Seorang gadis tinggi, putih, cantik nan manis itu sedang berdiri di depan Bangunan Sekolah London.
Gadis itu bernama Anaya Pricilla. Gadis itu terkenal pendiam, dingin dan datar. Tidak ada yang berani mendekati Gadis ini atau pun mencari masalah dengannya.
Gadis ini sangat pelit berbicara. Gadis ini hanya akan membuka suara jika sudah diperlukan sekali.
Hanya satu orang saja yang berani mendekati Gadis ini dan berbicara dengannya selama bersekolah di London.
Dia adalah seorang lelaki tampan dan populer di London. Lelaki ini tertarik dengan sifat Anaya yang baginya Unik sekali dibanding dengan Gadis lainnya yang bersekolah di London.
Lelaki itu sangat terkenal dikalangan Gadis sekolah. Lelaki ini adalah pujaan hati setiap Gadis. Lelaki ini selalu bersama dengan Anaya setiap saat. Lelaki ini mempunyai pesona yang memabukan.
Lelaki ini berdarah Indonesia~Inggris.
Nama lelaki itu adalah...
"Gino! sudah berapa kali kukatakan bahwa aku tidak ingin kau memaksaku seperti ini," ucap Anaya dengan nada sedikit naik.
"Turunkan nada bicaramu itu Anaya. Kau belum makan dari rumah'kan? aku tau itu, karna kau memang selalu begitu dari satu tahun yang lalu Anaya," ucap Gino menarik tangan Anaya.
Yah, nama Lelaki idaman Gadis sekolah dan Lelaki yang berdarah Indonesia~Inggris ini adalah 'Gino' Lelaki yang sangat Populer.
"Gino..." bisik Anaya.
"Anaya!" tegas Gino.
"Yasudah, tapi jangan disini makannya," ucap Anaya pasrah.
"Lalu dimana? tidak mungkin di WC'kan?" ucap Gino.
Anaya melototkan matanya saat Gino mengatakan ucapan itu. Anaya memukul kepala Gino memakai buku tebal yang dibawanya.
'Pletak'
"Aawwss...! sakit...!" ringis Gino.
"Makanya jangan asal ngomong!" sentak Anaya.
Yah, Anaya bisa menjadi Galak, Pendiam, Dingin, Datar dan lain sebagainya hanya di depan Gino saja. Jika di depan yang lainnya termasuk keluarganya, Anaya akan menjadi seorang yang pendiam, dingin dan sangat datar sekali.
"Kau galak sekali Anaya," bisik Gino.
"Ha?"
"Ah... tidak Anaya, maksudku itu kau cantik jika sudah marah begini," ucap Gino mengelak.
"Kita ketaman saja jika kau ingin aku makan," ucap Anaya dingin secara tiba-tiba.
"Iyah Nyonya Gede..." ucap Gino penuh penekanan.
Anaya hanya tersenyum tipis saja saat mendengar ucapan Gino. Anaya berjalan mengekori Gino dari belakang. Anaya berjalan dengan tatapan dingin dan datarnya dengan wajah yang tidak berekspresi sedikitpun.
"Jangan buat mimik wajah seperti itu Anaya... nanti mereka lari melihatnya," ejek Gini menatap Anaya dibelakangnya.
"Diamlah!" tegas Anaya malas berbicara jika banyak orang disekelilingnya.
°°°°°
"Aaa..." ucap Gino sembari menyuapi Anaya.
Anaya menerima suapan nasi dari tangan Gino. Bagi Anaya dan Gino, itu adalah hal yang biasa mereka lalukan selama bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
A N A Y A
Dla nastolatkówAku mencintaimu sebelum kau mencintainya. Aku menyayangimu sebelum kau menyayanginya. Aku merindukanmu sebelum kau merindukannya. Aku yang terlebih dulu mengejarmu sebelum kau mengejarnya. Aku yang sejak dulu mengenal dirimu dibandingkan dengan diri...