'Alasan kenapa kemarin Bogum nyuruh buat ngikutin ularnya itu gara-gara biar tau dimana mereka tinggal.'
'Soalnya itu bisa bahaya buat orang-orang yang dateng ke hutan.'
'Tapi aku malah kabur KSHSDHEAISJFISKCOWLS.'
'APA?? AKU GAMAU MATI DIGIGIT ULAR YA!'
'Tapi katanya harusnya aku ga teriak dan lari, soalnya bisa memprovokasi si ular.'
'Btw aku belum liat Jungkook, kayanya dia sibuk.'
'Mungkin ngurusin pernikahannya.....haha :))'
'Oh iya ini hari sabtu, ibuku minta aku bantuin dia beli bahan-bahan di pasar.'
'Aku seneng banget, aku kangen belanja :(('
..
"Ini berapa?" Tanya ibu Taehyung, ia mengacu pada kepiting.
Tae masih teralihkan dengan tempat itu. Bersih dan rapi. Ada banyak hal yang bisa dibeli, juga ada banyak orang. Namun tidak sebanyak orang di masa depan.
Mereka telah membeli kepiting itu, dan sekarang mereka pergi berkeliling untuk melihat-lihat berbagai makanan lain.
"Apa kau menginginkan sesuatu, sayang?" Tanya Ibunya, Tae segera memikirkan sesuatu. Ia melihat tidak jauh dari sana, sebuah kios dengan kerang sebagai produk mereka. Oh sial, Tae sangat menyukai kerang. "Bisakah aku membeli beberapa kerang?"
Ibunya mengangguk dan Taehyung dengan senang hati pergi menuju kios tersebut, meninggalkan ibunya menunggu tidak jauh dari sana. Ia melihat-lihat kerangnya dan memeriksa apakah mereka masih segar. Anehnya, semua kerangnya terlihat segar, sepertinya baru saja keluar dari laut.
Tidak seperti di masa depan, err... Lebih baik tidak mengatakannya.
Walaupun semua terlihat segar, tetaplah Tae memilih yang terbaik di antara mereka semua. Ia membeli 1 kilogram dan menerima kertas pembungkus setelah ia selesai memilih.
Ia kembali ke tempat ibunya dan sepertinya beliau sedang berbicara dengan seseorang. Meski orang itu memunggunginya, Tae langsung terkejut begitu menyadari siapa orang itu. Sambil tersenyum, dia pergi ke arah mereka, ibunya segera menyadari kehadiran Tae. "Oh, aku lupa bilang, aku kemari bersama Taehyung." Keduanya bertemu pandang dan mereka tersenyum satu sama lain.
Jungkook membungkuk kecil dengan kepalanya sebagai bentuk kesopanan. "Selamat pagi, Tuan Kim." Tae melakukan hal yang sama, "Selamat pagi juga, Kapten." Ibunya merasa sedikit bingung saat mereka mulai terkekeh kepada satu sama lain, namun ia tidak menunjukkannya.
Karena mungkin, ia tahu.
"Saya harus pergi, Nyonya Kim. Semoga hari Anda menyenangkan." Jungkook berkata dan membungkuk lagi sebelum pergi.
Tepat setelah itu, Tae langsung bertanya pada ibunya. "Kenapa Kapten ada disini?" Mereka berjalan untuk mencari makanan lagi. "Dia bilang dia punya inspeksi di kamp terdekat."
"Ibu sedang menata barang yang kita beli, ibu sedikit kesulitan saat menata tomat dan dia datang membantu ibu." Tae tersenyum sepanjang ibunya bercerita. Ibunya memperhatikannya, ia mencoba menangkap sesuatu.
"Kapten terlihat sangat cerah akhir-akhir ini, mungkin dia sedang jatuh cinta." Senyuman Tae semakin lebar, namun ia segera mengulum bibirnya untuk mengontrol senyumannya. Ibunya mengalihkan pandangan dan tersenyum kecil.
Kau tahu, naluri seorang ibu?
..
Tae dan Ibunya masih mencari makanan dan tinggal beberapa lagi mereka selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Jeon, Since 1894 [kookv] Indonesian ver
Fanfiction[ON GOING] "Saat perang usai, kita akan menikah dan aku akan menumbuhkan bunga seperti dirimu, dan kisah kita akan menjadi salah satu kisah cinta terindah di alam semesta" -sebuah surat ditemukan di saku tentara yang tewas ; Captain Jungkook Jeon, 1...