Bagian 2

8 1 0
                                    

/Ceklek/

"Ma.. aku pulang~" tak ada jawaban saat aku masuk ke rumah.

"Ma?"

"Mama didapur, sayang." Ucap mama setengah teriak. Aku bergegas menghampiri mama yang sedang memasak, kemudian mencium pipinya. Aku sangat menyayangi perempuan ini, dialah yang merawatku dan kakak. Dia adalah wanita terhebat yang kami punya, dia juga mencurahkan seluruh kasih sayangnya untuk kami.

"Anak mama baru pulang sekolah ya"

"Iya ma, kalau gitu aku ke kamar dulu ya mau ganti baju." Sambil berlari menuju kamar.

"Kalau sudah selesai, nanti kesini ya kita makan." Teriak mama.

"Iyaaa.." balasku.

○○○

Suara dentingan piring terdengar disela-sela kami makan. Hanya ada mama dan aku, karena kakakku sedang bekerja dan selalu pulang malam.

"Gimana ulangan nya?" Tanya mama.

"Lancar kok ma, aku yakin pasti nilainya bagus bagus."

"Oh ya? Syukurlah."

/drrttt drrtttt drrrtttt/

Tiba tiba ponselku bergetar, aku mengambilnya dan melihat siapa yang menelpon. Tak ada nama disana, aku menaruhnya kembali diatas meja dan membiarkan ponsel itu terus bergetar.

"Kenapa gak diangkat nak? Siapa yang telpon?"

"Gak tau ma, salah sambung kali." Jawabku sambil mengangkat kedua bahuku.

"Coba angkat dulu telponnya, siapa tahu penting loh."

"Huft, Iya iya" Sebenarnya aku tak mau mengangkatnya, gimana kalau itu penipu atau orang yang menghipnotis lewat telpon. Aku sudah sangat paranoid, takut di culik lalu organ tubuhku dijual dan takut dihipnotis lalu menyerahkan semua hartaku karena aku sedang dibawah alam sadar.  Membayangkannya saja sudah membuatku merinding. Tapi apalah dayaku, aku terpaksa mengangkat telpon, karena mama yang memintanya.

°hallo?° ucapku

°...° tak ada jawaban darisana.

°hallo??° tanyaku sekali lagi.

Awas saja kalau tak ada jawaban lagi, akan langsung ku tutul telponnya dan ku blokir.

°gimana kabar kamu?°

Deg

Aku menggertakkan gigiku, dan bertanya-tanya dalam hati. Bagaimana bisa dia mengetahui nomor ponselku? Aku sendiri terkejut, bingung dan kesal. Tapi yang jelas aku membenci suara ini, karena dia adalah cinta pertama yang membuatku patah hati.

°maaf sepertinya anda salah sambung.° jawabku dengan napas yang memburu di dadaku, kemudian aku langsung menutup telponnya. Melihat perubahan ekspresi dan nada bicaraku tadi, membuat mama kebingungan.

"Siapa nak? Sepertinya kamu tidak menyukai orang yang menelpon tadi. Cara bicaramu dingin sekali."

"Bukan siapa-siapa ma, cuma orang yang kurang kerjaan aja." Jawabku, kembali dengan ekspresi yang ceria. Walaupun dalam hatiku masih terselimuti emosi yang menggebu.

Berani sekali dia mengusikku!

○ ○ ○ ○ ○
Samar samar terdengar suara seseorang.

"Ngghh???" Ucapku, sambil menguap dan kembali tidur. Seseorang terus menggoyang-goyangkan kakiku, mencoba untuk membangunkanku dari mimpi yang indah.

"Bangun bangke!" Aku tak menggubrisnya karena terlalu mengantuk, tapi seseorang ini tak juga berhenti.

"Kampret! Enak tidur hah? Bukannya bersyukur aku bangunin, tapi dia malah gak bangun bangun?" Makinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANURAGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang