05. Bantuan pembawa petaka•••
Jam sudah menunjuk pukul 4 sore, sekolah baru saja membunyikan jam pulang, sudah biasa memang karena sekolah ini menggunakan fitur full day dimana pulang sekolah jam 4, namun masuk sekolah hanya 5 hari
Banyak siswa yang kurang setuju, kadang orang mengira kalau hari Sabtu bisa santai-santai, namun terkadang di hari Sabtu harus menyelesaikan tugas:) memang ya selalu ada sisi negatif dan positif
"Hallo Pak, ini mobilnya udah selesai?"
"Hah? Belum, masak sih pak, ya kali saya pulang jalan kaki"
"Terus jadinya kapan?"
"Besok? Yaudah deh ntar di kirim ke alamat biasanya ya pak, sekalian kasih diskon boleh lah"
"Ok, terima kasih pak" Tania mematikan ponselnya dan kembali untuk memberi tahu Lea dan Rissa
"Gimana?" Tania menggelengkan kepala, dan menjelaskan apa yang di jelaskan di telfon. Baru saja yang Tania telfon adalah montir yang membenarkan mobilnya
Rissa dan Lea menghela nafas panjang, menatap ke langit meratapi nasib yang sial ini
Karena jam segini angkutan umum sangat jarang, harus berjalan dulu 300 meter baru deh di sana banyak kendaraan umum. Kebanyakan di sekolah ini menggunakan kendaraan pribadi dan jarang menaiki angkutan umum, dan entah secara bersamaan hp mereka lowbat
Dengan berat hati tapi tetap dijalani mereka berjalan bersama, hari mulai gelap lampu-lampu jalan mulai dinyalakan, bertambahnya warna gelap di langit tidak membuat jalan menjadi sepi, malah sebaliknya
Mereka berhenti di lampu merah untuk menyebrang, di samping mereka ada seorang nenek yang membawa tas sekaligus tongkat untuk membantu berjalan yang mungkin juga akan menyebrang
"Boleh saya bantu bawakan nek?" Rissa menawarkan bantuan, nenek tersebut mengangguk dan memberikan tasnya
Lampu jalan berganti menjadi merah, sedangkan lampu untuk pejalan yang menyebrang berubah menjadi hijau. Lea dan Tania membantu nenek itu untuk jalan agar tidak kesusahan
"Terima kasih ini saya punya papan, kalian simpan ya" mereka saling menatap untuk menolak namun sungkan
"Jadi gini nek kita bantu ga butuh imbalan kok" nenek itu tersenyum, ia menarik tangan Tania dan memberikan papan itu
"Udah ini, tolong di jaga ya" nenek itu berjalan pergi, mereka bertiga menatap papan yang terlihat agak tua namun masih bagus
"Terima kasih nek- loh neneknya kemana?" Tania akan mengucapkan terima kasih namun keburu nenek tersebut pergi
"Cepet amat, perasaan belum sampai 1 menit harusnya masih di sekitar sini" mereka masih mencari-cari
Dari kejauhan terlihat wanita cantik sedang tersenyum tipis dan mengatakan secara pelan
"Semoga berhasil" sebelum tubuhnya tertutup sebuah mobil dan menghilang
Karena jam yang sudah memasuki jam malam mereka memilih berhenti mencari dan pergi untuk naik kendaraan umum
18.05 mereka baru saja sampai di apartemen yang sudah ditinggali selama 2 tahun terakhir ini
"Aduh capek banget gue" Rissa membaringkan badannya di sofa sesekali menguap
"Mandi dulu sana biar seger" Lea mengambil tas Rissa yang ditaruh sembarangan dan meletakkan di gantungan tas
"Gue duluan yang mandi" Tania memutuskan untuk membersihkan diri
Tidak lama Tania keluar dan ganti Lea yang pergi untuk membersihkan diri, setelah itu Rissa. Rutinitas ini sudah dilakukan sejak mereka memutuskan tinggal bersama
Lea sedang memasak makanan di dapur dibantu dengan Tania yang mengiris bawang untuk nasi goreng. Selesainya makanan bertepatan dengan selesainya Rissa mandi
"Wah apa nih" Rissa akan menyuapkan nasi namun tangannya dipukul Tania dan menyuruhnya untuk berdoa terlebih dahulu
Baru saja menyelesaikan acara makanannya papan yang ada di meja tamu bergerak sendiri dan mengeluarkan sebuah cahaya.
"Eh apaan tuh?" Tania yang merasa kepo ingin mendekat namun dicegah oleh Lea
"Bentar, itu dari papan bahaya ga?"
"Ya ga tau lah kalau ga dilihat" Tania yang lebih dulu mendekat diikuti Lea dan di belakang Rissa membawa teflon untuk jaga-jaga
Semakin mereka mendekat cahaya menjadi redup dan menghilang, saat Lea akan menyentuh papan itu cahaya yang lebih terang memenuhi ruangan, dalam sekejap cahaya itu lenyap bersamaan dengan tubuh mereka
•••
To be continued
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOPOLY [Hiatus]
FantasyMereka adalah orang yang terpilih menjadi pemain di permainan sebuah papan, bidak, dan dadu Mereka berenam yang tidak saling mengenal dipertemukan di dunia yang tidak nyata, dimana harus bekerja sama untuk mendapatkan kunci agar dapat keluar dari du...