Chapter 40

11.2K 222 33
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Beberapa hari berlalu, hubungan Kania dan Rico semakin membaik. Kania menjadi sangat bucin kepada Rico. Sepertinya ia memang sudah benar-benar jatuh cinta kepada Rico.

Rico pulang kerja pukul 7 malam. Kania yang tengah duduk diatas ranjang langsung berdiri dan menyambutnya. Rico membawa sebuah plastik hitam besar.

"Apa itu?" Tanya Kania.

Rico mengeluarkan isi dari kantung plastik berwarna hitam yang ia bawa. Ternyata itu adalah bantal penyumpal perut.

"Kamu pake ini ya. Biar kelihatan beneran hamil. Bantalnya lengkap, dari usia satu bulan hingga sembilan bulan."

Kania terdiam sejenak ketika mendengar hal itu. Sedih rasanya karena dia harus berpura-pura hamil. Dan mau tidak mau, kelak dia akan mengurus anak dari wanita simpanan Suaminya.

Namun, apapun akan ia lakukan untuk membuat Rico jatuh hati padanya. Kania mengangguk paham sembari memegang salah satu bantalan tersebut.

"Aku mandi dulu ya sayang, aku gerah banget." Ujar Rico yang dibalas dengan anggukan oleh Kania.

Kania merasa sudah mengantuk berat. Ia segera merapikan bantalan tadi kemudian ia naik keatas ranjang. Ia berbaring dan tidur dengan posisi telentang.

Beberapa saat kemudian, Rico keluar dari dalam kamar mandi dengan piyama yang sudah ia kenakan. Ia ingin langsung tidur karena sudah terlalu lelah. Ia melihat Istrinya sudah terlelap tertidur.

Ia mendekati Kania dan membelai pipi Istrinya dengan jari telunjuknya. Ia tersenyum melihat wajah Kania yang teduh ketika tertidur.

Ia mendekatkan wajahnya dan mencium kening Kania sekejap. Kemudian ia berjalan ke sisi lain ranjang dan tidur di tempat biasanya ia tidur. Ia langsung menyelimuti tubuhnya dan tubuh Kania lalu memejamkan matanya.

Ketika tengah terlelap, tiba-tiba ia terbangun. Ia tiba-tiba terfikirkan soal Helena. 'Aku mencintai Helena. Tapi, di sisi lain aku sepertinya mulai mencintai Kania. Apa yang harus ku lakukan?' Batinnya sembari menatap langit-langit.

Ia menoleh kearah Kania yang sudah terlelap sedari tadi. 'Istri yang baik, rasanya aku tidak tega memanfaatkanmu dan pernikahan ini demi sebuah warisan. Tapi bagaimana lagi? Maafkan aku Kania.'

Ia memejamkan matanya kembali. Akan tetapi ia tidak bisa tidur, ia hanya membolak-balikkan tubuhnya sehingga Kania ikut terbangun karena ia yang terus-terusan bergerak.

"Sayang, kamu kok belum tidur?" Tanya Kania sembari mengucek kedua matanya.

Kania bangkit dan melihat Rico yang gelisah. Rico ikut bangkit dan mereka saling berpandangan.

"Kenapa ga tidur?" Tanya Kania sembari menepuk pelan pipi Rico beberapa kali.

Rico tersenyum manis, kemudian ia menarik nafasnya panjang. "Gatau sayang, aku gelisah banget."

"Sayang." Rico memegang tangan Kania dan menatap matanya dalam-dalam. "Makasih, sudah mau bertahan. Walaupun aku terus-terusan menyakitimu."

Kania menggelengkan kepalanya. "Kenapa sih sayang? Sudah kewajibanku untuk mempertahankan semua ini."

'Aku yang membangun semua ini. Aku juga yang menghancurkannya, tapi kamu malah mati-matian mempertahankannya. Kania aku menjadi sangat bingung dengan pilihan saat ini.'

Rico memeluk Kania dan mengecup keningnya beberapa kali. 'Aku menyayangimu.'

Akhirnya mereka berdua tidur dengan posisi berpelukan. Dan mereka berdua akhirnya terlelap hingga pagi hari tiba.

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang