Bab 10

2.7K 405 107
                                    

cw // mature content di part namjoon serin heheeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee :" harsh words


.

.

.

Namjoon rasa selama ini ia selalu ingin tertidur lebih cepat, ia ingin menelan puluhan pil tidur agar ia dapat terlelap—satu atau dua pil rasanya sama sekali tak membantu. Namun malam ini Namjoon menyingkirkan botol pil tidurnya kala nama Seokjin terpampang nyata di layar ponselnya.

Awalnya Namjoon pikir dirinya hanya berhalusinasi, namun beberapa detik sampai dering itu mati dan kembali berbunyi, apa yang ia lihat nyata.

Seokjin menghubunginya.

"H-hallo?"

Hening sejenak.

"Halo.. Namjoon?"

"Iya, Seokjin?" Namjoon ingin menangis, ia kembali medengar suara merdu itu, ia kembali mendengar seseorang memanggilnya dengan lembut. "K-kau menghubungiku?"

"Kau belum tidur?"

"Belum.."

"Kapan kau akan tidur?"

"Eum.. mungkin nanti."

"Jangan gunakan pil tidur lagi, itu tidak baik untuk kesehatanmu." Namjoon melirik pada botol pil tidurnya lalu tersenyum, mendorong lagi botol itu agar semakin jauh. "Maaf aku menghubungimu tengah malam."

Namjoon tak menjawab, tapi bibirnya tak dapat berhenti tersenyum. "Bagaimana kabarmu Namjoon?"

"Aku.." mata sayunya menatap pada telapak tangannya yang lebar. "Baik-baik saja."

"Baguslah, aku senang mendengarnya."

Namjoon kembali tersenyum.

"Jungkook, bagaimana Jungkook? Dia baik-baik saja bukan?"

"Ya.. Jungkook tumbuh dengan baik."

Apa Jungkook menanyakannya? Apa Jungkook merindukannya?

Pertanyaan itu hanya dapat Namjoon telan tanpa berani ia tanyakan. Setidaknya mendengar jika si kecil menggemaskan itu baik-baik saja, itu sudah lebih cukup untuk Namjoon.

"Sepertinya kau semakin sibuk Namjoon.."

"Ya."

"Aku tidak mengganggumu kan?"

"Tidak Seokjin."

Lalu kembali hening, Namjoon ini berlangsung lama—tak apa jika Seokjin tak berbicara, setidaknya ia tahu ada seseorang di seberang sana yang tengah bersamanya saat ini.

"Namjoon.."

"Ya?"

"Apa aku sudah pernah mengatakan bagaimana mantan suamiku?"

Namjoon menarik nafas dengan dalam lalu menggeleng kecil. "Tidak."

"Kalau begitu aku akan bercerita tentang dia," Namjoon tetap diam mendengarkan. "Aku bertemu dengannya saat aku tidak sengaja menumpahkan minuman ke kaosnya. Terdengar klise tapi memang seperti itu. Aku merasa tak enak hati, dan aku meminta ia untuk melepas kaosnya agar kucuci sementara dia memakai jaketku."

"Setelah aku dan dirinya saling mengembalikan pakaian—semua berlanjut Namjoon-ah. Ada pertemuan-pertemuan disengaja, ada chat tengah malam, ada ucapan pagi kala kita baru saja bangun tidur. Dia manis, selalu mengajakku menonton di hari sabtu dan membelikanku makanan."

All Night, is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang