Hari ini aku mencoba produktif meski bangun siang🙂✌️
BESOK JUST B DEBUT!!!🙀🙀🤩
.
"Shh.... Ngh! J-Jangan tengkukhhh ahhh"
"Too loud, baby. Mmhh mereka bisa dengar suara kita"
"I-Iyahh, Mas pelan dulu--Ohh damnhh!"
Dimana kah mereka sekarang? Ayo tebak untuk mendapatkan Layla Signed Photobook!
"Mas Jayhhh.... Mhh nghh! F-Fasth, ahh fasterhhh!" pantulan kaca di depannya sama sekali memperburuk keadaan. Pria itu memintanya untuk mengontrol desahan tapi kerja pinggulnya di belakang sana terlampau aktif menumbuk, bahkan membuat ia melihat jelas bagaimana ekspresi erotis mereka selama sesi penyatuan. Kancing kemeja hijau tua yang ia pakai total terbuka, ulah jemari nakal yang aktif memilin sesuka hati. Lenguhannya kian putus-putus saat cubitan jari itu menguat.
Tangannya yang semula meremat tangan si dominan yang memeluk perutnya ia pindah ke area bawah, memainkan miliknya yang banjir lelehan precum. Ia pijat serampangan tatkala lubangnya yang berkedut mendekati puncak.
Ruang ganti studio foto.
Di situlah mereka bercinta siang ini. Jangan tanya kenapa bisa, tanyakan saja pada dua makhluk kelebihan hormon itu. Bahkan Jay tak acuh pada jas yang tadi mereka pakai untuk berfoto, teronggok di dekat kaki mereka dan terkena tetesan precum. Bisa beli lagi, bukan perkara sulit.
"Eunghh! Ahh Mas, lagihh... Shh mnhh! Ahh e-enakhh, ohh iyahh di situhh... Ngh! Nghh!"
"Shh pelankan suaramu, Jungwonie... Ruangan ini tidak kedap suara--Akh! Jangan kau ketatkan hmmhh"
Bagai kesetanan, tubuh mungil yang makin sering menggoda dengan nakalnya itu ia putar menghadapnya lalu ia angkat. Menghimpit di dinding ruang ganti yang berkaca, menghujam tanpa ampun dengan mata terbuka. Sengaja menikmati pantulan wajahnya yang menahan nikmat di bawah sana. Desahan si submissive ia biarkan mengalun di sisi rungunya, menjadi melodi paling indah di dunianya selama dua tahun belakangan ini. Kesayangannya itu kelewat cantik untuk ia abaikan barang sejenak.
"Hnghh ahhh... Mau sampaihh! Nhh! Cumhhh"
Tiga tusukan terakhir akhirnya tubuh mereka basah oleh muatan itu. Keduanya terengah-engah, lelah tapi tak akan menolak jika bisa melakukannya setidaknya sekali lagi. Sayangnya sesi foto mereka masih berlanjut.
"Public sex memang menyenangkan, bukan?" bisiknya pada si manis yang menggelung manja di pelukannya.
"Umm hum. Ini gimana?"
"Kita ke kamar mandi lalu berganti pakaian. Ruang ganti ini biar kuminta Allen dan Jeongyeon yang membersihkan."
"Owkiee~"
***
Kyungmin bukan tipe makhluk yang suka keramaian atau buang-buang waktu dengan mejeng di jalanan. Mending rebahan.
Tapi sore ini dia sengaja jalan-jalan ke toko olahraga di deket lapangan kota, sekedar cuci mata. Soalnya di tempat beginian kan suka banyak yang bening-bening. Bosen jomblo dia tuh.
Dug!
"Bangsat lo ajg!" misuh lah. Kepalanya kena bola basket nyasar.
"E-Ehh sori Min. Sakit ya?"
Pertanyaan basa-basi ini bikin Kyungmin makin gedeg. Bola tadi dia jedugin ke kepala si pelaku. Balas dendam. "SAKIT KAGAK??!!! HAH?!!"