Aku mengamati wajah pak tama, matanya terlihat berkantung, apa dia kurang tidur? Rambutnya terlihat sangat acak acakan, tatapannya tidak seperti biasanya, itu adalah tatapan yang sedang terluka. Dia terlihat sangat kelelahan.
"Hei, apa kabar?" Bahkan senyumnya saja tidak seperti biasanya, selama ini dia menghilang apa saja yang sudah dilakukannya?!
"Kamu kenapa?" Tanyaku khawatir, astaga Tuhan aku tidak kuat melihat wajahnya yang terlihat sangat terluka. Aku memegang wajahnya dan mengelus pipinya
"Gapapa" suaranya bergetar, dia memelukku, memelukku dengan sangat erat seakan akan tidak ingin melepaskanku. Bajuku terasa basah, apa dia sedang menangis?
"Kamu kenapa?" Aku berusaha melepaskan pelukannya dan menatap pak tama. Dia sedang menangis
Pak tama hanya menggelengkan kepalanya.
"Jangan bohong"
Kali ini pak tama menatap mataku, ada sesuatu yang ingin dia katakan.
"Will you be my princess, again?"
Astaga, jadi ini gara gara dia ingin balikan denganku, kali ini aku tidak bisa menolaknya. Ini pertama kalinya aku melihat pak tama menangis aku bukan tipe orang yang suka menyakiti perasaan orang yang aku sayang. Aku menganggukkan kepalaku pertanda menerima ajakannya untuk balikan
Dia tersenyum, aku yakin pasti dia sangat bahagia. Mungkin saat dia menghilang dia berusaha untuk melupakanku namun tidak berhasil sehingga penampilannya terlihat sangat acak acakan
"Udah ah jangan nangis lagi, kaya cewe aja" kataku berusaha menghiburnya
"Biarin" pak tama mendekatkan wajahnya ke wajahku, semakin dekat, semakin dekat hingga wajah kita hanya berjarak 5cm saja. Dia menatap mataku, oh Tuhan aku tidak kuat melihat tatapannya. Aku memejamkan mataku.
Bibirku merasakan sesuatu yang lembab, oh tidak mungkin! dia mencuri ciuman pertamaku. Pak tama melepaskan ciumannya, akupun membuka mata.
"DASAR CABUL!!!" Teriakku kesal lalu mencubit lengannya
"Aduh duh, sakit tau. Gitu aja dibilang cabul" jawabnya cemberut
"Uhhh, aku bilangin kak danny ya"
"Bilangin aja"
Duhhh nyebelin banget sih ini guru kesayangan.
"Pak tama cabul, hwaa. Aku gamau deh balikan lagi sama pak tama" sumpah pak tama udah kelewatan batas. Main cium anak dibawah umur, kan pedofil.
"Eh eh, maap deh tian. Duh jangan ngambek gitu dong" pak tama mencubit pipiku gemas
"Sakit aduh. Pak Tama !!!!" Kali ini aku memegangi pipiku, gemes sih boleh aja tapi kalo nyubit gausah keras keras, huh!
Pak tama pun memulai tes lisan untukku, kadang dia juga bercanda. 45 menit kemudian tes lisan sudah selesai, fiuh akhirnya.
"Aku anter pulang ya?" Pak tama menawariku
"Iya sayang, aku ambil tas dulu"
"Gausah. Aku anter kamu ke kelas ngambil tas"
Pak tama membereskan barang barangnya yang berserekan di meja, setelah itu mengambil tasnya dan mengantarku ke kelas. Keadaan kelas sudah sepi, itu karena bel pulang berbunyi 10 menit yang lalu.
"Jalan jalan dulu ya?"
"Oke"
Pak tama mengajakku ke mall, dia mengajakku untuk makan siang, setelah itu berkeliling sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Crush
Teen FictionDont forget to read this sequel "Always You" -Behatioo