Selamat membaca..**
"Eeeh Al kalau gua perhatikan cincin di jari manis Lo bagus"
"Huuk...huuk..ini" gila kadang-kadang Aleta pikir kalau Vinno itu orangnya terlalu peka terhadap lingkungan sekitar nya bahkan cincin di jari manis gua pun dia lihat. Aleta bingung harus bagaimana cara menjelaskan nya terlebih semua tatapan mata teman-temannya sudah kejari manis dan ke muka Aleta.
"Ooh ini... cincin baru gua. Bagus gak?" Tanya Aleta lengkap dengan senyum nyinyir sambil memperhatikan tangannya ke pada teman-temannya.
"Bagus. Tapi kelihatannya seperti cincin kawin" balas Manda acuh sibuk dengan makanan favoritnya takut dicolong Vinno lagi. Iya ini memang cincin kawin jawab Aleta dalam hati.
"Iya gaklah, gaur Lo" jawab Aleta tenang berusaha untuk tidak gugup takut mereka tidak mempercayainya. Sedangkan tatapan mata Raga dan Gita masih memperhatikan tangan Aleta seakan tidak percaya.
Tapi Aleta tahu Gita tidak akan tanya lebih dari itu apalagi Aleta tahu Gita bukan tipe orang yang kepo terhadap kehidupan temannya bukan berarti Gita tidak peduli dengan para teman-temannya tapi Gita tahu kapan dia harus bertindak sebagai teman itu yang membuat Aleta bisa nyaman dengan Gita. Sedangkan tatapan Raga entahlah Aleta juga tidak mau ambil pusing karena masalah Aleta sudah cukup banyak.
**
Pernikahan Aleta sudah berlangsung sejak 1 bulan lalu ketika Aleta masih menjalani kuliah kerja partisipatif (KKP). Kenapa bisa terjadi? Itu mudah bukan untuk ukuran orang yang berlimpah harta semua itu bisa terjadi bahkan seorang pemilik kampus datang jauh-jauh untuk menjemput Aleta ketempat KKP nya dengan alasan ada acara keluarga.Memang benar bukan ada acara keluarga lebih tepatnya acara besar masa depan Aleta. Miris bahkan Aleta sendiri tidak bisa melakukan apa-apa untuk masa depannya.
"Bu, Al gak mau nikah. Bu dengerin penjelasan Al.."
"Tidak ada penjelasan lagi. Apa belum cukup kamu bikin keluarga kita malu? menjadi bahan hinaan? Mau tidak mau kamu harus menyetujui nya!" Teriak bapak malam itu.
Pedih itulah yang dirasakan Aleta ketika seseorang pahlawan dalam hidupnya berkata begitu kepada putri kesayangannya dulu karena sekarang Aleta hanya beban yang membuat orang tuanya malu memiliki anak sepertinya.
"Saya terima nikah dan kawin nya Aleta Parassia Nantika dengan maskawin tersebut dibayar tunai"
"Bagaimana para saksi sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah"
Sah. Aleta sekarang bukan hanya harus memikirkan dirinya sendiri lagi tapi ada sosok lain yang akan menjadi prioritas nya juga. Pernikahan yang Aleta impikan harus dia kubur dalam-dalam. Sedangkan pernikahan Aleta sekarang hanya pernikahan sederhana hanya dihadiri oleh keluarga terdekat saja.
Hari itu juga Aleta di ingatkan kembali dengan posisinya.
Didalam kamar hotel sudah ada sepasang pengantin baru Aleta dan suaminya. Aleta duduk di pinggir ranjang sedangkan sang pria berdiri didepan Aleta. Entah apa yang akan dilakukan mereka malam ini. Akankah mereka...?
"Malam ini malam pertama kita? Apakah kita harus melakukan nya?"
"Aa... Itu.."
Cup. Ciuman tiba-tiba saja terjadi yang lebih menguasai permainan ini adalah pria itu bahkan Aleta yang masih menggunakan gaun pengantinnya masih belum sadar dari keterkejutannya atas apa yang terjadi sekarang. Ciuman yang hanya penemuan dua bibir saja berubah menjadi lumatan gigitan hisapan saling melilitkan lidah dan pertukaran air liur tidak terelakkan. Ciuman yang cukup panjang.
Aleta hanya memegang gaun pengantinnya dengan kuat dan mencoba untuk memejamkan kedua matanya. Tapi balik lagi seperti terkena petir disiang hari Aleta di ingatkan kembali dari kalimat yang membuat diri seorang Aleta direndahkan.
"Hambar. Sudah berapa pria yang kamu puaskan!"
^**
Guan pengantin Aleta
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dosen
Romancemenikah adalah salah satu tujuan hidup seseorang, menikah dengan kisah seindah cerita di dongeng impian seorang wanita, menikah sekali seumur hidup keinginan semua orang, Namun bagaimana jadinya jika seorang mahasiswi menikah dengan dosen nya sendi...