Orion menatap ngeri teman-temannya, merasa semua itu hal yang asing baginya. "Kalian serius?"
Arga menoleh ke arah lain, tidak ingin menjawab, begitu juga dengan Simon. Akira hanya terkekeh, hanya Hima yang tidak bereaksi.
"Ini bukan panggung pertama kalian, astaga!" Orion berseru lagi.
"Ya, gimana, ya, udah lima bulan juga kagak manggung, rasanya jiwa-jiwa anak band gua menghilang."
"Halah, bacotnya." Simon bersuara.
Arga menoleh, ia kesal. "Ngaca dong, Mon."
Orion menghela napas pelan, ia memijit jidatnya, berusaha berpikir jernih menanggapi perlakuan kedua temannya. "Udah, ye. Kita bakal tampil di urutan ketiga. Nah, ya, gimana, ya, kita, kan cover lagu, jadi santai aja. Nanti Hima duduk aja kalau kamu mau."
"Sama doi aja kalem."
"Ish, budak satu ni."
"Ahahaha, oke oke. Tenang semuanya." Kira berusaha mendinginkan suasana.
Ini hanya manggung di kafe musik. Sudah biasa rasanya bagi mereka, terlebih tempatnya adalah tempat yang sering mereka datangi. Semua orang sudah mengenali mereka. Nama band yang sudah terpampang jelas tepat di depan kafe. Beritanya sudah menyebar ke mana-mana. The Raven band kembali.
Urutan kedua selesai dengan cepatnya, secara harfiah tidak begitu. Bagi mereka yang berusaha tidak menunggu, itu terjadi begitu cepat. Kaki mereka mulai berjalan, menyusuri panggung, bertukar tempat dengan band kedua.
Penonton bersorak ramai, beberapa hanya diam, dan beberapa lagi bertanya-tanya, di mana sang matahari.
"Apa kabar semuanya? Kami harap kalian baik-baik saja. Kami The Raven band, mengumumkan akan personil baru band kami. Yang satu ini vokalis baru kami, namanya Himalaya, dan satu lagi, yang banyak membantu Arga soal drum serta Simon, namanya Akira. Semoga kalian menyukai anggota kami yang baru!" Orion berseru ria di atas panggung, di samping Himalaya. Sejujurnya, ia jauh lebih gugup dari siapa pun. Tangannya sudah dipenuhi oleh keringat dingin, dengan mata yang menyusuri tiap sisi tempat itu.
"Di mana Neron?" Satu penonton berseru.
"Karena satu dua hal, Neron harus beristirahat." Orion menjawab seadanya. "Ah, Himalaya adalah adiknya Neron! Kami hanya akan membawakan satu lagu cover dan satu lagu lama kami, selamat menikmati!" Orion buru-buru kembali ke posisi, sudah jelas, ia tidak mau mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan membebankan pikiran dan hatinya.
Drum mulai diketuk, bagian pertama akan segera dimulai. Lagu 'Bandaids', mulai dimainkan oleh mereka.
Iringan gitar mengikuti, kemudian bass. Simon dan Kira hanya berada di samping panggung, Simon sibuk dengan laptopnya dengan jari-jari yang menekan banyak tombol. Hanya saja, Himalaya tidak bernyanyi.
Orion paham itu, rasa gugup yang menusuk berkali-kali lipat saat semua mata tertuju padanya. Dengan sigap, Orion berdiri di sebelah Hima, mulai menyesuaikan lirik dengan nada yang sudah dimulai, ia bukan penyanyi dengan nada tinggi, sudah pasti ia memikirkan harus mem-falset kan beberapa bagian. Bahkan jari Hima tidak bergerak sedikit pun untuk membentuk sebuah melodi pada gitarnya.
"Afraid of falling down."
"But fire has started right behind me."
"And if I don't jump now."
"I fear that I can't take the burning."
"I can't hear a sound."
"Nothin' that I say can hurt me."
KAMU SEDANG MEMBACA
Himalaya And The Broken Band [Tamat]
Teen Fiction[Belum Revisi] Kehidupan itu tidak mudah. Himalaya, gadis muda yang berusaha bangkit atas masalah yang terus menghampiri dirinya. Ia mengemban semua masalah itu sendirian setelah kakaknya mengalami koma. Tapi, semua itu berujung kesedihan yang semak...