28

22.4K 1.2K 23
                                    


"Kamu dari mana? Kenapa baru pulang?" tanya Abel ketika melihat Abi yang baru saja masuk.

Tak ada balasan sama sekali dari Abi, dia hanya terus melangkah menuju kamarnya, Abel tak gentar sedikit pun, dia mengikuti Abi yang masuk ke kamar.

"Bi, kamu dari mana?" tanyanya lagi.

Helaan napas jengah terdengar dari mulut Abi, dia sudah muak dengan segala tinggah Abel.
"Lo gak perlu tau gue dari mana."

"Kenapa? Aku berhak, aku istri kamu, kalau kamu lupa!"

"Itu hanya status, kita udah sepakat di awal kita nikah, lo gak perlu ikut campur sama urusan gue, begitu pun sebaliknya!" ucapnya kemudian melangkah menuju kamar mandi.

Abel hanya bisa menatap punggung Abi dengan nanar, dia hanya ingin menjadi istri seutuhnya, apa itu salah?

Tring!

Pandangan Abel sontak menatap ke arah ponsel Abi yang baru saja berbunyi dan menyala menandakan ada pesan masuk.

Dengan penasaran, Abel pun membuka isi dari pesan tersebut.

Citra❤

Makasih buat hari ini:) aku seneng banget🤗

Good night kak Abi❤

Abel mencengkram ponsel Abi dengan erat, hatinya sakit ketika membaca chat dari adik tirinya, apa Abel harus menyingkirkan Citra agar cintanya pada Abi bisa terbalaskan?

Cklek!

Dengan cepat Abel membalikan ponsel Abi pada posisi tadi, kemudian bersikap biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Abel menatap Abi yang baru saja keluar kamar mandi, wajah Abi terlihat lebih segar dari pada tadi, dan lebih tampan juga.

Abi mengangkat satu alisnya heran ketika melihat gelagat aneh Abel, namun dia sama sekali tak perduli.

"Makasih,"

"Hm?" tanya Abi tak mengerti.

"Soal tadi di sekolah, aku gak tau kamu ngomong apa sama kepsek, tapi aku bener-bener makasih banget sama kamu! Aku gak tau kalo gak ada kamu mungkin aku udah di keluarin dari sekolah,"

"Udah?"

Dengan kaku Abel mengangguk singkat.

Tak membalas apapun, Abi pun beralih pada ponselnya, dapat Abel lihat ketika Abi membuka ponsel lelaki itu tersenyum tipis membuat hati Abel mencelos sakit.

Tak ingin berlarut-larut menggali rasa sakit, Abel pun berjalan keluar kamar untuk mengambil air, berharap rasa panas di dadanya menghilang.

Sedangkan Abi, dia hanya memandang kepergian Abel dengan prihatin.

"Lebih baik kita seperti ini saja," batin Abi.

Satu tegukan mengalir di tenggorokan Abel, matanya memanas seperti akan mengeluarkan butiran-butiran bening.

"Gue gak nyangka jatuh cinta bisa semenyakitkan ini," gumamnya dengan terkekeh miris.

Setelah merasa lebih lega, Abel pun berjalan menuju ruang tamu dan menyalakan televisi.

Tangannya tetap setia mengelus perutnya yang membuncit, ketika merasakan pergerakan dari bayinya dia tersenyum haru, dia masih tidak menyangka bahwa ada makhluk yang menempati rahimnya.

Dengan tiba-tiba jantungnya berdetak dengan cepat, di pikirannya sudah ada keinginan yang benar-benar tidak masuk akal, namun semakin lama semakin meronta-ronta.

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang