💙 Dhea menjalankan misi 💙

2.1K 131 0
                                    

Sesampainya di depan pintu masuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dhea mengambil napas sejanak karena ia sudah ngos-ngosan dan keringat pun sudah membasahi dahinya. Tiba-tiba ....

"Dhea!" panggil seseorang dengan menepuk pundak Dhea.

Dhea menoleh. "Ya ampun, Rafael! Ngagetin aja sih lo. Gue kirain siapa," ucap Dhea agak kesal sambil menatap orang yang memanggilnya itu.

Rafael adalah teman sekelas Dhea saat OSPEK. Keduanya juga sudah cukup akrab.

"Ya sorry, gue kan nggak bermaksud ngagetin lo," ujar Rafael.

"Iya," balas Dhea.

"Btw, lo habis ngapain kok ngos-ngosan dan berkeringet gitu?" tanya Rafael penasaran.

"Biasa, gue kan rajin, Raf. Jadi, ya habis olahraga kecil-kecilan gitu. Itung-itung bakar kalori hehe," jawab Dhea dengan asal lalu ia menyeka keringatnya.

"Ada-ada aja lo, Dhe," kata Rafael. "Lo jadi ikut kelas gue nggak?" tanyanya memastikan.

"Jadi dong. Ini gue mau ke kelas," jawab Dhea.

"Yaudah. Bareng gue yuk!" ajak Rafael.

"Yuk!" setuju Dhea.

💙💙💙

"Eh, Raf, ntar lo kan yang jadi komtingnya?" tanya Dhea sambil berjalan beriringan bersama Rafael memasuki gedung FEB.

"Iya. Semalem temen-temen di grup kelas pada langsung nyuruh gue yang jadi komting dan karena gue nggak punya alesan buat nolak, jadi terpaksa gue iyain aja," jelas Rafael.

"Bagus lah kalau gitu," senang Dhea.

"Bagus kenapa?" tanya Rafael.

"Kalau lo komtingnya kan gue jadi bebas ikut di kelas lo, Raf. Hehehe," jawab Dhea menyengir.

"Emang kenapa sih Dhe kok lo sampe ngikut kelas gue segala? Apa bener yang temen-temen gue bilang kalau lo cuma mau modus sama dosen baru itu?" Rafael terlihat begitu penasaran.

"Menurut lo?" Dhea malah bertanya balik.

"Wah, gila lo, Dhe! Ngebet banget sama tuh dosen. Terus Fian mau lo dikemanain?" tanya Rafael yang agak kaget melihat Dhea seniat itu.

"Gue sama Fian cuma temen biasa Raf, nggak lebih," jawab Dhea.

"Tapi yang gue denger katanya Fian suka sama lo," ucap Rafael.

"Tapi gue nggak suka sama Fian," balas Dhea.

"Percuma debat sama lo, gue nggak pernah menang," pasrah Rafael. Dheapun hanya terkekeh melihat ekspresi Rafael yang seperti orang memelas.

💙💙💙

Dhea dan Rafael tiba di depan ruang bernama III/1. Terlihat sudah banyak mahasiswa/i yang datang.

Saat Dhea akan duduk, tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Ia adalah Diba-teman OSPEK Dhea.

Dhea langsung menoleh ke sumber suara. "Hai, Dib," sapanya dengan ramah.

"Hai, Dhe. Lo apa kabar?" tanya Diba.

"Alhamdulillah baik. Yang lain pada ke mana?" tanya Dhea karena biasanya Diba bersama ketiga temannya yaitu Mona, Yesi, dan Rina.

"Tuh!" jawab Diba sambil melirik ke tiga cewek yang berjalan mendekati mereka.

"Hai, guys," sapa Dhea.

"Hai, Dhea," balas mereka.

"Lo ngapain di sini, Dhe?" tanya Yesi.

"Iya. Ngapain lo, Dhe? Perasaan kita nggak sekelas deh," tanya Rina.

"Sesuai yang udah dibilang Rafael kalau gue akan ngikut kelas kalian," jawab Dhea.

Memang, semalam Rafael sudah mengatakan di grup kelas C kalau hari ini ada Dhea yang akan ikut kelas mereka.

"Gue mencium bau-bau modus nih," ucap Mona memicingkan matanya ke Dhea.

"Hehehe, apaan sih, Mon?" balas Dhea.

"Dhea ... Dhea! Lo tuh ya, bisa-bisanya sampe rela ngikut kelas orang lain. Padahal kan lo juga diajar sama Iqbaal eh pak Iqbaal maksudnya," ujar Mona.

"Kalau cuma di kelas gue kan seminggu sekali Mon, ya gue kurang puas lah belajarnya," alasan Dhea.

"Belajar apa belajar hayoo?" goda Yesi.

Dhea menyengir kuda. "Maksudnya, gue kurang puas ngeliatin mukanya Iqbaal, Yes," ralat Dhea kemudian dengan jujur.

"Dasar lo, Dhe!" kata Yesi.

"Eh, ada pak Iqbaal tuh!" pekik Rina yang langsung membuat semua orang langsung menoleh dan terdiam.

Karena mereka sudah mengetahui apa yang terjadi di kelas Dhea, jadi mereka tidak mau membuat kegaduhan yang berakibat fatal pada nilai mereka.

Melihat kedatangan Iqbaal yang semakin mendekat, membuat Dhea bersembunyi di belakang tubuh kekar Rafael.

Iqbaal tiba di depan pintu. Saat akan membukanya,  tiba-tiba ekor mata Iqbaal melihat seseorang yang tidak asing baginya. Iqbaalpun menoleh sekilas, tapi ia berpura-pura melihat semua mahasiswa/inya. Padahal, sorot mata Iqbaal hanya terfokus pada satu orang yaitu Dhea.

Iya. Tanpa Dhea ketahui, Iqbaal memang melihatnya. Iqbaal melirik Dhea sekilas lalu tersenyum layaknya devil.

Kemudian, Iqbaal segera membuka pintu dan masuk ke dalamnya. Semua mahasiswa/i juga ikut masuk dan mencari tempat duduk yang menurutnya strategis.

Padahal tadi Iqbaal jelas-jelas mengetahui keberadaan Dhea yang tidak seharusnya di kelas C. Tapi entah mengapa, ia memilih membiarkan gadis tersebut dan bersikap seolah ia tidak tahu apa-apa.

💙💙💙

Iqbaal baru saja membubarkan kelasnya. Saat semua buru-buru pergi, Dhea juga demikian. Ia ikut keluar bersama yang lain agar Iqbaal tidak melihat dirinya.
Sesampainya di lantai 1, Dhea baru bisa bernapas lega. Ia merasa senang bisa mengikuti kelas Iqbaal, melihat dan memperhatikan setiap gerak-gerik Iqbaal, tanpa Iqbaal tahu kalau dirinya telah menyusup di kelas C.

Merasa aksi ikut kelasnya aman, jadi di hari-hari berikutnya Dhea mantap melakukan hal yang sama.

Di hari Rabu, tepatnya di jam pertama, Dhea tidak ada kelas alhasil ia ikut kelas D-mata kuliah MKB yang diajar oleh Iqbaal.

Hari Kamis, di jam ketiga, Dhea tidak ada kelas lagi. Seperti kemarin, hari ini ia akan ikut kelas MKB di kelas B yang juga diajar oleh Iqbaal.

💙💙💙

Hai temen-temen

Maaf ya baru sempet aktif lagi setelah beberapa hari ga update cerita ini

Kalian tenang aja, In Syaa Allah untuk ke depannya aku bakal rajin up kayak biasanya dan sekali up pastinya lebih dari 1 part

Oke, itu aja yaa ....

Eh-eh, bentar!!!

Bocoran part buat besok adalah DHEA KETAHUAN SAMA IQBAAL DAN DIA DAPET HUKUMAN DARI DOSEN GANTENG

Wahhhh ....

Kira-kira gimana ya ceritanya Dhea ketahuan dan apa hukuman yang dikasih sama Iqbaal???

Temukan jawabannya di part besok yaaa ♡

Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang