🍁 When Autumn Comes 🍁
.
➷๑՞. Bab 16
◆|| You're Strong ||◆
[ Kamu kuat ]
.
╭┈━━━━═══⋅═══━━━━┈╮
That's hurt
╰┈━━━━═══⋅═══━━━━┈╯
.
🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁Gojo berlari dengan kencang menelusuri lorong rumah sakit khusus keluarga Natsume. Beberapa saat yang lalu saat ia baru saja selesai mengganti baju di kediamannya, Geto tiba-tiba meneleponnya dan mengatakan jika [Name] masuk rumah sakit.
Karena mendengar itu, Gojo tanpa berpikir langsung teleportasi menuju rumah sakit. Kemudian berlari masuk untuk mencari tahu letak kamar [Name].
Ketika matanya mendapati kamar yang ia tuju, Gojo berhenti lalu segera membuka pintu dengan kasar.
“[NAMEEE]?! Eeh--!?” Gojo mengerjabkan mata dengan wajah bodoh, disusul rona merah tipis di kedua pipinya ...
... karena melihat [Name] yang sedang pakai baju.
“Gojo ...-san?!”
Wajah sang gadis memerah. Dengan segera menarik selimut untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Berjongkok, lalu masuk ke bawah ranjang untuk menyembunyikan diri karena malu.
“Ketuk pintunya dulu, dong?!” teriak gadis itu.
“Ah! Oh iya!”
Gojou menutup pintu kembali dengan kasar. Wajahnya ia tutupi menggunakan lengan kanannya.
“Aku tidak lihat apa-apa, aku tidak lihat apa-apa, tapi eh? Punggungnya mulus banget ...,” lirih Gojou.
“Sejak kapan kau sampai, Satoru?”
Geto datang, tangan kanannya menenteng kantong kresek berwarna putih berisi minuman dingin. Gojo menurunkan lengan kanannya dari wajah. Lalu menatap sengit pada Geto.
“Kau dari mana saja, Suguru?!”
“Oh, aku baru dari konbini untuk membeli beberapa minuman kaleng dingin. Kenapa memangnya?”
Gojo bungkam. Itu membuat Geto menaikkan sebelah alisnya lalu menutup mulut menggunakan tangan saat melihat ekspresi Gojo.
“Pft-! Satoru ... kau masuk ke dalam tanpa ketuk dulu 'kan?”
“Darimana kau tahu?!”
“Wajahmu,” Geto tertawa keras. Tidak bisa lagi menahannya untuk menjaga kesopanan dan kenyamanan pasien lain.
Gojo menggertakkan gigi. Mendecih, lalu membanting tubuhnya ke atas kursi panjang kemudian melipat kedua tangan di depan dada. Alisnya mengkerut, ekspresi kesal sangat kentara pada wajahnya.
Geto menghentikan tawa. Mengusap ujung matanya yang basah karena tertawa tadi menggunakan jari telunjuk. Ia kemudian melangkah mendekati Gojo dan duduk di sampingnya.
“Aku tadi keluar karena diminta perawat, soalnya [Name] ingin membersihkan dirinya. Jadi? Apa yang kau lihat?” Tanya Geto mengulurkan satu minuman dingin pada Gojo.
“Sesuatu ... ck! Tunggu! Kenapa kau bertanya?!”
“Hanya penasaran. Aku ini juga masih remaja, tau.”
Gojo tidak menjawab. Dia meminum minumannya bersamaan dengan raut wajahnya yang mulai tenang. Ujung kaleng ia jauhkan dari bibirnya.
“Apa ... [Name] pingsan lagi?” tanya Gojo.
Geto menghela nafas seraya menutup matanya. Dengan pelan ia menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Gojo.
“Aku tadi bertemu dengannya di atap sekolah. Kemudian tiba-tiba [Name] merasa tidak enak badan.”
“Souka.”
Gojo kembali minum. Suasana hening menghampiri keduanya, Geto juga tidak bicara apa-apa setelah menjawab pertanyaan Gojo. Ia tahu temannya ini sedang tidak ingin mendengar apapun kecuali jawaban pertanyaannya.
“Suguru.”
“Hm?”
“Apa aku masih tidak boleh memaksamu untuk mengatakan keadaan [Name] padaku?” Tanya Gojo.
Geto menepuk punggung Gojo sekali. “Jangan bertanya padaku. Kau bisa bilang langsung pada [Name], Satoru. Dia ... akan menjawab pertanyaanmu.”
.
.
“Hai.”
[Name] menyapa Gojo yang baru saja masuk ke dalam kamar inapnya. Seperti biasa, senyuman selalu ada pada wajahnya yang cantik.
“Yo.”
Gojo meletakkan kantong minuman yang Geto bawa tadi ke atas meja. Temannya itu sudah pulang terlebih dahulu karena ingin membersihkan diri dan ganti baju.
Dia mengambil satu minuman kaleng rasa coklat. Tangannya bergerak mengelap ujung kaleng dengan tisu, lalu membukakannya untuk ia berikan pada [Name].
“Geto-san mana?”
Gojo menghentikan gerakan bersamaan dengan penutup kaleng yang telah terbuka. Di saat seperti ini, [Name] mencari Geto ... bukan dirinya.
Apa yang aku pikirkan?
“Dia sudah pulang. Katanya, sih, capek gendong [Name] ke sini,” jawabnya menjelekkan sang teman.
“Um ... aku memang sudah merepotkannya tadi ....”
Gojo melihat [Name] yang menundukkan kepalanya. Ia dapat melihat tangan gadis itu yang sedang meremas selimut.
“Bercanda.”
“Kamu mempermainkanku lagi 'kan, Gojo-san?”
“Hehe~”
Gojo mengulurkan minuman kaleng itu pada [Name] dan diterima dengan senang hati olehnya. Raut wajah sang remaja surai putih melembut sebentar setelah melihat reaksi [Name] yang terlihat sangat senang meminum coklat yang manis. Setelah itu, raut wajahnya kembali seperti semula.
“[Name] bahagia karena hal-hal sederhana seperti ini, ya, huh?” Gojo mendudukkan diri pada kursi di samping ranjang [Name].
Bukan minuman ini yang membuatku senang.
“Um! Minuman yang kamu berikan manis banget. Makasih, ya!” Jawab [Name] menatap pada Gojo.
“Sama-sama!”
Keduanya diam. Manik kelam [Name] menatap keluar jendela. Sudah malam sekelam warna matanya, hanya lampu dari gedung-gedung dan rumah yang menjadi penerang malam hari selain bintang dan bulan. Sama seperti manik indah milik [Name].
“Ne, Gojo-san. Aku akan menjawab pertanyaanmu yang waktu itu sekarang.”
Entahlah. Gojo merasa jantungnya berdetak kencang lagi.
“Apa?” balasnya.
“Penyakitku ....”
Dari balik kacamata hitam yang membingkai wajah, manik Gojo melebar mendengar penyakit yang diderita oleh [Name]. Gadis sebaik dan seceria dia malah mendapatkan penyakit sulit seperti itu.
Orang-orang baik selalu meninggalkan dunia terlebih dahulu. Kenapa? Karena sang penguasa tidak ingin mereka merasakan penderitaan dunia lebih lama lagi.
“[Name], kau itu kuat.”
Sang gadis tersenyum mendengar penuturan Gojo. Sang pria ... hanya mencoba menyembunyikan rasa kasihannya.
“Karena [Name] kuat ... jadi kau harus selamat. Paham?”
Tidak ada jawaban. Gojo hanya mendengar suara angin sedikit kencang yang berhembus hingga membuat tirai jendela berkibar.
🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁
Oke, biar kujelasin;
Soal penyakit [Name] itu aku gak bakalan ungkapin. Kalian yang nentuin sendiri, bayangin sendiri si [Name] punya penyakit apa.
Aku gak bakalan ketik nama penyakitnya selama Fanfict ini kutulis. Okayy~♥🍁 ┈┈┈ ੈ ⓐⓝ ੈ ┈┈┈ 🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
When Autumn Comes [School ver]
FanfictionGojou Satoru berjumpa dengan gadis itu saat musim gugur. Dia-lah orang yang menatapnya dalam, seakan menggali semua hal yang ada di dalam diri ... hingga membuat Gojo jadi menggunakan perasaan. Namun, ada suatu keanehan pada sang gadis. Hal yang ia...