20. Memulai hari baru>3

2.5K 107 16
                                    

Follow Tiktok @rismafni
Follow juga Wattpad aing!
.
.
.
.
.

"Lo yang masak?"

"Tetangga sebelah, ya Gue lah!"

Azka hanya manggut-manggut. "Tumben."

Bella memutar matanya malas. "Azka sumaiku yang gantengnya sekebon, Lo nggak inget kemarin malam? Karena kita mulai hari yang baru, jadi Gue juga harus memulai kebiasaan yang baru. Ya maaf yang kemarin-kemarin karena belum bisa jadi istri yang baik, tapi sekarang bakalan berubah kok."

"Bagus lah."

"Usaha bareng-bareng, berarti yang bakalan berubah bukan cuma Gue kan?"

"Maksud?"

Cih katanyaa pinter, gitu aja nggak mudeng. "Lo bakal gini terus?"

"Gini gimana?"

"Lo bakal jadi es terus?"

Azka memandang remeh pada Bella, "Nggak mau coba buat cairin?"

"Udah selalu di coba, tapi nggak pernah dilihat." Ujar Bella melesukan raut wajahnya.

Azka mengerutkan keningnya, sanggupkah Bella mencuri hati Azka? Sekarang memang belum ada rasa apa-apa dalam hati Azka. Namun berbeda dengan perasaan Bella. Ibaratnya itu, Bella seperti termakan omongan sendiri. Yang bilangnya nggak suka, terpaksa, Azka jelek, Azka dekil, tapi malah Bella dulu yang menaruh rasa. Ternyata benar perkataan bunda beberapa hari lalu.

"Kata siapa nggak dilihat? sini deketan, ambilin nasi gorengnya."

Bella mengangguk dengan senang hati. Meskipun ia belum yakin dengan masakannya, yang penting sudah berusaha. Entah itu enak atau tidak.

"Inget, jangan dimakan kalo nggak enak, jangan di terusin kalo terpaksa." Oceh Bella saat mengambilkan nasi goreng untuk Azka. "Yang paling penting, jangan bilang enak kalo sebenarnya nggak enak."

"PD."

"Denger nggak?!"

"Iya bawel."

Bella mulai was-was saat Azka mulai mencoba nasi goreng buatannya itu. Soal rasa, Bella juga belum mencicipinya. Entah enak atau tidak, ia juga belum tau. Batinya, pasti Azka akan menertawakan masakannya itu. Jika dibandingkan dengan Azka, sudah jelas Bella kalah dalam hal masak memasak. Yaiya lah, bos resto. Satu atau dua masakan Azka sedikit mengerti tentang resepnya.

Bukan hanya dalam hal masak memasak saja, entah itu tentang pelajaran atau ataupun keahlian lainya Azka lah yang lebih unggul. Jika berdebat, keluyuran, dan menghambur-hamburkan uang, baru Bella juaranya.

"Gimana, enak?"

Azka mengangguk, "Iya."

Bella menghembuskan nafas lega. "Beneran?"

Azka kembali mengangguk dan melanjutkan makannya.

Masa sih enak, perasaan Gue cuma kasih garam sama kecap doang, batin Bella.

"Hoekkkk, uhuk-uhukk! Kok gini rasanya!" Bella memuntahkan nasi yang baru saja di masukan ke dalam mulut.

Azka menepuk-nepuk pelan punggung Bella. "Minum."

Setelah meneguk air cukup banyak, Bella beralih menatap kesal pada Azka. "Tuh kan boong! Kan tadi udah dibilangin, nggak denger?!"

"Nggak papa."

Mata Bella berkaca-kaca menatap hidangan nasi goreng di hadapannya. Ia merasa gagal dalam menjadi seorang istri. "Maaf." Ucapnya lirih seraya menundukkan kepalanya.

BellazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang