Guest

573 9 12
                                    

"Hai, Nay!" sapa seseorang dari arah lain yang berhasil mengagetkan Bima dan Naya.

Bima menoleh kearah suara tersebut dengan tangan yang masih ada di wajah Naya.

"Reihan!" seru Sarah, lalu berlari memeluk sosok tersebut.

Reihan, sahabat kecil Sarah dan Bima, kembali dari business trip kantornya setelah dua tahun di Jepang.

"Kapan kau kembali? Kenapa tidak menghubungiku?" tanya Sarah.

"Aku tiba kemarin. Tapi aku belum sempat menghubungimu. Karena masih ada beberapa hal yang perlu aku selesaikan di kantor. Lalu, Dino bilang kalian ada disini," jelas Reihan, lalu tersenyum pada Naya. Bima melihat Naya membalas senyuman Reihan.

"Kau mau kemana?" tanya Dino saat melihat Bima berdiri dan pergi meninggalkan Naya.

"Makan!" jawab Bima tanpa menoleh sedikit pun.

"Bagaimana dengan hukumanmu?!"

Bima tak menjawab Dino. Ia tetap berjalan menuju pantai, kemudian diikuti oleh teman-temannya yang lain. Naya bingung dengan sikap Bima yang pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun. Padahal mereka sedang menjalankan hukuman tadi.

"Kau pasti belum makan. Ayo kita makan dulu. Ayo, Nay!" ajak Sarah pada Reihan dan Naya. Mereka bertiga berjalan bersama menuju pantai. Sarah masih memeluk lengan Reihan dan memberikan banyak pertanyaan tentang pengalamannya selama di Jepang. Sedangkan Reihan sesekali terlihat mencuri pandang kearah Naya.

Setibanya di pinggir pantai, Naya duduk disamping Bima, diikuti demgan Reihan yang duduk disamping Naya, membuat suasana menjadi canggung diantara mereka bertiga.

"Ini," Naya memberikan sepiring seafood untuk Bima. melihat Naya tersenyum padanya. Padahal tadi ia sudah meninggalkan Naya ditengah permainan. Bima mengambil piring tersebut, lalu memakannya tanpa berucap sepatah kata pun.

"Kau juga harus makan," kata Reihan sambil memberikan daging barbeque pada Naya. Mata Bima bergantian memandangi keduanya. Dilihatnya tidak ada seafood di piring Naya. Reihan tahu Naya alergi makan seafood.

"Terima kasih," balas Naya dengan suara pelan.

Reihan, pria yang pernah mengajak Naya untuk menikah sebelum ia pergi ke Jepang. Sarah tahu bahwa Naya adalah satu-satunya wanita yang Reihan cintai dan inginkan untuk menjadi pendamping hidupnya.

Setelah selesai makan, semua orang meninggalkan meja, kecuali Bima, Naya dan Reihan.

Bima masih menyisakan kepiting di piringnya. Naya lupa bahwa Bima tidak akan memakan kepiting jika masih ada cangkangnya. Sarah pernah bercerita, tangan Bima dulu pernah terluka saat sedang melepaskan cangkang kepiting. Sejak saat itu Bima tak akan memakan kepiting yang masih bercangkang.

Saat Naya mengambil kepiting tersebut untuk ia kupas. Bima merebut paksa dari tangan Naya, "Tidak usah."

"Aaww!! Ssshh...."

"Nay, jarimu berdarah!" Reihan terkejut.

Darah mengalir keluar dari jari telunjuk Naya. Bima terpak melihatnya. Reihan dengan sigap mengambil tissue yang ada di meja, lalu meraih tangan Naya untuk menahan darah tersebut agar tidak keluar terlalu banyak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang