WELCOME BACK TO MY STORY
!!JENK JENK!!⚠️JANGAN LUPA FOLLOW VOTE COMMENT & SHARE CERITA INI⚠️
♡♡♡
Part 2
Tukang Ngadu-
"Malam telah berlalu, pagi yang cerah telah menunggu.
Lupakan saja yang lalu, mari menyambut seseorang yang baru.""Anjayy, pinter banget gua bikin qoutes ala-ala bocah tiktok haha."
"Ihh kakak lebay, dedek bilangin mama nih kalo kakak punya pacar!"
"Heh bocil ini tuh qoutes, lagian siapa juga yang pacaran. Yang ada lu tuh, lu pacaran kali sama siapa tuh nama lakik lu?"
"Mamaaaaaaaa kakak ngomong sama dedek pake lu gua mahhhhhhh!!!!" adunya Saira ke Mama
Beginilah hidup dengan bocil, baru jam enam sudah berisik dengan kegaduhan mereka berdua. Siapa lagi kalau bukan Aydin dan Saira.
"Kakak gak boleh ngomong gitu yaa, kan udah sering Mama kasih tau kalau sama saudara jangan pakai Bahasa Lo-Gue. Paham Kak?" jawab Mama.
"Gak mah dedek bohong, biarin orang yang suka bohong nanti your jidat makin jenong." Balas Aydin sambil terkekeh pelan.
"Kakak!" Teriak Mama.
Okey mari kita lihat sampai mana batas pengaduan para bocil ini miskaaa.
"Abaaaaaanggggg, maaaasssss huaaaaaaa, a'aaaaaa. Kakanya ngeselin tuuuuuhhh huaaaa hiks, dedek gak mau sama Papa nanti makin delekin hiks...hiks". Adunya kepada para abang-abangnya.
"Kamu diapain dek sama Aydin?" Tanya Zayn.
"Apanya di apain? Mas? Ihhh dedek enggak ngerti, maksud Mas diapain itu apaaa?" rengek Saira meminta jawaban
"Kamu gak dijahilin kan sama Aydin?" tanya Zayn berusaha sabar dengan sikap adik bungsunya ini.
"Enggak kok,
Ehh iyaaaa iiiiiihhh tadi dedek di ledekin sama Kakak, Mas mau kan omelin Kakak?" jawab Saira yang baru paham maksud dari pertanyaan Zayn.
Huuuffttt begini banget sih punya adek, untung anak bontot. -Batin Zayn
"Mas kok, oh iya dedek baru inget. Sekarang jam berapa Mas?" Oke lupakan tentang perkehalian tadi.
"Jam enam tiga puluh tujuh." Jawab Zayn
"Iiiiihhhh dedek telat maasss, kok gak bilang sih?" tanya Saira merengek.
Bagi Saira tiada hari tanpa merengek.
"Aa ayo anter dedek ke sekolah, sebentar lagi dedek telat. Dedek enggak mau dihukum nanti." Ajak Saira
"Santai aja kali dek, kamu juga masuknya jam delapan ini. Sekarang baru setengah tujuh kok, lebih baik kamu sarapan dulu." Jawab Mas.
"Emang? Tapi kok kemarin dedek telat? Padahal dedek sampainya jam tujuh." Tanya Saira.
"Udah-udah ayo sekarang sarapan dulu biar gak telat nanti, oh iya dedek nanti di antar sama Kakak ya?" ucap Papa.
"Gak Pa Aku gak mau boncengin dedek, kemarin aja dia gak bisa diem hampir aja bikin orang celaka." Jawab Aydin.
Umar yang melihat adiknya seperti ketakukan itu langsung menggenggam tangan adiknya untuk menenangkannya.
"Ya udah Pa, Umar aja yang antar dedek ke sekolah. Umar juga hari ini lagi gak ada kerjaan." Ucap umar.
"Udah dedek sekarang sarapan dulu ya, semalamkan dedek makannya sedikit." Lanjutnya.
Umar sosok laki-laki yang paling mirip dengan almarhum Kakeknya, sosok yang tidak banyak bicara Ia lebih nyaman mengekspresikannya secara langsung, bukan hanya sekedar di ucapkan melalui kata-kata saja. Walaupun Ia anak kedua, Umar merasa bahwa bukan hanya Zayn dan orang tuanya saja yang harus bertanggung jawab untuk adik-adiknya. Ia pun harus ikut andil dalam menjaga adik-adiknya terutama Saira.
