11.

3.7K 472 169
                                    


     “(Name), jangan jangan kau terkena serangan jantung?!”, kaget Izana.

     “Izana, jantung disini bukan di perut, tolong sadar sebentar saja Izana”, (Name) kesal.

     “Mau ke dokter?”, tanya Izana.

     “Mau”

- - - - -

     “Kurokawa (Name) – san”, panggil perawat, (Name) berjalan mendekat lalu mengambil nomor antrian.

     “Silahkan menunggu sebentar ya nyonya, dan juga jangan salah mendaftar lagi”

     “Te-terimakasih”

     “Dia bilang apa?”, tanya Izana.

     “Jangan salah mendaftar lagi”, (Name).

     “Memangnya tadi kita ngedaftar ke mana?”, tanya Izana lagi.

     “Dokter gigi”, (Name) pundung, Izana menyegir lalu memeluk pundak (Name).

     “Aku tidak tau”, Izana.

     “Bagaimana bisa kau benar benar pergi ke Dubai, Izana”, (Name).

   Sembari menunggu, (Name) dan Izana duduk sambil berpenganggan tangan. Mereka kaget saat melihat seorang anak kecil lari sambil berteriak karena takut disuntik.Mereka berdua menahan tawa saat melihat bapak bapak yang bersin, seorang bayi yang ia gendong terkejut lalu menangis.

     “Kurokawa (Name) – san

     “Ha-haik

   Saat masuk ke dalam ruangan, (Name) dan Izana duduk berdampingan.

     “Ga suntik kan dok?”, tanya mereka berdua, dokter yang masih belum ngapa ngapain kaget karena mendegar hal itu dari mulut mereka.

     “Maaf nona pak, ini Cuma pemeriksaan ga ada suntik”, dokter.

     “Fiuhh, syukurlah”, lega mereka berdua, suster yang berdiri disamping dokter menahan tawanya menggunakan papan.

      “Jadi, keluhannya?”, tanya dokter.

     “Awalnya......”, ucap (Name) penuh penghayatan.

     “Saya coba coba”, (Name) tertawa lepas saat Izana memotong pembicaraannya, Izana ikut tertawa. Suster yang tadinya terus mencoba menahan tawanya langsung terlepas, ia tidak kuat menahan tawanya.

     “To-tolong serius”, dokter.

  ‘pasien hari ini tidak ada yang normal’

     “Pagi ini aku mual mual, beberapa hari lalu juga begitu”,(Name).

     “Mau cek USG?”, tanya dokter.

     “Bo-boleh”, (Name) berdiri lalu mengikuti instruksi dokter, ia tiduran diatas kasur lalu menaikan sedikit bajunya ke atas. Dokter memberikan sesuatu yang berbentuk gel lalu mulai memeriksa isi dalam perut(Name).

     “Kembar”, gumam si suster yang terdengar oleh Izana.

     “Kembar?!”, Izana.

     “Uwa, Kurokawa – san, anak anda kembar, usia kandungan anda sudah 4 bulan dan juga kondisi mereka baik baik saja”, ucap dokter berbinar.

     “Yokatta”, (Name) tersenyum.

     “(Name), syukurlah”, Izana mengusap surai (Name).

ɪᴢᴀɴᴀ ᴋᴜʀᴏᴋᴀᴡᴀ ' ᴍɪss ʜᴇʀ 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang