Secret Dating

250 36 11
                                    


Kalau ada typo mohon dimengerti, karena nulisnya sambil ngantuk

Guys, Author kok berencana di judul ini sad ending, yaa:)

Ingin mencari ending yang berbeda saja dari judul yang sebelumnya. Kalau nanti endingnya tidak sesuai ekspektasi... Hehehe....

Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ

Jeno menatap serius pada ponselnya. Atau lebih tepatnya meratapi dan meresapi setiap kata yang dia baca dalam room chatnya. Pesan itu dikirim semalam dan subuh tadi baru Jeno buka. Dengan semangat dia membuka pesan itu apalagi melihat siapa yang mengirim pesan membuat kebahagian di pagi hari sampai tersenyum layaknya orang gila di fajar hari.

Namun semua luntur kala mengetahui apa isi pesannya. Ajakan bertemu tepat pukul sembilan malam di belakang apartemen Yujin. Jika dihitung dari awal mereka pacaran, ini adalah pesan ke tiga dari Yujin yang mengajaknya bertemu secara diam-diam. Memang awalnya Jeno merasa bahagia, tapi kali ini pesan teks itu terasa asing dan aneh. Rangkaian kalimat tiap kata bukan seperti yang Yujin biasa kirim pada Jeno. Dan Jeno merasa ada sesuatu tidak beres mengenai isi pesan.

Berkali-kali Jeno berjalan dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Memikirkan kemungkinan baik dan buruk maksud dari pesan itu. Perasaan buruk lebih mendominasi membuat Jeno frustasi sendiri.

Sejak kiriman paket kedua dari Sasaeng, Yujin lebih susah dihubungi. Dua kali jika Jeno mengingat pesan yang dikirim Yujin dari tiga hari lalu. Menyatakan bahwa dia baik-baik saja dan akan aman jika tetap di asrama masing-masing sampai keadaan pulih. Waktu itu Jeno sudah bernapas lega sampai semalam. Tapi pagi ini Jeno kembali diserang dengan rasa takut. Enyah mengapa firasatnya buruk pagi ini setelah membaca pesan Yujin.

Jeno membalas menyetujui ajakan Yujin. Dan sampa sekarang pesan kirimannya belum dibaca. Jeno tahu gadis itu pasti sibuk dengan jadwal, tapi sesibuk apapun kalau tidak sempat membalas pasti membaca. Ini ada apa?

Karena merasa kurang udara segar, Jeno akan keluar asrama mencari hiburan diri. Mungkin mengajak Jaemin dan meminta saran akan lebih baik. Melirik jam dinding yang masih menunjuk angka tiga. Masih banyak waktu sebelum pukul sembilan malam.

"Na Jaemin!" Panggilan Jeno memasuki kamar Jaemin.

Temannya itu ternyata sedang bermain game di komputer bersama Jisung. Pantas saja sejak siang tidak menampakkan diri ternyata sibuk bermain game.

Mata Jaemin sibuk menatap layar komputer sampai tidak bisa mengalihkan perhatian pada Jeno. Bisa saja kalah, permainan di layar lebih menarik perhatian dibandingkan suara Jeno.

"Temeni gue keluar bentar, beli kopi di cafe langganan lo." Duduk di kasur Jaemin.

"Sibuk main. Sama Renjun aja!" Tangannya sibuk mengotak-atik keyboard komputer. Bibirnya sampai ikut bergerak.

"Bentar doang, gue jajanin lo!"

"Hyung, gue juga!" Si maknae bersuara.

"Nunggu sampe gamenya selesai." Balas Jaemin.

Jeno mengiyakan dan merebahkan badan di kasur sambil menunggu dua manusia komputer itu menyelesaikan permainan.

"Tumben lo ngajak pergi, Bang?" Tanya Jisung.

"Ada masalah lagi?" Jaemin memang teman paling bisa memahami dan tahu perasaan Jeno. Hanya melihat tingkah laku dan wajah Jeno saja tahu.

Jeno enggan membalas. Pikirannya masih melayang memikirkan banyak hal. Bisa saja Sasaeng itu bertindak lebih bahaya dengan mengancam Yujin.

Short Story ||•FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang