Rindu itu ada tapi tak pernah kulihat wujudnya..
Rindu itu berat tapi tak bisa kutimbang berapa massanya..
Kau tahu
Rindu ini sangat menyiksaku
Rindu yang tak pernah kutahu dimana tuannya..
Rindu yang hadir tanpa kuminta
Rindu yang sampai sekarang masih disini..Setiap bait ditulis Dinda dengan di atas kertas putih. Rindu yang sampai sekarang belum ada penawarnya. Di rumah sewa yang ditempati Dinda. Hanya ada dirinya dan seekor kuccing yang jadi temannya selama ini.
Dinda si perindu yang tak pernah jemu dengan perasaannya. Mungkin terdengar sangat puitis karena Dinda juga seorang puitis.
Setelah menulis bait-bait kerinduannya. Dinda memutuskan untuk keluar membeli makanan. Dari tadi Dinda belum makan apa-apa.
Untuk makan siang Dinda membeli sebungkus nasi padang yang paling dekat dari rumahnya.Saat asiknya Dinda scroll IG sambil nunggu antrian yang memanjang. Dinda melihat seseorang yang sangat mirip dengan si dia. Dari belakang dia persis orang yang selama ini jadi mr. Secretnya Dinda. Eh ternyata bukan orangnya ketika orang itubalik menghadap Dinda.
Setelah membayar nasinya ke penjual asal Padang, Dinda memutuskan untuk pulang. Hari minggu yang sangat membosankan. Dinda cuma rebahan di rumah sewanya. Mengurus bubu satu-satunya kucing miliknya. Dan menulis kata-kata puitis mengikuti hatinya. Dan bait-bait kerinduan untuk yang disana.
#30harikonsistenmenulis
#harikeduapuluhtujuh