Possesive Ray # -37

7K 432 10
                                    

Disini Ray sekarang. Diruangan Reyna. Dirinya duduk disofa dengan jarak yang lumayan jauh dari brankar Reyna.

"Ujian apa lagi ini?" Gumam Ray.

Setelah lama memandangi Gadisnya, Suara pintu ruangan Reyna terbuka menampakkan sahabatnya dan Syakira, sahabat Reyna.

Ray mengendus kesal. "Keluar!" Perintah Ray dingin.

"Cuy! Masa keluar! Kita baru nyampe nih bro" Sahut Jo duduk disebelah Ray.

"Gue bilang keluar. Cewe tinggal disini" Ucap Ray lalu keluar meninggalkan cewe-cewe yang menjaga Gadisnya. Ia masih ragu akan sahabat Reyna.

Mau tak mau, Jo mengikuti Ray dan Varo yang sudah keluar.

Reyna yang mendengar keributan segera membuka mata dan melihat keributan apa yang sudah membuat tidurnya terusik.

"Na... lo udah sadar?" Tanya Syakira lembut.

"Lo mau minum?" Tawar Ana diangguki oleh Reyna.

"Lo kenapa bisa gini, Na?" Tanya Syakira.

"Vio... Vio... Hiks..." Lirih Reyna terisak.

Mereka semua mengerutkan dahi. Vio? Vio kenapa?

"Vio? Viola?" Tebak Syakira. Ia baru sadar. Viola tidak ada disini.

"Di-dia... hiks... di-dia.." Reyna sudah tidak sanggup untuk melanjutkan perkataannya.

"Gak usah dipaksa buat cerita" Ucap Bella.

"Gue masih bingung" Gumam Syakira.

"Bukan hanya lo, kir. Kita juga sama" Sahut Ana.

"Kita tanya si Ray aja kali ya?" Usul Bella.

"Nantian aja. Sekarang kita jagain Reyna" Ucap Ana diangguki mereka.

Ray bersama kedua sahabatnya yang ada diluar ruangan Reyna, menceritakan semua kejadiannya.

"Viola? Mau bunuh Reyna? Karena cinta sama lo?" Tanya Jo bertubi-tubi dibalas anggukan singkat dari Ray.

"Ck. Padahal gue suka ama Viola" Ucap Jo mendesah kecewa.

"Itu hanya suka. Bukan cinta. Masih ada waktu buat ngehapus rasa itu" Balas Ray.

"Iya juga" Sahut Jo tersenyum lebar.

"Trus mereka dimana?" Tanya Varo.

"Main"

"WHAAT??!!" Teriak Jo tak percaya.

"Maksud gue lagi main sama bokap gue dan bokap Reyna" Jelas Ray yang membuat otak Jo tambah ambigu.

"Main? Sama om Raham dan bapak si Reyna? Main?! Lo bilang main?" Tanya Jo tak percaya.

"Ambigu terus otak lo!" Sinis Varo.

"Kata main ambigu banget bro. Gue baru ngeh" Ucap Jo meringis. Otaknya terlalu kecil untuk mengerti apa yang dikatakan oleh Ray.

*****

"Gimana Pa?" Tanya Ray kepada Raham yang sedang mengawasi kedua Gadis yang ada dihadapannya.

"Papa baru mikir Untuk menipulasi tentang kematian mereka. Cari tahu tentang keluarga mereka. Terutama sahabat Reyna ini" Ucap Raham.

"Menipulasi bagaiman pa?"

"Menipulasi, seakan-akan mereka bunuh diri. Untuk itu, polisi tidak akan menyurigai kita. Dan Reyna tidak akan menyurigai kita" Ujar Sang papa.

POSSESIVE RAY (END) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang