Hari pertama sekolah adalah hari yang dinantikan semua siswa termasuk Disya Pistos Zuhara yang menginjak kelas 2 SMP. Disya bersekolah di SMP Negeri Mentari yang merupakan salah satu SMP Negeri terbaik di kotanya. Seperti biasa, Disya diantarkan ayahnya hingga depan gerbang sekolah. Disya memulai hari dengan senyuman, berharap hari pertamanya akan menyenangkan. Dan dia hampir lupa bahwa dia adalah anggota OSIS, yang berarti dia harus mengurus siswa baru. Dia harus mengatur upacara pembukaan untuk siswa baru bersama anggota OSIS yang lainnya.
Ketika berjalan menuju lapangan sekolah, dia melihat Adiba yang sedang sibuk dengan catatannya. Adiba adalah teman sekelasnya dan anggota OSIS juga. Ia pun menghampiri Adiba.
"Hey Dib, udah ada di sini aja. Rajin banget ya lu" Disya berkata sambil menepuk bahunya Adiba.
"Iya dong, gue kan ketua acaranya. Jadi, harus datang lebih awal" balas Adiba.
"Oh iya ya, gue lupa" "Btw, kemana Callista dan Eileen?" tanya Disya.
"Eileen lagi ngurusin anak baru di kelas 7D. Kalau Callista belum liat sih. Anak itu pasti telat" jawab Adiba.
"Duh anak itu ya, moment penting kaya gini malah telat. Yaudah, gue mau ngurus anak baru di kelas 7H. Kalau ketemu Callista, langsung suruh ke kelas 7H aja ya. Dahhh" Disya pergi menuju kelas 7H sambil melambaikan tangan kepada Adiba.
Callista dan Eileen adalah teman sekelasnya. Callista juga adalah teman sebangkunya di tahun ini.
Setelah mengurus beberapa hal di kelas 7H, dia pun kembali ke lapangan upacara. Upacara pembukaan pun dimulai. Callista juga sudah berada disampingnya. Balon yang dibawa tiap peserta pun diterbangkan. Hal ini menandakan bahwa Masa Orientasi Siswa dimulai.
Hari yang begitu melelahkan telah dijalani Disya dan teman – temannya. Di sore hari, Disya yang kelaparan karena terlalu sibuk mengurus acara MOS akhirnya bisa jajan di depan sekolahnya. Ketika menunggu pesanannya, Disya mengecek Handphone dan melihat beberapa status yang ada di salah satu media sosial. Matanya tertuju pada status seseorang yang bernama Pradipta Memoar.
Pradipta Memoar merupakan kaka kelas waktu dia SD dan berjarak 3 tahun lebih tua darinya. Pradipta atau biasa disebut Dipta juga tetangga di komplek rumahnya. Status Dipta berisi kata kata yang penuh kegalauan. Padahal, kemarin – kemarin Disya melihatnya mengupload foto – foto tentang pacarnya. Disya yang iseng pun mengomentari status Dipta. Tidak lama kemudian, Dipta pun membalas komentarnya.
Disya : Ya ampun, sampe segitunya
Dipta : Nanti juga kamu akan merasakan, tunggu saja waktunya
Melihat balasan Dipta, Disya pun menutup handphonenya tanpa membuka pesan dari Dipta. Disya pun mendapatkan makanannya dan beranjak pulang menggunakan angkutan umum.
Sesampainya di rumah, Disya mengecek kembali handphonenya dan membaca kembali isi pesan dari Dipta. Setelah dipahami, Disya merasa kesal atas balasannya.
"Gajelas banget dia, bisa-bisanya bilang begini kepadaku."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Maaf ya baru dikit, karena masih pemula juga. Semoga suka akan ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDLESS STORY
Teen Fiction"Terima kasih telah menjadi indah sekaligus mengindahkan setiap kisahku" -Disya "Aku ingin melengkapimu, dari A sampai Z. Terima kasih karena telah terlahir di dunia" -Dipta Bercerita tentang gadis bernama Disya Pistos Zuhara yang manja, cerewet, da...