-" Jaemin gelagapan ingin mengatakan sesuatu seperti seseorang yang tertangkap basah mencuri jemuran tetangga.

"kau hanya berbohong, itu yang kau lakukan" Jaemin meremat selimut rumah sakit erat, otaknya berputar untuk mencari alasan namun sudah disanggah oleh si dominan.

"kau.. kenapa bisa?" Jeno menjawab dengan kedikan bahu acuh dan menangkupkan wajahnya diantara kedua tangannya berniat kembali tidur, menyisakan Jaemin yang dilanda rasa cemas sekaligus penasaran, sudah lama ia tidak merasakan perasaan seperti sekarang.

Saat ingin berbaring kembali Jeno kembali berucap.

"Jangan menganggap mata yang selalu acuh tidak memperhatikan segalanya, Na.. kamoto"

.


.

Hello hello hello ma readers! Now! im back to publish my work again yippie, sorry for last problem again i said sorry sorry very very very much, enjoy for my fresh work in july dan tunggu kedatangan cerita baru (kemungkinan)  ada beberapa tapi masih mikir mau publish yang mana, markhyuck, nomin, or chenji,

idk men.. atau lebih baik me selesain ini dulu? gua takutnya kalian bosen karna work ini up nya lelet bgt, salahin kenapa gua mager ngehehe

Anw sorry for typo!

oke bye! loafs♡!

©Thursday, 8 July 2021
10 : 22 AM

(im)perfect | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang