Raveena Praya Garvita lahir di keluarga sederhana dan harmonis namun ada satu kejadian dimana ia merasa menyesal kepada kedua orang tua nya, karena ia tidak tahu dengan kemampuan yang Raveena miliki
11 tahun yang lalu
"Raveena pegang perut ibu" gadis cilik itu menuruti permintaan ibunya, ia menaruh telapak tangan di perut ibunya dengan lembut
"Bu! Perut ibu bergerak" senyum cerah terpancar dari Raveena, gadis polos itu mendekatkan telinganya di perut sang ibu berharap ada suara yang muncul di dalamnya
"Hmm tidak ada suara" ibu Raveena bernama Tiara hanya tersenyum melihat putri sulungnya, ia mengusap puncak kepalanya dengan pelan
"Raveena apa kamu sudah siap menjadi kakak?" Tanya sang ibu yang sedang duduk bersebelahan dengan Raveena
"Siap kok bu! Raveena sangat ingin punya adik, jadi Raveena nggak sendirian kalau main hehe" mendengar hal itu Tiara langsung memeluk tubuh Raveena hangat, ia begitu mencintai anaknya dan berharap Raveena menjadi sosok yang dewasa dan bertanggung jawab dan bisa melindungi sang adik
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar membuat Tiara beranjak dari kursinya untuk membuka pintu namun putrinya menghadang di di hadapannya
"Biar Raveena yang buka bu! Ibu jangan kecapean, nanti kesian adik Raveena" kata-kata Raveena membuat ibunya duduk kembali sambil tersenyum
Raveena membuka pintu dan melihat di balik pintu ada sosok lelaki yang sangat ia sayangi
"Ayahh!" Raveena memeluk ayahnya kemudian Rio langsung menggendong Raveena di pangkuannya
"Wahh..anak ayah udah besar, sekarang berat kalau di gendong yah haha" Rio menutup pintu, kemudian mendekati istrinya dan langsung memegang perut sang ibu
"Dan...ada anak ayah yang masih ada di perut ibunya" Rio tersenyum lebar karena ia sangat menantikan kelahiran anak keduanya, dia tidak peduli yang lahir perempuan atau laki-laki yang jelas itu adalah anak nya dan ia akan sangat menyayangi nya
"Ia sayang, kalau begitu bagaimana jika kita namai dulu bayi ini dengan nama Galih?" Tiara ingin melahirkan seorang bayi laki-laki, maka ia terus memikirkan nama bayi laki-laki tersebut
"Boleh saja...tapi bagaimana jika seorang perempuan?" Tanya Rio, kemudian Raveena langsung menyela keduanya
"Klara bu! Aku pingin adik Raveena namanya Klara!" Ujar Raveena bersemangat, Rio mencium pipi putrinya yang menggemaskan itu
"Hmm boleh saja sayang"
"Yeyy!" Keduanya tertawa melihat Raveena yang begitu semangat, namun seketika semangatnya hilang berubah menjadi kebingungan
"Ayah...ibu... kenapa mata ayah dan ibu jadi hitam semua?" Tanya Raveena heran, Tiara dan Rio saling bertukar pandang
"Raveena kamu salah lihat, coba ayah mau ambil kaca" Raveena yang masih berada di pangkuan ayahnya mengikutinya sambil mengambil kaca yang tertempel di dinding tersebut
"Mata ayah berwarna hitam dan putih kok, hayohh Raveena kenapa bisa jadi hitam semua" ucap sang ayah sambil menggelitiki tubuh Raveena, ia hanya tertawa dan merasa geli
"Raveena salah lihat ayah, jadi jangan terus menggelitiki Raveena haha"
"Sudah sayang bermainnya, sekarang Raveena tidur yah dan ayah cepat mandi lalu makan" Suruh Tiara, keduanya langsung menurut
"Iyah sayang" ia mengecup pipi istrinya langsung pergi ke kamar mandi, dan Tiara langsung mengantar putrinya menuju kamar nya
"Ibu.. nenek sudah tidur yah?" Tanya Raveena
"Iyah sayang" Sambil menyelimuti putrinya
"Hmm...biasanya nenek suka bacain dongeng Raveena sebelum tidur" Wajah cemberutnya membuat Tiara menggeleng-gelengkan kepala, anaknya begitu menggemaskan
"Ya sudah ibu yang bacain dongeng nya yah"
"Asiiik"
04.34
"Ayah!" Teriak istrinya berkali -kali, sehingga tidur suaminya membuat ia terbangun
"Ia sayang....ada apa" Dengan rasa kantuknya yang masih berbekas, ia melihat istrinya yang tengah kesakitan
"Ayah! Ibu mau melahirkan huh... udah nggak kuat yahh!!" Tio langsung beranjak dari kasurnya dan membawa istrinya naik ke mobil, dia sungguh sangat khawatir
"Tunggu dulu di mobil sayang"
"Cepet ayah!!!"
Tio berlari sampai di kamar mamah mertuanya, ia mengetuk pintu terlebih dahulu kemudian dengan suara teriakannya mamah mertuanya terbangun dan langsung membuka pintu
"Mah Tiara mau melahirkan!! Mamah jaga Raveena, jangan bangunkan dia kasian" mamah mertuanya kaget dan senang karena cucunya akan segera lahir
"Iyah nak, cepat bawa istrimu ke rumah sakit!" Suruh Bu Henny
"Ayah...ada apa?" Raveena terbangun, karena suara kebisingan yang berada di luar kamarnya
"Raveena, ibu mau melahirkan kamu tunggu disini sama nenek yah"
"Raveena pingin ikut yah!" Tolak Raveena, kemudian Tio mensejajarkan tingginya dengan putrinya
"Raveena besok harus sekolah, ayah nggak mau besok kamu kesiangan dan lagi besok kamu harus tampil kan?" Jelas Tio kepada Raveena
"Ayah cepat!!! ibu udah nggak tahannn!" Teriak Tiara, ia sudah tidak tahan lagi
"Oke mah, jaga Raveena yah"
"Iyah! ayo cepat kesian istrimu nak!" Tio langsung pergi menggunakan mobil nya menuju ke rumah sakit, dan entah kenapa Raveena merasa tidak enak hati kepada ayah dan ibunya
Ia menangis dan dia sendiri pun tidak tahu mengapa Raveena menangis. Dan benar saja....
Tut..."Assalamualaikum halo apa ini dengan keluarga pak Rio dan bu Tiara?"
"Ia benar, ini siapa yah?"
"Maaf bu, keduanya mengalami kecelakaan dan di bawa ke rumah sakit Ridogaluh"
Tut....
Tut....
"Halo bu?..."
-
-
-"Ini bu, alhamdulilah anak bu Tiara selamat dan ia perempuan" ucap suster, ia memperlihatkan kepada bu Henny bayi yang berada di keranjang di ruang bayi
Ia sangat sedih dan hatinya sangat sakit, ia belum menerima jika kedua anaknya meninggal di umur yang masih muda
Hai Readers!
Bagaimana prolognya? semoga nyambung yah hhe, dan insyaallah besok akan langsung ke part 1.
Kalau suka ceritanya kalian bisa vote sebagai bentuk apresiasi kalian:)
Terimakasih banyak sudah baca cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Us (On Going)
FantasySeorang gadis SMA bernama Raveena Praya Garvita namanya memiliki arti yang indah yaitu cahaya yang dicintai dengan penuh rasa syukur, namun di pandangan orang lain namanya tidak secantik parasnya dan dia terlihat gelap. Mungkin karena dia gadis kutu...