"Kamu yang membuatku sakit. Tapi kamu juga yang menyembuhkan nya"
.
.
.
.©Raibae
"Kamu tuh gimana sih? Sudah bapak bilang ngga perlu undang anak sekolah lain! Jadi hancurkan acara pensi kalian?!."
Keynan dan Syila benar-benar bungkam. Mereka hanya bisa menunduk pasrah. Apa yang dikatakan pak ijal seluruhnya benar, memang mereka terlalu nekat untuk mengacuhkan perkataan pak ijal minggu lalu. "Mau berapa kali lagi bapak bilang?! Kita itu mengundang petinggi-petinggi sekolah ini, artinya acara ini bukan main-main!." Satu hentakan meja dari pak ijal berhasil membuat nyali Syila ciut. Ini adalah acara pensi pertama dari proker mereka, bukannya berjalan lancar malah menimbulkan kekacauan akibat ulah murid-murid SMA jayawijaya (sekolah tetangga) yang berakhir dengan tawuran antar sekolah.
Memang ide untuk mengundang anak sekolah lain itu berasal dari Syila , namun tidak disetujui pembina OSIS SMA Bhakti Cendikia yang tidak lain adalah pak ijal sendiri. Akibat dirinya memaksa keras Keynan untuk membujuk pak ijal agar bapak itu mau menerima idenya, akhirnya pak ijal luluh juga. Syila masih ingat kata-kata pak ijal waktu itu. "Boleh. tapi dengan satu syarat. Murid sekolah lain tidak diperbolehkan memasuki area sekolah terutama kelas. Cukup dilapangan depan saja." Syila Benar-benar merasa bersalah sekarang.
Sebenarnya ini bukan sepenuhnya salah Syila. Bagaimana pun ia hanya memberikan ide (plus memaksa idenya untuk dipakai). Kejadian ini sangat diluar dugaan, akibat ulah salah satu geng dari SMA jaya wijaya, karena konflik antar kelompok dengan anak geng sekolahannya, mereka menerobos masuk area sekolah lalu menghancurkan kaca-kaca jendela kelas. Jelas hal itu menarik perhatian geng musuh yang notebene nya murid SMA Bhakti Cendikia sendiri, lalu terjadilah tawuran yang tidak dapat dihentikan. Seluruh tenaga Anggota OSIS sudah terkerahkan, sampai guru-guru ikut ambil andil dalam memisahkan murid-murid yang berkelahi.
Syila ingat betul bagaimana Bapak Ketua Yayasan naik ke atas panggung lalu merebut Microphone dari tangan MC, dan dengan lantangnya beliau berkata, "SUDAH BERHENTI! BERHENTI SEKARANG ATAU KALIAN SEMUA TAU AKIBATNYA!." Semua orang diam, kalap. Tidak ada yang berani bergerak, semuanya diam ditempat masing-masing. Bahkan guru-guru juga diam tidak berkutik. "Mau jadi apa kalian begini hah?! Mau jadi apa..?! Bangga kalian berbuat seperti itu? BANGGA?! KAMU, YANG JAKET MERAH! BANGGA KAMU SEPERTI ITU?! ". Pemuda yang dimaksud bapak ketua Yayasan itu hanya diam, malah semakin menundukkan kepalanya. " Orang bertanya itu dijawab! Huh. Apa manfaat kalian seperti ini? Ada manfaatnya?!. Orang tua kalian banting tulang demi kalian.. Berharap kalian itu jadi anak yang sukses! Bukan main orang tua kalian itu bekerja untuk kalian! Apa balasan kalian? Ini balasan nya? Iya? Gak ada gunanya kalian seperti ini! Orang macam kalian ini tidak akan sukses kalau begini terus! Mau jadi apa negara ini di masa depan kalau generasi penerus nya seperti ini?! HANCUR yang ada! Sudah sudah! Akhiri saja acara ini, lebih baik saya pulang. Kalian semua bubar! Bubar!."
Setelah mengatakan hal itu bapak ketua Yayasan benar-benar pergi. Tanpa salam, tanpa basa-basi sedikitpun. Nampak raut sangat kecewa di wajahnya. Orang-orang sudah bubar sejak seruan bapak ketua Yayasan tadi, sudah pulang semua. Kecuali Syila dan keynan, mereka harus menghadap Pak ijal untuk diinterogasi, perkara pertanggung jawaban.
"Sebelumnya kami minta maaf Pak, kami juga tidak menduga kalau ini bakal terjadi, kalau bapak mau menghukum, hukum saya saja pak" Keynan yang bersuara, sebagai ketua OSIS, keynan memegang tanggung jawab yang lebih besar dari anggota-anggota nya. Dia bahkan sedia menerima konsekuensi seorang diri kalau memang perlu dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE THAT I LOVE
Short Story[SLOW UPDATE] "Seharusnya aku sadar sejak awal. Seharusnya aku saja yang menanggung derita. Penyesalan yang kurasakan sekarang tidak berarti apa-apa. Pasal ingin dicintainya, mengharap belas kasihnya, aku terlalu berlebihan. Aku benci ketika harus...