Sosok yang harus selalu mereka lindungi, bukan karena banyaknya musuh mereka yang menginginkan Adik kecilnya itu. Tapi karena sifatnya yang ceroboh, polos, dan daya tahan tubuhnya yang rendah.
Apalagi Ia dan kedua saudranya sangat jarang untuk bisa bertemu karena terhalang oleh pekerjaan masing-masing, begitupun kedua orang tua mereka. Di saat itu satu-satunya harapan yang mereka percaya adalah Aydin, walaupun adiknya yang satu ini mempunyai sifat yang menjengkelkan tapi hanya Aydinlah yang selalu ada untuk saira 24/7.
OKEY LANJUT KE CERITA
"Dedek kenyang Aa, Dedek mau langsung berangkat aja yuk!" ajak Saira karrena sudah merasa tidak nyaman.
"Ya udah, tapi kamu bawa bekal ya." Jawab Umar yang hanya di angguki oleh Saira
"Ya udah yuk, kamu tunggu di mobil duluan yaa, Aa mau siapin bekal kamu dulu." Perintah Umar.
Saira bangun dari kursi, lalu berpamitan dengan keluarganya, "Pa, Ma, salim dedek mau jalan ke sekolah dulu sama Aa. Abang, Mas salim dedek jalan dulu. Kak salim." Setelah berpamitan dengan keluarganya, saira langsung pergi menuju mobil terlebih dahulu untuk menunggu Umar.
Sedangkan keluarganya yang masih di ruang makan, kini mulai menyalahkan Aydin atas berubahnya sifat Saira.
"Kamu sih kenapa juga bahas soal itu, udah tau adik kamu gampang bapernya." Ujar Papa, Aydin yang tidak terima di salahkan seperti itu mencari pembelaan.
"Loh kok jadi nyalahin aku Pa? papa loh yang mulai duluan." Aydin tidak terima
"Papa cuma minta kamu yang anterin dedek, hayo kamu yang langsung nyerocos." Jawab Papa
"Iya iya aku minta maaf deh, janji gak ulangin lagi. Hehehe." Ucap Aydin cengengesan. "Yaudah aku cus dulu ya Pa, Ma, Bang, Mas. Jangan kangen loh, dah Assalamu'alaikum kanjeng mari."
"Wa'alaikumussalam," mereka semua menggelengkan kepala melihat tingkah Aydin yang semakin hari semakin jahil.
Kini di dalam rumah hanya tersisa mereka berempat saja, "Zayn, Adib nanti kalau sudah selesai langsung ke ruang keluarga aja. Papa sama Mama mau duluan ya, nanti ada yang perlu kita bahas." Ucap Papa.
"Iya Pa." jawab mereka serempak
☆°•○•°○°•○•°☆
"Udah kamu jangan sedih ya, gapapa kok Papa sama Mama juga gak marah. Tapi dedek harus lebih hati-hati ya, kalo di motor ataupun di mobil dedek harus duduk manis." Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Umar selalu menanyakan apa yang terjadi. Walau Dia tahu bahwa adiknya susah untuk berkata yang sebenarnya.
"Heem, tapi Aa enggak marahkan sama dedek?" ucap Saira dengan mata berkaca-kaca.
"Gak, tapi dedek harus inget pesen Aa yang tadi ya." Jawab Umar yang dijawab dengan anggukan lucu. "Yaudah anak cantik udah selesai belum nangisnya, hem? Kalau belum, ya udah selesaiin dulu, daripada lanjutin di sekolah nanti diliat sama temennya."
"Aa dedek enggak mau, malu. Dedek juga udah selesai nangisnya, hiks..hiks" Jawab Saira memberhentikan tangisnya.
Halo gais Al minta maaf ya karna udh lama bgt gak up.
gak banyak kok cuma 50 pembaca dan votenya 5, insya Allah langsung Up
thank you yang udah baca cerita ini
see u in the next part, Bubaayyyy!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Saira || Hiatus
Teen FictionSaira Satierra gadis polos dengan sejuta pemikiran yang bisa membuat semua orang menggelengkan kepalanya. "Wajar dong dedek tanya gini, kan dedek gak tau." Selalu seperti itu jika pertanyaan yang tidak masuk akal tiba-tiba terucap oleh Saira, "Kal...