41

125K 5.3K 347
                                        







            Semua orang saat ini tengah berkumpul di rumah Dirga. Setelah mendengar kabar Luna hilang, orangtua Luna, Vina, Vita dan Vano bergegas datang kesana.

"Bagaimana Brandon, apa kau berhasil menemukan hal yang mencurigakan?"tanya Dirga dengan wajah cemas yang tidak bisa disembunyikan.

Brandon yang berada didepan komputer tengah melihat semua cctv menoleh ke arah Dirga.

"Aku tidak menemukan hal yang mencurigakan, tapi aku melihat Luna berada di taman. Sepertinya sebelum Luna pergi ada yang menghubungi Luna terlebih dahulu dan aku bisa melihat wajah Luna seperti tegang setelah mengangkat telepon itu. Dia langsung pergi setelahnya menuju kamarnya dan pergi lagi pada pukul setengah dua sore."

"Dengan bukti ini akan sulit menemukan Luna, dia tidak meninggalkan jejak apapun di rumah ini, dia juga tidak membawa mobil juga, kan?"

Dirga mengusap wajahnya dengan kasar kenapa Luna harus nekat pergi sendiri sebenarnya dia pergi kemana dan dengan tujuan apa.

"Om, Tan bagaimana jika Luna di culik juga seperti Gina hiks, aku nggak mau kehilangan temen lagi untuk kedua kalinya."tangis Vita sambil memeluk kekasihnya.

"Tunggu dulu. Jangan-jangan Luna pergi untuk mencari sahabatnya itu,"ucap Vina.

Vita mengangguk setuju ada benarnya juga yang dikatakan oleh Vina.

"Kau pernah mencurigai siapa Vita? Atau Luna pernah berkata padamu jika dia mencurigai seseorang yang sudah menculik temanmu itu. Bisa saja penculik itu tadi menelpon Luna dan mengancam dia untuk datang kesana."

"Luna orangnya tidak percayaan Tan. Tapi aku pernah mencurigai seseorang dan dugaanku kuat sekali jika Dena yang sudah menculik Gina."

"Astagah Dirga, jangan-jangan Dena yang mengancam Luna kali ini karena dulu kau juga sudah mempermalukannya di depan umum."

"Sial! Bukankah dia sudah pindah dengan Daren ke tempat yang jauh kenapa dia bisa datang lagi!"

"Sebentar aku coba hubungi Daren, dia pasti tau di mana Dena berada."

Vina mulai menelpon Daren.

"Halo."

"Ya halo."

"Kamu ada dimana?"

"Diperjalanan. Aku baru pulang dari luar kota, ada apa?"

"Datang ke rumah Dirga sekarang."

"Untuk apa?"

"Cepat ini perintah dari Dirga."

"Baiklah aku akan segera kesana satu kilometer lagi aku sampai." Vina langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Daren tidak ada di luar kota, dia masih ada di daerah sini dan ku rasa Daren menyembunyikan Dena di tempat yang sepi dan menjaganya dengan ketat."

Setelah menunggu hampir sepuluh menit akhirnya klakson mobil terdengar dari luar.

Saat pintu rumah terbuka, Dirga langsung bergegas menuju Daren dan memukuli nya dengan brutal.

"Kau membohongiku lagi bajingan! Kau bilang kau sudah pindah ke luar kota dengan anakmu itu."ucap Dirga sambil memukuli wajah Daren.

"Dirga stop!"perintah Vina.

Dirga nenggeram marah jika Daren bukan temannya pasti sudah ia bunuh nanti.

"Ada apa ini kenapa saya di pukul?"tanya Daren sambil menahan rasa nyeri di pipi dan bibirnya.

"Kamu sembunyikan dimana Dena?"tanya Vina.

Menjadi ibu susu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang