Anak kelas 12 sudah mulai memasuki ujian sekolah, karena UNBK sekarang telah ditiadakan. Baik Jihan, Julian, ataupun Julio sibuk belajar. Ya walaupun Julio sepertinya masih bersikap santai saja, tapi yang membuat bingung adalah nilai cowok itu yang selalu bagus disetiap ulangan padahal sangat santai.
Sedangkan Julian, cowok itu juga pintar. Hanya saja diselingi dengan sifat yang rajin. Bahkan sekarang cowok itu tengah belajar bersama dengan Jihan di kamar mereka. Saling berhadapan yang dibatasi sebuah meja berada diantar mereka.
Jihan sudah mulai menopang dagunya dan sudah beberapa kali menguap. Pasalnya sekarang sudah pukul 10 malam.
"Yan, udahan yuk. Ngantuk," ajak Jihan sambil mengucek matanya lucu.
"Bentar lagi, Han. Nanggung," balas Julian tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku dihadapannya.
"Besok lanjut lagi. Habis subuh kita belajar lagi."
"Waktunya kecepatan. Ntar kamu nyuruh-nyuruh aku buat mandi, siap-siap lah. Padahal aku belum belajar semua."
Jihan berdecak. "Yaudah nanti jam 3 pagi bangun. Tahajud terus belajar sampe subuh. Gimana?"
Julian menghela nafasnya. "Oke, deal."
"Jangan lupa hpmu pasang alarm-nya." Jihan membereskan buku-buku miliknya, lalu memasukkannya kedalam tas. Ia juga melakukan hal yang sama untuk Julian. Sedangkan cowok itu masih mengutak-atik ponselnya, menuruti perintah istrinya.
"Oh iya, mejanya taruh dipojok ya, nanti dipake lagi." Julian mengangguk. Pasalnya mereka tadi belajar dengan lesehan dan menggunakan meja dengan ukuran yang tidak terlalu besar.
Jihan beranjak dari duduknya, menaruh tasnya dan tas milik Julian dibawah nakas, lalu ia mulai merebahkan tubuhnya pada ranjang.
"Yan, tidur!" tegurnya.
"Iya, Han." Setelah mendengar balasan dari Julian, Jihan lebih memilih langsung memejamkan matanya. Tapi ia dapat merasakan pergerakan ranjang disebelahnya, sudah dipastikan itu Julian.
***
"Asw, kalah." Seorang pemuda melempar ponselnya kesebelah tubuhnya saat ia kalah dalam bermain game online. Beruntung ia tengah berada di atas ranjang, jika tidak bagaimana nasib ponselnya itu.
"Tim nggak guna. Beban banget!"
Ceklek
Suara pintu mengalihkan perhatian pemuda itu dari dumelan kesalnya.
"Kamu tuh ya! Bukannya belajar, malah nge-game mulu. Besok tuh kamu ujian sekolah," omel Jasmine yang baru saja masuk udah langsung marah-marah nggak jelas.
"Tenang aja, Bun. Aku tetep bisa dapet nilai bagus kok," balas Julio dengan percaya dirinya. Memang pemuda yang tadi mengumpat dan mendumel hanya karena game online adalah Julio, si cowok santai padahal besok adalah ujian sekolah. Ujian pengganti UNBK, ujian yang menentukan hasil belajarnya selama 3 tahun ini. "Lagian kalo aku dapet nilai jelek, aku tetep anak ayah sama bunda."
Jasmine melotot saat mendengarnya jawaban dari putra bungsunya itu. "Contoh tuh Julian sama Jihan. Walaupun udah nikah, mereka masih mikirin tentang sekolah, masih rajin belajar. Bahkan tadi mereka belajar bareng berdua. Nggak kayak kamu, nge-game mulu hobinya."
Nahkan Jasmine sudah mulai membanding-bandingkan anaknya. Beruntung dibandingkan dengan kakak kembarnya saja bukan anak tetangga ataupun saudara sepupunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Julian Untuk Jihan [COMPLETED]
أدب المراهقينRank #8 julio [2 September 2020] Rank #6 julio [11 September 2020] Rank #5 julio [14 September 2020] Rank #10 takdianggap [19 Oktober 2020] Rank #9 takdianggap [2 November 2020] Rank #4 julio [22 November 2020] Rank #7 takdianggap [1 Januari 2021] R...