Aku marah. Kecewa. Sakit hati. Jika aku mengenal seorang dukun sakti, aku pasti sudah mengirimi santet kepada orang-orang yang menyakitiku. Hasbi, orang tuanya dan pelakor itu. Mengingat canggihnya globalisasi saat ini, mungkinkah ada aplikasi santet online?Selama ini aku cukup bersabar menghadapi keluarga Hasbi yang terang-terangan tidak menerimaku. Aku tahu apa yang membuat mereka bersikap seperti itu. Tapi jika Hasbi memang tidak bisa mempertahankan lagi pernikahan kami, untuk apa kami terus terikat? Mengapa dia tidak melepaskanku saja?
Menangis?
Tidak.
Hanya saja aku lelah. Aku lelah selalu diinjak-injak dan direndahkan oleh ibunya. Mertuaku itu selalu saja menganggap dirinya yang paling terhormat. Menganggap aku manusia yang tidak ada harganya. Membuatku menyesal, mengapa aku dulu mau menikah dengan anaknya.
Melihat kegiatan panas antara Hasbi dan Fiona tadi membuatku merasa dipermainkan. Hasbi benar-benar tidak menghargaiku. Apakah dia sering melakukannya dengan Fiona di belakangku?
Kakiku melangkah cepat menuju basement parkiran perusahaan. Aku ingin cepat-cepat keluar dari tempat ini. Tanganku gemetaran karena menahan emosi saat mengambil kunci mobil dari tas.
"Lily?"
Aku yang masih mengatur napas dengqn bersandar di badan mobil tersentak mendengar panggilan itu. Kepalaku mendongak dan terkejut mendapati mantan tampanku berdiri di hadapanku?
Benarkah mantan? Secara belum ada kata putus di antara kami di masa lalu.
"Kamu baik-baik saja?"
Tidak, aku ingin menelan suamiku hidup-hidup!
"Ya," jawabku sekenanya.
Tunggu, kenapa dia berada di sini?
"Kenapa kamu bisa di sini, Mas?"
"Aku mau bertemu dengan klien."
Jangan bilang mau bertemu Hasbi.
"Pemilik Darmawan Group. Hasbi."
Fabian mengenal Hasbi? Sejak kapan? "Hasbi adalah suamiku."
Mata kami bertemu. Aku yang menunggu reaksinya hanya berharap ini bukan suatu masalah besar bagi pertemuan kami kembali. Tatapannya begitu datar.
"Aku sudah tahu."
Apa?
Mataku melebar sejadi-jadinya.
Apa katanya?
Dia sudah tahu bahwa Hasbi adalah suamiku?
Sejak kapan?
Apakah Fabian sudah lama mengenal Hasbi?
"Hasbi adalah teman lamaku."
Aku meneguk salivaku. Shit!
"Aku baru tahu siapa istri Hasbi pada pertemuan kami tiga minggu yang lalu."
Matanya lekat menatapku.
"Aku yang sangat ingin menemukanmu ditampar oleh kenyataan saat Hasbi menunjukkan foto istrinya."
Kakinya melangkah maju mendekatiku. Membuatku semakin menekan tubuhku ke badan mobil.
"Aku ingin mengatakan pada Hasbi bahwa istrinya adalah seseorang yang selama ini ku cari."
Jarak kami sudah dekat, hanya sejengkal bahkan aku bisa mencium aroma parfumnya. Aku menahan dadanya dengan kedua tanganku saat dia semakin mendekat.
"Mas."
Tangan Fabian mengurungku dengan merentangkan kedua tangannya ke kap mobil. Kami saling menatap. Manik matanya terasa menembus mataku hingga aku terpaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (End)
RomanceBertemu mantan bukanlah hal yang ku inginkan saat ini. Mengapa harus bertemu lagi dengannya sekarang? Lebih tepatnya, mengapa kami baru bertemu lagi? Seketika aku ketakutan. Takut, rasa yang ku kubur dalam-dalam kembali muncul di permukaan dan memb...