ˏˋ14°•*⁀➷

33 12 1
                                    

"Ada aku."~Reza.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

"Nggak usah deh Za. Aku nggak papa kok," ucapnya merasa tak enak akibat Reza yang memaksa agar mempublish hubungan mereka.

"Biar mereka tau dan nggak bahas yang nggak semestinya didepan kamu. Aku nggak mau kamu terus-terusan sedih," jelasnya.

"Reza, nggak papa. Aku nggak mau nanti Starla cari masalah lagi sama Queen Star's." Reza mengusap kasar wajahnya.

"Ada aku," ucap Reza lirih.

"Grace," panggil Reza ketika Grace hanya diam. Reza menatap manik teduh milik Grace yang merasa cemas, khawatir juga bingung. Grace mengeratkan genggaman tangannya pada Reza. Mereka duduk berdampingan ditaman belakang sekolah.

"Seharusnya kita nggak gini Reza," ucapnya menyiratkan penyesalan.

"Kamu ngomong apa sih! Aku nggak suka!" sentak Reza, namun Grace memahami itu. Grace mengusap bahu Reza, berusaha meredam amarahnya sempat terpancing akibat ucapannya.

"Kita beda, Reza." Reza menghela nafasnya panjang.

"Terserah kamu," ucapnya dan meninggalkan Grace sendiri dibangku panjang dan cat yang mulai luntur akibat waktu yang terus berjalan. Grace menyandarkan tubuhnya pada punggung bangku besi.

"Ternyata berat ya, gue kira nggak seberat ini."

Mereka berbeda, tak mungkin jika mereka meninggalkan Tuhannya demi seseorang yang tak pasti akan takdirnya. Tuhan yang mengatur semua, tapi mengapa mereka harus mengalaminya.

"Hayo lo melamun!" Grace terlonjak kaget ketika Sindy membuyarkan lamunannya.

"Ngapain sih disini sendirian. Kesambet poci mampus lo kekelas jalannya loncat kek kodok," ucapnya dan duduk disamping Grace.

"Poci dibelakang lo Sin!" ucap Grace berlari meninggalkan Sindy yang merinding akibat Grace mengerjainya.

"Woi gue nggak bisa gerak!" teriak Sindy.

"Lah goblok, orang tangan gue aja pegangan!" makinya sendiri. Tanpa.menoleh Sindy lari terbirit-birit menyusul Grace.

Karena guru sedang rapat, mereka memilih makan dikantin.
"Grace mana?" tanya Zara pada Tata, Salsa dan Ziva yang memang satu kelas dengannya.

"Tadi sama Sindy, mungkin lagi kesini." selang beberapa menit Grace menghampiri mereka. Ia berusaha mengatur nafasnya akibat berlari. Netranya sempat bertatap dengan Reza, namun ia segera mengalihkan pandangannya.

"Lo kenapa sih?" tanya Viza.

"Di-dikejar kecoa!" sahutnya cepat. Ia memilih duduk ditengah.

"Mana ada kecoa ngejar orang," ucap Farthur tak percaya.

"Grace!" teriak Sindy dengan tangan kanan yang memegang kecoa tanpa risih. Seisi kantin dibuat semakin riuh karenanya.

"Buang nggak?!" teriak Grace yang tanpa sadar menaiki kursi kantin untuk menghindari Sindy.

"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?" tanyanya enteng.
"Lo juga tadi pagi ngerjain gue." sambungnya.

Tak sengaja tangan Grace tergores sudut meja, membuat mangkuk berisi bakso tumpah dan mengenainya. Darah keluar dari punggung tangannya. Ia meringis menahan sakit.

"Kalau becanda jangan keterlaluan," ucap Reza dan menarik Grace menuju ruang uks. Semua menatap tak percaya Reza yang kini sudah keluar dari kantin.

ZARA (Queen Star's♛)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang