15

3.8K 290 1
                                    

Happy Reading

.

.

.

----------------------------------------------

"ZILO, ZELLYA.... SINI" Teriak orang itu.

"Kok lo pada udah sampai sini?" Tanya Zilo. Seketika Zellya yang berada disampingnya terbelalak dan menatap horror Zilo dari samping.

"Iyalah kita gak mau ya ketinggalan aktraksi" Jawab Miko antusias.

"Tolol banget lo Mik hahahaha" Sahut Marcel.

"Eh ada Zellya juga" Lirih Marcel saat menyadari seseorang yang berada disamping sahabatnya itu, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena salah tingkah.

'sialan masa ketahuan sebelum dimulai sih' Batin Marcel menggerutu. Ia melirik Zilo meminta penjelasan namun yang dilirik hanya menggeleng acuh.

Zellya yang masih kaget dengan cara bicara Zilo juga masih diam menyimak tanpa niatan membuka mulut dan meminta penjelasan.

"Yok lah guys ngapa malah mengheningkan cipta? Mau dimulai tuh acaranya" Ujar Miko mencairkan suasana.

"Lo kesana aja bro biar Zellya sama kita disini. Tenang aja semuanya udah tersusun rapi" Lanjutnya dan diangguki Zilo.

"Kamu disini aja sama mereka ze" Kalimat tegas yang keluar dari mulut Zilo bukanlah pertanyaan melainkan pernyataan dan siapapun yang mendengarnya akan tau jika kalimat itu tidak bisa dibantah.

"Zellya hanya mengangguk. Ia masih diam dan bingung atas situasi ini. Zellya selalu memperhatikan Zilo yang sedari tadi perilakunya tak seperti biasa. Namun, ia hanya bisa diam karena mungkin nanti akan ada sebuah kejutan besar.

"Cek cek cek... SELAMAT MALAM SEMUANYAA" Teriak MC yang kini telah berdiri diatas panggung.

"Oke terimakasih atas para hadirin semuanya di mana acara ini akan memperkenalkan cucu bungsu keluarga Denasta yang selama ini para hadirin tunggu tunggu. Sebelum itu mari kita panggilkan terlebih dahulu Tuan Denasta untuk menaiki panggung"

Setelah sambutan dari MC tersebut, Tuan Denasta menaiki panggung dengan langkah yang gagah dan menyapa para hadirin yang datang.

Zilo menoleh kearah dua sahabatnya untuk memberikan kode dan mereka berdua mengangguk paham. Marcel membuka ponselnya dan menghubungi seseorang untuk melakukan aksinya. Setelah itu semua lampu mendadak padam dan hanya ada cahaya yang menyorot ke panggung.

"Ada apa ini?" tanya Tuan Denasta.

Kain Backdrop dibelakang Tuan Denasta pun membuka lebar menampilkan layar putih lebar yang kini memutar beberapa foto dan video dari kelakuan busuk Resa mulai dari khasus meninggalnya papa Zilo hingga masa kecil Zilo yang selalu disakiti fisik maupun mental.

Banyak dari mereka yang membuka mulut tak percaya atas apa yang mereka lihat. Sungguh mereka kira keluarga Denasta sangat harmonis namun apa ini? tindakan kekerasan kepada anak dibawah umur bahkan melakukan pembunuhan berencana.

"RESA APA YANG KAMU LAKUKAN SAMA ANAK DAN SUAMI SAYA HAH?" teriak Ayunda sambil menunjuk Resa yang sedari tadi diam memantung. Zilo yang mengerti jika kondisi memburuk pun melangkahkan kakinya menaiki panggung dimana masih ada Tuan Denasta yang ada disana. Ia menyeringai menatap Resa yang saat ini juga menatapnya dengan tubuh menegang.

"Selamat malam semuanya saya Merrel Zilo Denasta cucu bungsu keluarga Denasta dan Putra tunggal Dari Arya Bima Denasta serta Pewaris tunggal keluarga Denasta" Ucapnya tegas.

"Ja.. jadi, Merrel dan Zilo itu beneran sama?" Gumam Zellya dengan mata berkaca kaca. Ia sekarang merasa sangat bodoh karena dipermainkan.

"Mungkin banyak dari kalian yang sudah mengenal saya meskipun saya tidak dikenalkan sebagai keluarga Denasta karena yang mereka tau saya merupakan seorang yang tidak bisa melakukan apapun karena gangguan jiwa. Tapi itu rencana saya untuk membongkar kebusukan dia" Mata tajamnya menatap Resa.

"Saya gak akan menceritakan kembali karena saya yakin kalian telah melihat buktinya sendiri. Dan disini saya akan mencari keadilan dan mendapatkan hak saya" Tatapan mata Zilo beralih ke arah segerombolan polisi yang ntah kapan datangnya.

"Tolong tangkap dia pak" Lanjutnya.

Resa yang merasa terancam pun melarikan diri namun kalah cepat dengan Ayunda yang telah memegangi pergelangan tangannya.

"Mau kemana kamu hah? kau udah buat saya dan anak saya menderita apalagi kamu orang dibalik kematian suami saya.. jadi membusuklah kamu dipenjara Resa!!"

"Enggak saya gak mau... Lepaskan saya" Ujar Resa memberontak.

Merasa sudah cukup Zilo menghampiri Zellya yang menatap kosong. Sedangkan Marcel dan Miko telah pergi untuk mengurus penangkapan Resa.

"Ze" Panggilnya dan ingin memegang pundak Zellya namun segera ditepis oleh sang empu.

"Jadi selama ini lo manfaatin gue doang hm?" Tanya Zellya lirih.

"Enggak Ze bukan, gue bisa jelasin"

"Jelasin apa lagi Zilo!? Ah atau Merrel?"

"Ze..."

"Lo tau gue selalu ngeluangin waktu gue buat ngerawat lo yang ternyata lo.." Zellya tak bisa berkata kata karena emosinya yang ingin segera meledak.

"Gue salah apa sama lo zilo?" Lanjutnya.

"Ze" Zilo meraih tangan Zellya dan masih ditepis oleh sang empu.

"Kasih gue kesempatan buat jelasin. demi apapun gue gak ada niat manfaatin lo"

"Ze?" panggil Zilo lirih.

"Gue butuh waktu" Ucap Zellya dan berlalu pergi meninggalkan Zilo yang terdiam mematung.

Sadar akan perginya Zellya, dengan segera Zilo mengejarnya namun sayang Zellya telah masuk kedalam taksi.

"Ze.. Zeze.. buka Ze!" Pinta Zilo menggedor kaca mobil. Tanpa menghiraukan teriakan Zilo, mobil yang ditumpangi Zellya melesat meninggalkan Zilo.

"Argh sial" Umpatnya kesal. Ia tahu jika akan seperti ini jadinya. Ia juga akan terima konsekuensinya jika Zellya akan menjauhinya. Tetapi seenggaknya ijinkan dia untuk menjelaskan kronologinya.

Miko dan Marcel yang baru datang menghampiri Zilo yang terduduk di pinggir jalan seperti pengemis, apalagi pakaiannya yang jauh dari kata rapi. Namun, untuk muka bisalah kalau dibawa pulang:v

"Lo ngapain sat kek gembel?" Cerca Miko.

"Zeze pergi, dia gak mau dengerin gue jelasin"

"APA?" Teriak Marcel dan Miko bersamaan.

"Berisik"

"Terus gimana?" Tanya Marcel dan dibalas dengusan Zilo.

"Gatau lah" Ketusnya.

"Yaudahlah yang penting masalah keluarga lo kelar. Tinggal ngejelasin ke Zellya aja. Kita bantu" Ucap Miko.

"Thank"

"Zilooo, nak" Teriak Ayunda dan berhambur membawa Zilo kepelukannya.

"Maafin mama" Ucapnya lirih. Miko dan Marcel yang mengerti keadaan meninggalkan dua orang itu.

"Udah ma, zilo gak papa kok. it's oke"

"Kita pulang dan kamu harus jelasin semuanya ke mama. Ini perintah" Zilo mendengus mendengar penuturan mamanya tapi tak urung ia angguki juga perintahnya.

*

*

*

TBC

mr.DRAMA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang