Memang benar tak semua hal bisa diungkapkan lewat kata-kata, dan tak semua pilihan selalu berakhir manis. Tetapi bukankah disetiap hidup memang diharuskan untuk memilih, meskipun terasa sulit dan menyakitkan
Semenjak malam panjang saat dirinya kembali dari rumah Rami, Rara berubah menjadi sosok yang pendiam. Weekend kali ini pun ia memilih untuk tetap berdiam diri dikamar, alibi sakit membuat kedua orang tuanya memaklumi
Bara terlihat makin kusut. Mereka tinggal serumah, tapi tak sekalipun Bara melihat Rara, pertemuan mereka terakhir ya dimalam itu, dan tangisan Rara yang Bara dengar itu pun, terngiang-ngiang dipikirannya. Segala cara telah ia lakukan, namun maaf Rara tak kunjung ia dapatkan
Rara masih menimbang-nimbang akan keputusannya itu. Ia terlihat masih sangat ragu, tetapi semakin lama menunda, semuanya akan semakin kacau. Ia harus memilih. Segera memilih. Akhirnya ia memutuskan untuk mengirim pesan pada Mela
Ia meletakan ponselnya lagi dipinggir kasur. Menghela nafas sejenak. Meskipun tubuh yang ia tempati ini masih remaja, tetapi usia aslinya memanglah sudah dewasa. Apapun resikonya nanti, harus bisa ia tanggung
Malam semakin larut, ia memutuskan untuk menutup matanya kembali. Besok hari senin, ia harus bangun lebih pagi. Untuk urusan lainnya, akan ia pikirkan nanti...
*-*
Jam menunjukan pukul 07:00 , tersisa 30 menit lagi sebelum bel masuk sekolah berbunyi dan upacara dimulai. Rara masih bersembunyi dibalik selimut, belum ada tanda-tanda ia akan membuka mata
Seperti apa yang orang lain katakan, ternyata menangis itu memang bikin ngantuk
Tak lama ia tersentak. Menatap jam dipergelangan tangannya
"Mampus 15 menit lagi masuk. Sialan"
Ia berlari secepat kilat menuju kamar mandi. Hanya butuh 5 menit untuknya membersihkan diri. Masa bodo dengan wajahnya yang berantakan, ia harus segera berangkat
"Mamah kenapa ga bangunin aku sih?. Kan aku ada upacara. Ih nyebelin"
Ia berlari menuruni tangga. Nafasnya tersengal. Bajunya kusut. Dasinya tak rapih
"Mamah kira kamu ga sekolah. Kan katanya masih sakit" Rara merengut kesal. Ia mengambil roti dan langsung mengigitnya. Salaman sebentar pada ibunya dan langsung bergegas keluar rumah
Kesialan tidak hanya sampai disitu. Motor kesayangannya ternyata bocor "Anjing dasar. Ga tau gue udah telat. Ah bangsat"
Rara gelisah. Bingung harus bagaimana. Waktu semakin berjalan. Berangkat sekarangpun percuma, pasti terlambat. Tiba-tiba Bara datang dan menghampirinya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STORY OF RARA (End Season 1)
Fantasía(Transmigrasi series 2) Ratna seorang wanita karir yang kehilangan keluarganya pada saat wisuda, yang memiliki hubungan dekat dengan abang kandungnya Dan rara seorang gadis berseragam SMA yang sangat dibutakan cinta, membenci keluarganya, terutama s...