833 96 7
                                    



Waiting for You
01


"Cepatlah Kaoru!! 10 menit lagi kita akan terlambat!"

"Sabarlah sedikit!" ia segera mengambil skateboardnya "Ayo!!"

Bunyi putaran roda skateboard membelah jalanan di pagi hari yang cerah itu. Oh! Tentu saja kedua anak adam itu tidak berniat untuk berjalan berdampingan menggunakan skateboard, mereka beradu kecepatan dengan skateboardnya masing-masing, berlomba siapa yang akan lebih dulu tiba di gerbang sekolah yang sebentar lagi akan ditutup.

Kojiro langsung turun dari skateboardnya dan langsung berlari menuju lokernya begitu ia telah melewati gerbang sekolahnya lebih dulu dari Kaoru yang berteriak dibelakangnya "KAU CURANG KOJIRO! KAU MENCURI START TADI!! HEY!".

"AHAHAHAHAHAHAHA SIAPA SURUH KAU SANGAT LAMBAN!!" ia buru-buru kembali mengunci lokernya setelah menaruh skateboard dan sepatunya di loker, lalu kembali berlari ke kelasnya sebelum kepalanya terkena pukulan dari sahabatnya itu.

"Hish! Awas saja kau nanti" Kaoru juga buru-buru menaruh skateboard dan sepatunya di loker, menggantinya dengan sandal dari sekolah lalu mengejar sahabatnya menuju kelas.


•Waiting for You•


Sesampainya di kelas, Kaoru bisa melihat kawannya itu yang tertawa di mejanya sedangkan ia yang masih berusaha mengatur napasnya di depan pintu kelas. Oh dengan tatapan ingin membunuh tentunya!

Ia berjalan menuju mejanya yang berada tepat didepan meja sang sahabat, menaruh tasnya di kolong meja dan hendak berbalik untuk memukul kepala sahabatnya itu tetapi urung karena guru yang mengajar sudah masuk.

"SEMUANYA BANGUN! BERI SALAM KEPADA GURU!!" teriak sang ketua kelas diikuti murid lainnya yang berdiri dan membungkukkan badan seraya mengucapkan salam.

"SELAMAT PAGI SENSEI!!"

"Selamat pagi semuanya! silahkan duduk, buka tugas yang saya berikan minggu lalu!" guru itu berbalik menuju papan tulis di depan kelas untuk menuliskan kembali pertanyaan yang ada di tugas yang telah ia berikan sebelum menunjuk muridnya untuk maju menjawabnya untuk dikoreksi bersama.

"Psst!"
"Hey!"
"Kaoru!"

Kaoru menoleh malas ke arah sahabatnya,"APA!" sahutnya ketus dengan suara kecil.

"Hey.. Jangan marah begitu lah..." Kojiro sedikit meringis mendapati sahabat 'cantik'nya marah yang mana tidak akan beda jauh dari wanita dalam masa datang bulan- iya, hanya bisa dideskripsikan dengan satu kata, mengerikan...

Kaoru merotasikan bola matanya lalu kembali menoleh ke depan, malas menanggapi rambut brokoli dibelakangnya "Diamlah kalau tidak ada hal penting yang ingin kau bicarakan!"

"Baiklah.. Baik... Aku akan diam..." lebih baik ia menuruti perkataan pujaan hatinya daripada dijauhi seminggu penuh nantinya...


•Waiting for You•


Waktu istirahat telah tiba, seperti biasa, mereka akan naik ke rooftop gedung sekolah mereka. Membawa bekal masing-masing, hey! Di Jepang siswa SMA sederajat masih membawa bekal itu adalah hal yang masih terbilang wajar, tidak seperti di negara kita ini.

Oke kembali ke cerita.

Walaupun sedang dalam mode 'merajuk'nya, Kaoru tetap tidak akan jauh-jauh dari makhluk yang ia anggap paling menyebalkan yang pernah ada di dunia, sebenci-bencinya ia terhadap Kojiro, tetap saja rasa nyaman yang ia rasakan ketika bersama pria itu tidak dapat ia bantah.

Mereka memilih duduk di dekat pagar pembatas yang langsung menghadap lapangan sekolah, menjadi hiburan tersendiri melihat teman-teman mereka yang lain bermain dibawah sana. "Kau bawa bekal apa?" Kojiro mencoba membuka percakapan, sungguh hatinya sangat resah melihat wajah masam sahabatnya.

Percaya atau tidak selama pelajaran berlangsung tadi, Kaoru benar-benar mengabaikannya! Oh sungguh itu sangat membuatnya gelisah. pernah suatu hari ia tidak sengaja membuat sahabatnya itu merajuk, dan coba tebak apa yang didapatnya karena salah sedikit dalam perkataannya? Pukulan di kepalanya! Walaupun Kaoru memiliki tubuh yang terbilang ramping, tidak memiliki otot yang menonjol, tetap saja rasa sakit dari pukulannya tidak main-main. Kojiro sendiri pun heran mengapa sahabatnya memiliki tenaga yang sangat besar...

Kaoru membuka kotak bekal yang dibawanya, memperlihatkan isinya kepada Kojiro yang duduk di sebelahnya. "Onigiri dengan isi tuna mayo, mau?".

Oohhh tentu saja Kojiro tidak akan menolaknya! Ia mengambil satu potong onigiri tersebut kemudian memakannya. "Seperti biasa, rasa bekalmu tidak pernah mengecewakan! Siapa yang membuatnya?" ucapnya masih dengan mulut yang sibuk mengunyah gigitan besar onigiri.

"Kau pikir siapa lagi yang akan membuatnya hah?" ucap Kaoru sarkas sebelum mengambil satu potong untuk ia makan sendiri.

"Hehehehe... Kupikir salah satu fansmu yang membuatnya" Kojiro membuka kotak bekalnya sendiri yang berisikan empat potong sandwich beserta sausnya, kemudian ia sodorkan ke hadapan Kaoru "Cobalah!".

Kaoru mengernyitkan alisnya "Kenapa? Sepertinya sama saja seperti sandwich yang kau bawa sebelum-sebelumnya".

"Tentu saja beda! Ini menggunakan saus hasil eksperimenku yang kubuat sendiri, Coba saja! Kalau tidak enak katakan padaku kurang apa"

Karena dipaksa, dirinya mengambil satu potong kemudian memakannya satu gigitan sedang. Boom! Rasanya sangat tak terduga! Benar apa kata sahabatnya, sandwich yang ia bawa kali ini berbeda "Mmmh... Lumayan...".

Hanya mendengar tanggapan biasa seperti itu saja dari Kaoru sudah membuat dirinya kegirangan. Ia sudah sangat mengenal watak sahabatnya itu, tidak mungkin Kaoru sahabatnya akan jujur dalam menilai sesuatu! Seperti saat ini, ketika ia mengatakan lumayan, itu artinya memang enak. Ia hanya terkekeh kecil... "Ingin tukar bekal?". Ia sangat berharap Kaoru mau, Oh dia sungguh sangat ingin menghabiskan semua onigiri yang dibawa sahabatnya itu!

Yang ditanya berpikir sejenak sebelum menyerahkan kotak bekalnya kepada Kojiro "Hmn! Aku juga sedikit bosan dengan buatanku sendiri".

Kojiro bersorak dalam hati berhasil membuat sahabatnya mau menukar bekal mereka, walaupun sebelum-sebelumnya pun mereka sudah beberapa kali melakukannya. Hanya saja kasusnya kali ini berbeda, Kaoru yang sedang merajuk masuk mau menanggapinya! Itu artinya rasa kesal sahabatnya itu sudah mereda.

Mereka makan dalam hening diantara keduanya, hening yang tidak betul-betul hening, karena suara teriakan anak-anak yang lain dibawah masih bisa terdengar. Setelah bekal yang mereka makan habis, Kojiro kembali membuka percakapan, kebetulan ia ingat akan sesuatu yang sebenarnya membuatnya sedikit kesal.

"Nanti malam apa kau akan ikut bermain skateboard bersama gangnya Adam?" Kojiro merasa sedikit kesal sebenarnya harus menyebut nama orang yang ia anggap sebagai saingannya dalam merebut perhatian Kaoru.

"Hm? Kau akan ikut kan? Tentu saja aku akan ikut!" Kaoru mulai sedikit bersemangat karena membicarakan permainan yang sama-sama mereka gemari itu. Namun, sepertinya tidak dengan sang sahabat yang sepertinya salah mengartikan omongannya.

Kojiro berpikir jika Kaoru terdengar bersemangat karena ia mengungkit nama Adam, teman yang mereka kenal melalui adu kebolehan bermain skateboard. "Hmm... Begitu ya?" ia sedikit menunduk dan tersenyum sendu, Kaoru tidak melihatnya, itu lebih baik. Karena Kaoru ikut, tidak mungkin ia tidak ikut, ia masih memegang kepercayaan dari ibu Kaoru untuk menjaga putranya itu karena Kojiro satu-satunya teman dekat Kaoru.

Kriiinnggg

"Ah! Bel masuk sudah berbunyi, sebaiknya kita segera turun dan kembali ke kelas!" Kojiro buru-buru berdiri dan menarik tangan Kaoru menuju tangga.

"H-hey! Pelan-pelan!" yang ditarik hanya bisa pasrah karena kalah tenaga.





_______________________
Re,
30 Juni 2021

Maaf kalau pendek... Mataku syudah lelah... :'D

Waiting for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang