Jacob merebahkan dirinya punggung sofa. Pertandingam Quidditch sudah selesai, jadi semua sudah bubar dan kembali ke asrama masing-masing.
"Hey, kau tak memberiku selamat?"
Aku meliriknya, "Well, congrats Jacob. Kau pemain yang lumayan handal."
"Tentu saja. Kalau aku tak menyuruhmu untuk memberi selamat, kau pasti tidak akan mengucapkan kalimat itu, kan?"
Aku terkekeh, di susulnya beberapa detik kemudian. Aku tau pertanyaannya hanya jokes. Maka dari itu kami sama-sama terkekeh. Kenal dengannya selama berbulan-bulan membuat aku mengetahui sifat dan karakter orang lebih banyak lagi.
Awalnya aku selalu terjebak dan bingung cara menanggapi "jokes" yang dia buat. Karena kalian lihat sendiri, candaan nya bisa dibilang terlalu sensitif.
"Akh, shit-"
Jacob menoleh, "Watch your language, pretty. Ada apa?"
Lagi. Tenggorokan ku mulai terasa sakit lagi. Aku merasa lebih dari haus. Sepertinya sudah waktunya untuk pergi. Aku melewati batas.
Tapi, bagaimana bisa? Ini belum malam. Semua siswa masih berkeliaran, begitu juga para guru. Mau menyelinap model apapun, resiko tertangkapnya besar.
"Cullen!" Aku tersentak.
Ternyata sedaritadi aku melamun dan Jacob memanggilku berkali-kali.
Sepertinya kami menjadi pusat perhatian sekarang.. Ah, dasar Jacob.
❙❘❙❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❙❘❙❚❙❘
Not The End
Aku kembali ke rumah, pada akhirnya. Aku juga sudah melakukan apa yang harus dilakukan. Aku rindu suasana tenang di sini. Lebih dari biasanya.
"Bagaimana Edward?""He's fine. Tapi.."
Aku tau kalau yang lain sudah pasti penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan Edward. Juga, mengapa dia bisa benar-benar lupa dengan masa lampau nya.
Tapi di sisi lain, makin ke sini sepertinya Cedric yang tadinya aku kira adalah Edward, makin terlihat seperti bukan Edward Cullen.
"Kau makin ke sini makin tidak bisa dipercaya"
Bola mataku tertuju ke sumber suara. Yang tadi itu Bella. Aku tau, mungkin dia frustasi, karena dia kehilangam Edward. Tapi bukan kah dia tidak pantas berkata seperti itu?
"Jaga bicaramu, Bella" sahutku.
"Why should I? Memangnya kau siapa yang harus ku hormati, hm?"
"Bella-"
(sudut pandang orang ketiga)
Brak. Tangan kanan Lobelia sudah menghiasi leher Bella. Resiko. Dia bukan vampire jinak seperti saudara-saudari nya.
Jika membuatnya marah, terima akibatnya.
Bola mata merahnya menyala-nyala seolah bisa saja menusuk siapapun yang berani untuk membuatnya marah.
"Be, lepaskan!" teriak Alice. Yang tentu saja diabaikan oleh Lobelia.
Satu-satunya cara adalah—
Sret, brak! Emmett mendorong tubuh Lobelia agar menjauh dari Bella. Di sana Bella sudah terkulai lemah. Dia hanya manusia biasa.
Selama Lobelia lengah, segera Rosalie dan Alice membawa kabur Bella. Kemana pun yang jauh dari anak ini. Jika tidak maka bisa-bisa Bella mati ditangan Lobelia.
❙❘❙❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❙❘❙❚❙❘
Not The End
Setelah kejadian malam tadi, dalam benaknya Lobelia menyesal. Bagaimana pun, Bella itu sudah seperti saudarinya juga. Bella itu kekasih dari kakaknya. Bella sangat diterima Cullens. Sangat dijaga dan disayangi.
Lalu dengan gilanya dia membahayakan Bella.
"Hhhh, rumit sekali.."
Pagi ini dia berada di tempat yang biasa dia kunjungi dulu. Tempatnya menyendiri. Di atas salah satu pohon yang tempatnya cukup strategis. Dia bisa melihat batas daerah kawasan vampire dan wolf.
Jacob. Jacob Black. Nama mereka sama persis. Sikapnya juga. Kalau yang ini, Lobelia yakin seratis persen jika Jacob yang dia temui di Hogwarts adalah Jacob yang sama, yang ia temui sebelumnya.
Dia tidak mau muluk-muluk. Dia juga tidak akan menceritakan masa lalu. Entah Jacob dibuat lupa atau memang hanya pura-pura.
Yang jelas, Lobelia tak mau ambil pusing.
Situasinya kini cukup rumit. Jadi dia memilih untuk menjalani alur hidupnya saja. Entah itu akan berakhir baik ataupun buruk.
Kita lihat saja nanti.
❙❘❙❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❙❘❙❚❙❘
Not The End
Ihiy akhirnya setelah revisi 3 kali, part ini aku publish juga. Aku gatau hasilnya bakal sesuai harapan atau engga, but i tried my best.
So here we go, don't forget to vote this story!
Ah iya, bentar lagi aku bakal up story baru genre romance, teen fiction gitu deh. Tapi aku bakal tetep lanjutin cerita ini sampai tuntas.
Karena, ini Not The End.
Okay, see you on the next chapter! Stay healthy and always be happy! Love ya <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Not The End [slow update]
FantasyKisah ikonik Harry Potter dengan 'You-Know-Who' alias Voldemort memang sangat melegenda. Saentro dunia sihir pasti tahu kisahnya. Namun pernah kah engkau berfikir bahwa ada tragedi lain yang kisahnya sengaja tidak diceritakan, karena sangat menggemp...