E-912203914

695 85 10
                                    

Siaran kedua puluh tayang pada : 1 Juli 2021

Song recommended :
Fine Today – Ardhito Pramono

Song recommended :Fine Today – Ardhito Pramono

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-elnoveint-

"Gue tau, lo nggak bakal ngungkapin siapa lo sebenarnya. Dan, gue juga nggak mau menjelaskan apa yang udah lo liat tadi. Biar apa yang lo liat, itu yang lo pikirkan. Salah atau bener, yang nilai lo sendiri."

Ucapan Tita sore tadi benar-benar membuat Diandra berpikir keras. Ternyata dibalik sifat Tita yang ramah dan terlihat baik pada siapapun, dia sebenarnya seorang pengedar obat-obatan terlarang. Penampilan memang terkadang bisa menipu.

Diandra mengernyit bingung saat terdengar suara sesuatu yang jatuh. Diandra menyembulkan kepala keluar dan setetes air mengenai wajah. Diandra segera menutup jendela. Semoga saja tidak ada--

Jdar!

"Aaaa!" Diandra berteriak kencang, terkejut mendengar suara petir menggelegar di luar sana. Diandra langsung melompat ke tempat tidur. Menyelimuti tubuh hingga menutup kepala.

Biasanya saat hujan turun disertai petir, Vania selalu menemani Diandra. Tertidur sambil memeluk Diandra sampai pagi datang. Tapi, kali ini Vania berada jauh dari Diandra. "B-bunda..."

Suara petir terdengar kembali. Diandra berjengit dan berteriak lebih kencang dari sebelumnya. Kedua tangannya bertambah erat mencengkram tepi selimut. Diandra ketakutan. Ingatan tentang seorang yang paling dia sayangi pergi untuk selamanya terputar secara tiba-tiba di kepala.

"Mama..." Diandra terisak, "Ia kangen Mama..."

Diandra tersentak saat seseorang memegang kedua tangannya dan perlahan membuka selimut. "Ra..." Diandra membuka mata. Wajah Saka yang pertama kali dia lihat. Cowok itu tersenyum. "Aku di sini, nemenin kamu."

Diandra beranjak bangun. Memeluk Saka yang duduk di tepi tempat tidur dengan erat. "Ka..." ucapan Diandra terjeda karena isakan, "aku kangen Mama..."

Tidak ada yang Saka ucapkan, dia hanya terus mengusap punggung Diandra berusaha menenangkan. Karena, untuk saat ini yang Diandra butuhkan hanya sebuah pelukan yang memberikan arti bahwa ada seseorang di sampingnya, menemaninya.

Setelah cukup lama, Saka tidak mendengar suara isakan Diandra. Saka mengurai pelukan, melihat Diandra memejamkan kedua mata. "Cepet banget tidurnya," ucap Saka sembari menahan senyum geli.

Tangan Saka terulur, menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Diandra lalu beralih mengusap pipi. Tepat saat itu, raut wajah Saka berubah panik. Kulit Diandra hangat. Saka menyentuh kening Diandra, memastikan sekali lagi, dan benar dugaannya. Diandra demam.

"Ra, Diandra, bangun!" Berulang kali Saka menepuk pelan sebelah pipi Diandra dan memanggilnya, tapi Diandra sama sekali tidak membuka mata. Saka membaringkan Diandra di tempat tidur, kemudian berlari keluar mencari Budi.

Elnoveint✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang