CHAPTER 1

330 34 0
                                    

Kota Mondstadt, 23:40

"Dear Lord Barbatos..."

Lumine mengangkat kedua tangannya di depan dada, memejamkan mata, dan mulai memanjatkan doa di depan patung Barbatos yang agung dan penuh dengan hiasan bunga.

Aku ingin segera bertemu dengan Aether, berkeliling dunia lagi bersamanya... lalu... meski saat ini kami berpisah, aku harap dia bahagia dan baik-baik saja, apapun yang dia lakukan saat ini. Amin.

"Uh, Lumine? Paimon rasa ada seseorang di atas patung ini..." suara Paimon membuat Lumine membuka mata, mengikuti arah tangan kecil itu menunjuk ke bagian telapak tangan patung yang terbuka itu.

Hanya terlihat sepasang kaki dibalut kaos kaki putih dari bawah sini, namun Lumine sudah tahu siapa itu.

"Venti?"

"Lumine~" suara manis itu menyahut, bersamaan dengan melompatnya Venti dari patung itu, terbang dengan mengendalikan angin bersamanya. "Tangkap aku~!" serunya.

Hap! Lumine yang kaget langsung menangkap tubuh ringan Venti dalam dekapannya. Kedua pasang manik mereka saling bertemu.

"Woaah! Paimon baru tahu Lumine bisa sekuat itu!"

Seruan Paimon membuyarkan lamunan keduanya. Lumine segera menurunkan Venti dari gendongannya, Venti pun, juga segera melangkah mundur.

"Itu karena dia sangat ringan, Paimon." Lumine menjawab seadanya, dibalas oleh tawa kecil dari Venti. "Tapi, apa yang kamu lakukan di atas sana, Venti? Malam-malam begini." Lumine melanjutkan dengan sebuah pertanyaan.

"Ah! Pasti kamu di sini untuk mengabulkan doa Lumine, ya!" tebak Paimon yang tidak sabar mendengar jawaban Venti.

Venti kembali membalas dengan tawa kecil, "Apa kamu tahu, jawaban dari sebuah doa itu ada 3 jenis?"

"Huh? Apa saja itu?" tanya Paimon.

Venti mengacungkan jarinya satu persatu sambil menjawab, "Satu, iya. Doamu akan dikabulkan langsung. Dua, nanti. Doamu akan dikabulkan nanti karena mungkin, kamu dinilai belum siap menerimanya. Tiga, tidak. Doamu tidak dikabulkan, tapi kamu akan diberi sesuatu yang lebih baik dari doamu."

Lumine mendengarkan dengan baik, lantas jadi ikut berpikir. Apa ya, kira-kira, jawaban dari doa-doanya selama ini?

"Kamu sendiri, kenapa berdoa di depan patungku saat kamu bisa menceritakannya langsung padaku?"

Lumine menatap Venti. Berbeda dengan jawaban doa, ia memang tidak memiliki satupun jawaban. Lumine juga tidak tahu, kenapa ia selalu memanjatkan doa untuk saudaranya setiap hari, entah di depan patung Barbatos ataupun di depan patung Rex Lapis.

"Karena patung Barbatos terlihat lebih menjanjikan dibanding kamu sendiri! Benar kan, Lumine?" Paimon membantu menjawab, asal-asalan.

Lumine tersenyum, "Ya! Aku setuju dengan Paimon."

"Ah, aku mengerti." Venti ikut tersenyum manis, lalu beranjak pergi dan pamit, "Kalau begitu, aku duluan, ya!"

Memang tidak heran dia tidak mau menceritakannya langsung padaku. Mana mungkin, dia percaya pada wujudku sebagai pengamen dan pemabuk ini?

"Tunggu, Venti!"

Venti yang hendak melompat turun dari alun-alun itu menoleh, "Iyaa~?"

"Apa aku boleh tahu... jawaban dari doaku tadi?" tanyanya, hati-hati.

Venti membalas dengan senyuman, "Kamu akan mengetahuinya sendiri nanti, ehe~" lantas sebelum Lumine kembali menjawab, Venti segera terbang turun ke dalam kota, menghilang di balik rumah-rumah.

Lumine menghela nafas mendengar jawaban itu. Ia kemudian menoleh dan menatap ke arah patung bersayap itu lagi.

Apakah menceritakannya langsung padanya akan terasa berbeda dengan berdoa di depan patungnya?

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Genshin Impact ! AU] Windblume Festival : Venti & LumineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang