Dipagi (Name) terbangun, semua barang Izana sudah tidak ada lagi. (Name) menatap datar ruangan yang kosong itu, namun aroma Izana masih bica tercium.
(Name) tak jadi merayakan tahun baru bersama Izana, dia pergi bersama Mika, namun (Name) tak seceria seperti tahun tahun sebelumnya. Sudah 7 tahun berlalu, kini (Name) berumur 23 tahun. (Name) bekerja menjadi penjual kue ternama, kue yang (Name) buat terjual habis setiap harinya.
Pagi itu (Name) membuka toko nya saat jam sudah menunjukan pukul 8 tepat, (Name) memakai celemek dan membuka lebar pintu toko nya. (Name) membulatkan mata nya saat melihat wanita yang menggendong anaknya, rambut anak itu sangat mirip dengan rambut Izana..
“(Name) – chan”, si wanita mendekat, itu Mika dia sudah menjadi seorang ibu.
“Mika?!”, (Name) kaget.
“Hihi, hay (Name)”, Mika menurunkan anak nya lalu memeluk (Name) erat, (Name) membalas pelukannya sambil sedikit terisak. (Name) sudah tak melihat Mika sejak umur 19 tahun, namun mereka saling memberi kabar lewat sms.
“Mika, apa itu anak mu?”, tanya (Name).
“Tentu”, Mika tersenyum, (Name) mendekati anak Mika yang sedang melihat lihat kue (Name), (Name) mengusap lembut surai anak itu.
“Nee, siapa nama mu?”, (Name) mengendong anak itu.
“Ummaa”, jawab nya, (Name) tertawa gemas lalu mengecup pipi anak itu.
“Kutako Hitto”, Mika.
“Berarti mana belakang mu sekarang Hitto ya”, (Name) mengambilkan sepotong kue dan memberinya pada Kutako.
“Mika, jangan pergi seenaknya”
“Ahhahaha, maafkan aku Kutako ingin membeli kue dan kebetulan aku bertemu dengan (Name)”
“(Name)?”
“Haik? AAAHHHHH kau Kakucho, teman Izana bukan?!”, ucap (Name) dengan suara yang agak tinggi.
“Haha, ternyata ini benar kau”, Kakucho, suami Mika.
“Uso, bagaimana bisa?”, (Name) masih melongo tidak percaya.
“Yang namanya jodoh ga kemana (Name)”, ucap Mika dan Kakucho bersamaan.
“Ehehehe, gomen gomen”, (Name).
“Kau, masih belum bertemu Izana?”, tanya Kakucho.
“Belum”, (Name) memberikan Kutako pada Mika.
“Kau sangat setia ya (Name), dia tidak terlihat lagi disekolah saat itu”, Mika.
“Aku selalu menunggu nya”, (Name).
“(Name), bisa bicara sebentar”, Kakucho.
“Te-tentu”, (Name) menitipka toko nya sebentar pada Mika, (Name) diajak ke gang kecil untuk bicara.
‘firasat ku buruk’
“Kau, masih mencintai Izana bukan?”, Kakucho.
“Iya”
“Kau mau tau kabar Izana?”, Kakucho menatap (Name) dengan tatapan serius.
“Tentunya!!”, jawab (Name).
“Dia sudah tiada”
“. . . . . “
“Dia mengalami kecelakaan tabrak lari”, Kakucho.
“. . . . . .”, air mata (Name) mulai menitik.
“Gomen (Name), dia sudah tiada sejak 3 tahun lalu”
“Souka, terima kasih Kakucho”, (Name) berbalik dan pergi.
“(Name)”, Kakucho.
‘dasar Izana sialan’
“Jadi, selama ini”, (Name) duduk ditaman tempat dia pertama kali bermain dengan Izana dulu.
“Aku menunggu dengan ketidak pastian, Izana?”
“Kau berjanji untuk kembali dan kita menikah bukan?”
“Kenapa”, air mata (Name) mengalir deras.
“Kau sudah berjanji”, (Name) mencoba menghapus air matanya, namun air matanya mengalir sangat deras.
“Izana”, ucap (Name) lirih.
“Aku akan menunggu mu, sampai kapan mu meski kau tlah tiada”, (Name) tersenyum dan pergi ke wc terdekat.
“Aku masih ingin sendiri”, (Name) mengambil hp nya dan menelfon Mika.
Namun Mika tidak mengakta telfonya, (Name) terus mencoba menghubungi Mika sampai Mika mengangkat telefon nya.
“Mika, aku...”
“Umaaa”
“Eeh? Kutako?”
“Maamaa naa umaa”, apa yang Kutako katakan membuat (Name) tertawa.
“Kutako, nanti bilang sama mama kakak akan kembali nanti”, jelas (Name).
“(Name) kau tak apa?”
“Mika, tolong sebentar yaa, pliiss”, (Name).
“Hahh, baiklah asal kau kembali yaa”, Mika.
“Iyaa, Mika”, (Name) menutup telfonya, (Name) pergi menuju toko daging tempat terakhir kali ia pergi makan bersama Izana.
“Aku sungguh merindukan mu”, (Name) kembali menangis, karena (Name) banyak menangis (Name) merasa pusing, tak lama (Name) pingsan ditengah jalan.
(Name) pingsan selama 4 jam, saat (Name) membuka matanya semua yang (Name) lihat itu buram. Terdengar suara bayi dan suara seorang wanita yang menaggil nama nya.
“(Name), kau baik baik saja?”, tanya Mika dengan wajah cemasnya, Mika terlihat berkeringat.
“Kenapa, aku disini?”, tanya (Name).
“(Name), kau pingsan”, Mika memeluk (Name).
“Bagaimana dengan—“
“Tolong pikirkan diri mu dulu, toko mu sudah aman, tolonglah (Name) istirhat dulu”, Mika.
“Tapi, toko itu---“
“Sudah aku kunci”, ucap Kakucho.
“Papapapaa”, Kutako.
“Arigato, Kakucho Mika, Kutako juga”, (Name) mengusap rambut Kutako yang berdiri disebelah (Name).
“(Name) – chan”, lirih Mika.
“Argh aku tak tahan”, Kakucho pergi keluar lalu seperti menarik seseorang dengan wajah yang ditutup helm.
“Siapa itu?”, tanya Mika.
“(Name), ini hadiah”, ucap Kakucho.
“Hadiah ku orang??”, tanya (Name).
"Ngomong ngomong, dia siapa?"
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ɪᴢᴀɴᴀ ᴋᴜʀᴏᴋᴀᴡᴀ ' ᴍɪss ʜᴇʀ '
Fanfiction' ᴋᴀᴜ sᴇɴᴅɪʀɪ ᴀɴ ʟᴀɢɪ?! ' ' ᴋᴀᴜ ᴍᴇʟɪʜᴀᴛɴʏᴀ sᴇɴᴅɪʀɪ (ɴᴀᴍᴇ) ' ' ᴋᴀʟᴀᴜ ʙᴇɢɪᴛᴜ ᴀʏᴏ ʙᴇʀᴍᴀɪɴ ʙᴇʀsᴀᴍᴀ ' ༶•┈┈⛧┈♛ 𝓔𝓷𝓭 ♛┈⛧┈┈•༶ 15+ mungkin ooc 16-06/21